Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Waktunya Menikah (2)



Waktunya Menikah (2)

0Huang Yingying buang muka dan tidak menatap pada Ling Shuang.     

Provinsi Utara tidak punya siapa-siapa selain diri mereka sendiri untuk disalahkan atas segalanya! Pada saat itu, Yun Luofeng melepaskan Provinsi Utara untuk tetap hidup karena dia sedang terburu-buru mencari Hong Luan. Mereka tidak menyangka Yun Luofeng akan balas dendam! Jadi bukankah Provinsi Utara melakukan ini pada diri mereka sendiri?     

Setelah Ling Shuang pingsan karena diinjak, Yun Luofeng perlahan memindahkan kakinya dan sebuah sapu tangan diserahkan pada Yun Luofeng dari samping tepat pada waktunya.     

"Bersihkan kakimu agar kau tidak mengotori kakimu." Suara kasar pria itu rendah namun penuh dengan kelembutan. Bahkan matanya yang asing menyala, sebuah cahaya cemerlang yang hanya muncul ketika Yun Luofeng berada di depannya.     

Yun Luofeng tersenyum dan menerima sapu tangan itu. Dia meletakkan sapu tangan di lantai dan menyeka sepatunya beberapa kali sampai noda darah itu bersih.     

"Aku akan menangani sisanya." Pria itu menoleh dan mengirim tatapan dingin pada Feng Qi. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, namun Feng Qi mengerti perintah pria itu.     

"Tuan, aku akan mengubur pria ini hidup-hidup sekarang. Oh iya, Kediaman Gubernur Provinsi Utara tidak perlu ada lagi …. "     

Hati semua orang dari Provinsi Utara berubah menjadi sedingin es. Beberapa dari mereka bahkan ambruk ke lantai dan kencing di celana karena ketakutan.     

Yun Luofeng terus menatap pria di sebelahnya, makna membingungkan berada di matanya.     

Kau membunuh orangnya, aku mengubur mayatnya! Ini adalah janji yang pernah diberikan pria itu pada Yun Luofeng. Dan pria itu menepatinya selama bertahun-tahun ini.     

Pria itu tidak pernah mencampuri semua hal yang wanita itu ingin selesaikan sendiri, ataupun menghentikannya. Pria itu hanya berdiri di belakang wanita itu tanpa satu patah kata pun dan mengurus dampak akhirnya.     

….     

"Ayo pergi, Yun Xiao." Yun Luofeng tersenyum.     

Senyum Yun Luofeng sangat cantik, begitu cantik hingga Yun Xiao tidak bisa memalingkan tatapannya, seolah dia tidak pernah bisa cukup melihat wanita di sampingnya itu.     

Di dalam ruang perjamuan, Kakek Jun terbatuk kering dan sambil terkekeh berkata, "Semua orang dari Suku Perawan Suci, kalian bisa duduk ditempat duduk Provinsi Utara. Jangan biarkan suasana hati kita terpengaruh oleh orang-orang itu. Sekarang, aku akan memperkenalkan putri dan cucu perempuanku pada kalian."     

"Saya yakin kalian telah mengetahui putriku, Jun Fengling, menantuku, Ye Jingchen, dan cucu perempuanku, Ye Qi." Semua bagian wajah Kakek Jun tersenyum sembari dengan semangat berkata, "Namun, putriku juga memiliki sepasang anak kembar perempuan dan laki-laki, Xiao Xie, Jun'er, datanglah ke sisi kakek."     

Begitu Jun Lintian selesai berbicara, Ye Xie dan Ye Jun berdiri dari tempat duduk mereka dan berjalan dengan semangat ke depan Jun Lintian.     

"Kakek." Ye Jun dan Ye Xie sama-sama memiliki senyum yang menggemaskan melebar di wajah mereka. Berbeda dengan Ye Jun yang terlihat bertanggung jawab, Ye Xie, sebagai saudara laki-lakinya, lebih polos dan mudah tertipu.     

"Anak-anakku yang baik." Tulang Jun Lintian menjadi lemas dari panggilan "Kakek", dan senyum di wajahnya melebar.     

Kakek Jun memeluk Ye Jun dengan satu lengan dan Ye Xie dengan lengan yang lainnya. Dia tidak berharap apa-apa selain memeluk kedua bocah kecil yang menggemaskan itu selamanya dan tidak pernah melepaskan mereka.     

Roda tidak bisa ditahan untuk berputar di benak semua orang. Baik itu Ye Qi atau pun Ye Jun dan Ye Xie, mereka tidak diragukan lagi adalah jembatan bagi orang-orang tersebut untuk mendapatkan dukungan dari Keluarga Jun.     

Ye Jun dan Ye Xie memang masih muda, namun itu tidak akan menghalangi orang-orang untuk mengirim anak-anak mereka yang berusia sama untuk berteman dengan Ye Jun dan Ye Xie. Terlebih lagi, seharusnya akan lebih mudah untuk terhubung dengan mereka berdua di usia yang muda.     

"Xie'er, Jun'er, kalian bisa duduk di pangkuan Kakek. Kalian tidak perlu pergi ke sisi orang tua kalian." Kakek Jun tersenyum. Mudah untuk mengatakan bahwa kakek tua itu sedang bersuasana hati baik selama beberapa hari terakhir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.