Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Ahli dari Suku Naga (6)



Ahli dari Suku Naga (6)

3Song Mu mendengus. "Presiden tidak ada di sini di Aliansi. Bahkan jika dia ada di sini, kami tidak akan menyerahkannya!"     

"Hmph!" Naga itu mendengus. "Kalian memaksa tanganku! Karena kalian ingin mati, maka aku akan mengabulkan keinginanmu!"     

"Aum!"     

Raungan marah naga itu bergema di langit, sebuah embusan napas naga mengiris melewati udara, mengarah langsung pada manusia di lantai.     

"Hati-hati!" Xiao Xi menarik Xiao Yan dan melindungi Xiao Yan di bawah tubuhnya.     

Xiao Yan membeku. Dia bisa merasakan cairan hangat perlahan menetes ke wajahnya, lembab dan dengan aroma tembaga.     

Xiao Yan perlahan mendongak. Hatinya tersentak, dan air mata ingin lepas dari matanya.     

"Bibi Xiao Xi …. "     

Wanita itu berdarah dari semua celah di wajahnya, darah segar timbul dari sarafnya dan menyebabkan tubuhnya meregang kencang.     

"Pergi dari sini dan beri tahu Presiden untuk tidak pergi ke Suku Naga … dia tidak boleh pergi ke Suku Naga …. "     

Brak!     

Xiao Xi meninju dada Xiao Yan, dan tubuh Xiao Yan langsung terlempar terbang. Xiao Yan dengan panik menjulurkan tangannya untuk meraih Xiao Xi, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa selain melihat sembari teman-temannya semakin menjauh.     

Naga itu dengan jijik melirik Xiao Yan, namun dia tidak mengejarnya. Naga itu mendengus, wajahnya tidak ada emosi. "Hanya seorang bocah setengah binatang buas. Dia tidak membangkitkan hasratku untuk membunuhnya. Bagus juga membiarkannya pergi, dengan begitu, seseorang akan memberi tahu Yun Luofeng mengenai ini!"     

Pada saat Xiao Xi mengirim Xiao Yan pergi, Xiao Xi, tidak bisa menopang dirinya sendiri lagi dan terjatuh dengan suara gedebuk. Darah mengalir keluar dari tubuhnya, mewarnai lantai di sekitar Xiao Xi menjadi merah.     

"XIAO XI!" Mata Song Mu meludahkan api kemarahan yang dipenuhi dengan kebencian. Dia berbalik pada naga di udara itu. "Hari ini, bahkan jika kami mati di sini, kami akan mati tanpa penyesalan! Presiden dan yang lainnya pasti akan membalaskan dendam kami!"     

"Membalaskan dendammu?" Naga itu menyatakan dengan angkuh, "Sekelompok manusia yang tidak penting berkhayal untuk balas dendam pada Suku Naga kami?"     

"Suku Phoenix adalah bawahan dari Presiden kami, apakah menurutmu Presiden tidak punya kemampuan untuk membalaskan dendam kami?" Song Mu dengan erat mengepalkan tangannya.     

"Haha!" Naga itu tertawa gila. "Tidak heran kalian berani untuk tidak menghormati Suku Naga, ternyata kalian punya dukungan dari Suku Phoenix. Kau pikir burung-burung kecil itu bisa memprovokasi Suku Naga? Jika Suku Phoenix punya nyali untuk datang, maka aku akan menembak setiap orang yang datang dan menembak setiap pasangan yang datang!"     

Walaupun Suku Naga dan Suku Phoenix sama-sama berdiri di puncak Provinsi Binatang Buas, bagaimana mungkin dua kelompok yang dinyatakan sama-sama nomor satu mengakui bahwa kekuatan pihak yang lain sama dengan mereka?     

Suku Naga memandang rendah pada Suku Phoenix, namun sebaliknya juga berlaku untuk Suku Phoenix!     

"Tuan Song Mu, mari kita pertaruhkan segalanya melawan naga ini! Jika kita tidak beruntung mati di sini, maka kita akan terus menjadi saudara di neraka!"     

"Itu benar, manusia akan mati juga pada akhirnya. Apa perbedaannya antara mati lebih cepat dan mati nanti? Kita bahkan bisa mencari jalan untuk Presiden dan Wakil Presiden di neraka, hahaha!"     

Mungkin karena rasa takut yang berlebihan, hal-hal kurang ajar tiba-tiba mulai keluar dari mulut orang-orang ini untuk menutupi getaran ketakutan di hati mereka.     

"Persetan! Aku sudah tidak mau hidup bersembunyi! Aku akan pergi terlebih dahulu, ikuti saja aku!" Seorang pria mengutuk sebelum dengan cepat menyerbu ke arah naga itu, kegilaan menguasai matanya.     

"Berhenti!" Song Mu berteriak dengan cemas.     

Namun sudah terlambat. Pria itu sudah tiba di hadapan naga itu dan langsung ditelan oleh embusan napas naga itu.     

Mata Song Mu mengerut. Tangannya masih menjulur ketika dia melihat temannya yang lain menghilang di depan matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.