Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Kematian Jin Yu (2)



Kematian Jin Yu (2)

3Namun … karena Qin Luo menggunakan energi spiritualnya untuk menghancurkan segel itu, banteng darah api penyucian akan benar-benar mematuhi Qin Luo mulai dari sekarang.     

Alasan Qin Luo tidak mengeluarkan jimat pengunci ini di Gunung Pemakaman Dewa karena dia menyembunyikan jimat itu dan tidak ada bersama dengannya. Kalau tidak, Qin Luo sudah akan membuat orang-orang ini tidak bisa meninggalkan Gunung Pemakaman Dewa pada hari itu.     

"Moo!" Banteng darah api penyucian itu meraung dan mulai menyerbu ke arah Yun Xiao dan Yun Luofeng.     

"Banteng darah, bunuh si p*lacur, Yun Luofeng, terlebih dahulu!" Melihat sapi darah penyucian api itu melesat ke arah Yun Xiao dahulu, Qin Luo buru-buru berteriak. "Sedangkan untuk Kaisar Hantu, kau tidak boleh menyakiti wajahnya. Aku masih harus kembali ke Gunung Pemakaman Dewa nanti, kesepian di sana terlalu tak tertahankan."     

Dengan kata lain, Qin Luo ingin membawa Yun Xiao ke Gunung Pemakaman Dewa untuk mengakhiri kesepiannya.     

Seperti yang diduga, banteng darah api penyucian itu patuh terhadap Qin Luo dan malahan menyerbu ke arah Yun Luofeng. Dua tanduknya merah seperti api dan sangat tajam.     

"Hati-hati." Yun Xiao mengangkat lengannya dan menarik Yun Luofeng ke pelukannya. Yun Xiao menggerakkan tubuhnya ke samping dan menghindari serangan banteng darah itu. Alisnya berkerut sementara dia menatap pada banteng yang sedang menyerbu dengan ganas.     

Melihat manusia yang berhasil menghindari serangannya, banteng darah itu menjadi mengamuk. Dia menggaruk telapak kakinya di tanah beberapa kali dan berbalik, dengan cepat beralih ke arah Yun Luofeng.     

"Serang! Bunuh banteng darah ini!" Jun Lintian sangat marah dan mengeluarkan pedangnya, meluncur ke arah banteng itu. Yang lain juga mengeluarkan senjata mereka dan mulai menyerang banteng itu.     

Mereka tidak mengabaikan kata-kata Qin Luo tadi. Dia berkata untuk membunuh semua orang yang hadir!     

"Moo!" Pupil mata banteng itu berubah menjadi semakin merah dan menyerang ke arah siapa pun yang berani menghalangi jalannya seolah banteng itu menderita penyakit sapi gila.     

"Sialan, aku harus mengakhiri pertempuran ini sesegera mungkin. Kalau tidak, jika Keluarga Qin mengetahui jimat ini berada di tanganku …. " Kecemasan memasuki mata Qin Luo.     

Itu benar, Qin Luo mencuri jimat itu!     

Qin Luo memang hanya keturunan kolateral dari Keluarga Qin, namun bakatnya luar biasa, oleh karena itu dia pernah dipilih oleh nona dari keturunan langsung untuk menemaninya. Qin Luo mengambil kesempatan itu dan mencuri jimat nona tersebut.     

Untungnya, nona itu mempertimbangkan persahabatan mereka di masa lalu dan Qin Luo tidak mengakui bahwa dia telah mencurinya, jadi nona itu melepaskan Qin Luo dan mengunci kekuatannya sebelum mengurung Qin Luo di suatu tempat yang terpencil.     

Qin Luo telah mengambil risiko dengan mengeluarkan jimat itu, jadi dia berencana untuk mengakhiri pertempuran itu sebelum Keluarga Qin menemukannya.     

Terlebih lagi, Qin Luo hanya bisa keluar dari Gunung Pemakaman Dewa karena dia menggunakan teknik menggandakan diri, dan tubuh aslinya sebenarnya tersembunyi di dalam gunung.     

Tentu saja, Qin Luo juga harus menanggung dampak karena menggunakan teknik menggandakan diri ini. Dia tidak akan bisa pulih di masa mendatang.     

Memikirkan hingga sejauh ini, mata Qin Luo berbinar dan tatapan dinginnya beralih ke Yun Luofeng, yang sedang dilindungi Yun Xiao, dengan senyum dingin.     

"Membunuhmu saja sudah cukup. Aku bisa menyelesaikan yang lainnya nanti …. "     

Wuss!     

Sementara semua orang menghadapi banteng darah itu, tubuh Qin Luo berubah menjadi sebuah pedang tajam dan dengan cepat menembak ke arah Yun Luofeng.     

Yun Luofeng mendongak dan melihat Qin Luo yang mendekat, senyum terangkat di bibir Yun Luofeng.     

Jika Yun Luofeng belum menerobos, mungkin dia tidak bisa menghadapi Qin Luo. Namun sekarang, dia seratus persen yakin dia bisa menang melawan Qin Luo.     

Namun, ketika Yun Luofeng sedang menunggu serangan itu dengan tenang, sesosok orang muncul di hadapannya dengan kecepatan kilat dan menghalangi serangan yang fatal itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.