Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Pangeran dari Putri (2)



Pangeran dari Putri (2)

0"Tidak ada orang yang bisa melukaimu." Yun Xiao berbicara dengan sangat serius.     

"Jika Suku Macan Tutul berniat melukaimu, maka mereka tidak perlu ada."     

Yun Luofeng tersenyum namun tidak begitu memperhatikan kata-kata Yun Xiao. Yun Luofeng berjalan melewati pintu masuk yang mengesankan dan selalu ada penjaga. Untungnya, tidak ada yang terjadi di sepanjang jalan.     

Mereka masuk ke penjagaan yang terakhir tanpa hambatan dan saat itu, seorang pria sedang duduk di dalam paviliun tiba-tiba terlihat di pandangan Yun Luofeng.     

"Yun Luofeng," Pada saat yang sama, Hu Li juga melihat Yun Luofeng dan kegembiraan muncul di matanya. Sosok Hu Li dengan cepat berlari di langit dan muncul di hadapan mereka. "Seperti yang diharapkan, kau di sini."     

Yun Luofeng melirik ke belakang Hu Li namun tidak melihat sosok mungil itu dan tidak bisa menahan untuk mengerutkan keningnya. "Di mana Wu?"     

Bocah kecil yang dipanggil Yun Luofeng dengan panggilan Wu adalah bocah yang ia ambil dari jalan sebelumnya dan menugaskan Hu Li untuk menjaganya. Tubuh Hu Li menegang dan menundukkan kepalanya karena merasa bersalah. "Maafkan aku tetapi aku kehilangan dia."     

"Kehilangan?" Yun Luofeng mengangkat alisnya dan bertanya.     

Hu Li tersenyum pahit. "Setelah mengetahui Hong Luan pergi ke Provinsi Binatang Buas, aku membawa Wu ke sini. Siapa yang tahu kita akan menghadapi bahaya di sepanjang gurun pasir dan akibatnya aku kehilangan Wu …. "     

"Tidak apa-apa, jika bocah itu benar-benar punya niat jahat, dia akan muncul."     

Yun Luofeng mengangkat bahunya dan berkata dengan senyum palsu. "Hu Li, bisakah kau menjelaskan padaku bagaimana kau menjadi pangeran dari putri Suku Macan Tutul?"     

"Ini …. " Hu Li terbatuk kering, dengan kecanggungan di wajahnya, "Saat itu ketika aku masuk ke Kota Binatang Buas, aku diganggu oleh putri sulung dan untuk menyelamatkanku, Putri Yin Li berpura-pura seolah dia menyukaiku." Kalau tidak, Hu Li berpikir dia sudah akan menjadi anggota harem milik putri sulung.     

Memikirkan hal ini, Hu Li tidak bisa menahan gemetar, sembari dia memperlihatkan kebencian dengan sekuat tenaga.     

"Putri Yin Li berjanji padaku untuk membantuku mencari Wu dan mengawasi kemunculanmu. Oleh karena itu, aku tetap tinggal di sini."     

"Mengapa kau tahu aku pasti akan datang ke Kota Binatang Buas?" Yun Luofeng mengelus dagunya dan terus bertanya.     

Hu Li memberikan Yun Luofeng lirikan menggoda. "Dengan kepribadianmu, bagaimana kau tidak akan muncul ketika Hong Luan hilang di Kota Binatang Buas ini?"     

Bum!     

Tanpa diduga setelah Hu Li selesai berbicara, sebuah kekuatan yang kuat meledak dengan suara kencang, menyebabkan tubuh Hu Li langsung terlempar dan jatuh ke tanah dengan keadaan menyedihkan.     

Yun Xiao merobek lengan bajunya sendiri dan menyeka mata Yun Luofeng sambil mengerutkan keningnya.     

"Yun Xiao, apa yang kau lakukan?" Yun Luofeng mengambil beberapa langkah mundur dan bertanya.     

"Dia memberikanmu lirikan menggoda tadi."     

"Dan kemudian?"     

"Aku khawatir lirikan itu mungkin akan menodai matamu."     

Begitu Yun Luofeng mendongak dan melihat ekspresi serius Yun Xiao, mulutnya tidak bisa menahan untuk berkedut.     

Pada saat ini, sebuah gelombang langkah kaki terdengar dan pemimpinnya adalah seorang pria paruh baya yang mengeluarkan aura mengesankan, yang sulit dikendalikan dan tegas. Penampilan pria paruh baya itu tampan dan dengan diikuti para pengawal ketika dia berjalan, pria paruh baya itu bahkan terlihat lebih seperti raja.     

"Ayah." Ekspresi Yin Li sedikit berubah sementara dia dengan hormat menundukkan kepalanya dan memanggil.     

"Yin Li, kau telah merebut pria kakakmu lagi?" Nada suara pria paruh baya itu dingin sementara dia berbicara dengan datar.     

"Ayah, ini adalah teman-teman suamiku. Oleh karena itu …. "     

"Hmph!" Pria paruh baya itu mendengus dan memberikan lirikan jijik pada Hu Li. "Demi seorang pria, kau menentang kakakmu lagi dan lagi. Apakah ini pantas?"     

Hu Li yang disebut-sebut oleh raja macan tutul dengan santai menemukan sebuah tempat duduk batu dan duduk, sementara jerami padi tergantung di mulutnya, terlihat seperti berandalan. Di dalam mata phoenix Hu Li yang menggoda, terkandung senyum yang tidak setuju.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.