Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Bertemu dengan Pasukan Tengkorak lagi (2)



Bertemu dengan Pasukan Tengkorak lagi (2)

3Begitu tengkorak itu tiba, Yun Luofeng membuka matanya dan energi yang kuat langsung meledak. Segera setelah itu, api jiwa hijau lumut itu melayang keluar dari mata pasukan tengkorak itu ….     

Pada saat itu, para tengkorak menghentikan aksi mereka sementara dua api roh yang keras kepala tanpa henti saling beradu melawan satu sama lain, bersaing untuk kendali.     

Yun Luofeng tidak santai. Roh yang Yun Luofeng hasilkan adalah dari rohnya sendiri, dan hanya dengan menggunakan kekuatan dari rohnya sendiri dia akan bisa mengendalikan tengkorak itu. Tentu saja, jika Yun Luofeng tidak melahap roh naga air itu, dia tidak akan bisa melakukan metode berisiko ini untuk mengendalikan tengkorak itu bahkan jika rohnya telah berkembang.     

Akhirnya, api jiwa Yun Luofeng telah mengambil alih, menelan api jiwa milik lawan ….     

Detik berikutnya, tubuh Yun Luofeng menjadi lemas dan dia terjatuh ke pelukan yang hangat, Yun Xiao memeluk Yun Luofeng dengan erat sementara jejak sakit hati melintas di mata hitam Yun Xiao.     

"Yun Xiao, aku baik-baik saja," Yun Luofeng tersenyum. Yun Luofeng tahu apa yang ingin dikatakan Yun Xiao dan oleh karena itu sebelum dia membuka mulutnya, Yun Luofeng berkata, "Jiwaku bisa pulih secara perlahan, kau tidak perlu khawatir. Selain itu, aku tidak ingin bergantung padamu untuk semua hal, tetapi untuk bertarung bersama denganmu!"     

Terus terang, Yun Luofeng bisa saja meminta Yun Xiao untuk menundukkan para tengkorak ini dari awal. Bagaimanapun juga, dengan kemampuan Yun Xiao, dia akan bisa membuat tengkorak itu menghilang. Oleh karena itu, akan lebih baik menggunakan tengkorak itu untuk diri Yun Luofeng sendiri, agar meningkatkan kekuatannya.     

Pada waktu yang sama di kedalaman Gunung Pemakaman Dewa, seorang wanita sedang duduk bersila tiba-tiba membuka matanya, meludahkan seteguk darah. Wajahnya pucat dan kemarahan bisa terlihat di matanya.     

"Siapa? Siapa yang menelan api jiwaku dan menyambar pasukan tengkorak milikku? Jika aku menemukan pelakunya, aku tidak akan pernah melepaskannya!" Beberapa kata-kata terakhirnya diucapkan bersama dengan gemertak giginya.     

Api Jiwanya telah ditelan dan wanita itu akan harus mengolah untuk waktu yang lama agar pulih, jadi bagaimana dia bisa memaafkan orang yang melakukan itu?     

Yun Luofeng tidak menyadari apa yang terjadi di kedalaman Gunung Pemakaman Dewa. Setelah menundukkan pasukan tengkorak itu, dia pergi dari gunung bersama dengan Yun Xiao.     

Namun … dia merasakan bahwa Mo Qiancheng di matriks Suku Penyihir telah mulai bergerak, dan dengan sedikit kecenderungan untuk keluar dari matriks. Perasaan ini menyebabkan Yun Luofeng bergidik.     

Mo Qiancheng sangat mencintai Jueqian dan untuk menyelamatkan Ji Jiutian dan dirinya sendiri, Yun Luofeng berpura-pura menjadi Jueqian. Jika Mo Qiancheng keluar dari matriks itu dan mengetahui tentang keberadaan Yun Xiao, dia pasti akan menjadi gila. Namun, Mo Qiancheng adalah titik pusat matriks dan menurut alasan itu, dia seharusnya tidak bisa keluar dari matriks itu, namun mengapa dia mulai bergerak?     

Hati Yun Luofeng yang berdetak kencang secara perlahan menjadi tenang. Dia harus meningkatkan kekuatannya secepat mungkin untuk mengatasi masalah berikutnya!     

Selain itu … Yun Luofeng tidak akan pernah membiarkan Mo Qiancheng untuk melukai Yun Xiao sedikit pun!     

"Tuan Putri …. " Xiao Mo juga merasakan ini dan bahkan suaranya sedikit bergetar.     

"Sekarang masalah ini sudah mendesak, aku harus meningkatkan kekuatanku di waktu yang tersedia ini untuk bisa melawan Mo Qiancheng!" Yun Luofeng mengepalkan tangannya dan memperlihatkan kesungguhan.     

Mengangkat alisnya sedikit, Yun Xiao berbalik ke arah Yun Luofeng dan bertanya, "Apa yang terjadi?"     

Yun Luofeng terkejut dan kembali pada kesadarannya. Mata hitam pekatnya menatap tajam pada pria di hadapannya sementara nada suaranya tegas tak tertandingi. "Yun Xiao, aku benar-benar tidak akan pernah membiarkanmu meninggalkan sisiku …. "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.