Datangnya Sang Penyihir

Kelabang di Lautan Hampa



Kelabang di Lautan Hampa

1Alun - Alun Naga      

Ratu Naga Merah berubah wujud menjadi naga. Sebelum membiarkan Link naik di punggungnya, ia menoleh padanya dan berkata, "Sekarang tutup matamu."      

"Kenapa?" tanya Link penasaran. Tetap saja, ia menutup matanya rapat-rapat.      

"Aku harus menelanmu di tubuh nagaku. Seluruh tubuh mungkin terlihat agak mengganggu, dan aku benar-benar tidak ingin menunjukkan taring-taringku yang mengerikan padamu. Kau mungkin akan membenciku karena itu. Kau tahu, mungkin menutup mata saja tidak cukup. Aku harus mengucapkan mantra Kebas padamu."      

Saat ia berbicara, Link merasakan Kekuatan Naga Gretel di atasnya. Ia pastilah sudah merapalkan mantra pada Link.      

Mantra itu dengan segera menumpulkan semua indra Link. Tidak hanya lingkungannya menjadi gelap, tetapi ia juga tidak bisa mendengar atau merasakan apa pun di sekitarnya. Link kemudian merasa dirinya diangkat dan meluncur ke bawah tabung yang hangat.      

Lima detik kemudian, suara Ratu Naga Merah dapat terdengar sekali lagi. "Baiklah, kau bisa membuka matamu sekarang." Ketika Link membuka matanya, ia mendapati dirinya berenang dalam massa cairan yang tidak diketahui. Di sekelilingnya tampak samar-samar cahaya merah, dan cukup luar biasa ia perhatikan ia dapat bernapas secara teratur dalam cairan itu tanpa risiko mati lemas.      

Sensasi itu hampir seperti kembali ke rahim ibunya.      

Dengan suara jentik tangan yang tiba-tiba, cahaya kemerahan di sekitar Link telah lenyap, dan sebagai gantinya muncul cermin sihir yang membuatnya melihat apa yang Red Dragon Queen lihat saat ini.      

"Bisakah kau melihatnya?" Suara Gretel bergemuruh dari luar.      

"Ya, aku bisa melihat semuanya dengan jelas. Ini pemandangan yang menakjubkan," seru Link. Ia belum pernah merasakan kenyamanan seperti itu di ruang yang mirip seperti rahim. Tempat itu sangat luar biasa walau hanya digunakan untuk berbaring dan ia pun dapat tidur siang selama yang ia inginkan.      

Suara Gretel bergemuruh lagi. Kali ini dengan sedikit kepuasan, "Tempat itu disebut vesikel. Awalnya digunakan untuk mengakomodasi penumpang. Setelah beberapa generasi evolusi, meskipun masih mempertahankan fungsinya sebagai kompartemen untuk penumpang, kami berhenti menggunakannya untuk orang luar."      

"Jika itu masalahnya, mengapa repot-repot menjaganya? Aku pikir pemeliharaan vesikel membutuhkan sejumlah besar input energi." Itu adalah salah satu dari banyak kebiasaan Link. Kapan pun sesuatu tampak tidak masuk akal baginya, ia akan mencoba memahaminya melalui penalaran yang logis.      

Gretel tertawa tanpa benar-benar memberikan Link jawaban. "Baiklah, sudah cukup pertanyaan untuk saat ini. Aku berangkat sekarang!"      

Melalui pemandangan sihir di vesikel, Link bisa melihat riak bercahaya di udara di depan Gretel. Ia kemudian mengambil langkah lebar ke depan, dan tubuh naganya yang besar meleleh melalui riak-riak.      

Di dunia luar, Link bisa melihat retakan memancar dalam jumlah besar di ubin hijau di alun-alun. Ini adalah hasil dari getaran spasial yang terus-menerus dikirim keluar dari tubuh naga. Itu hampir sepele dibandingkan dengan efek Pemindahan Alam.      

Dua detik kemudian, tubuh Gretel benar-benar tenggelam ke kedalaman spasial. Kekuatan Naga Merah menyelubungi seluruh tubuhnya, memberinya penampilan naga kristal berkilau.      

Mereka segera diliputi oleh pemandangan yang fantastis di sekitar mereka. Siluet cemerlang menari-nari di sekitar kanvas spasial dari wilayah dalam Firuman. Saat mereka menyeberang lebih dalam melalui ruang, cahaya di sekitar mereka secara bertahap memudar. Tak lama mereka benar-benar tenggelam dalam kegelapan.      

Seluruh proses itu tidak seperti menyelam ke kedalaman lautan. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa seorang penyelam akhirnya akan mencapai dasar lautan, sedangkan di wilayah terjauh ruang berdiri tembok di antara dunia. Di balik tembok itu terbentang Lautan Hampa.      

Kubah Pelindung di Lembah Naga hampir tidak bisa ditembus, terutama di sekitar Kuil Naga. Kubah itu bertindak sebagai pencegah terhadap segala macam penyerangan dari Lautan Hampa.      

Sambil membawa Link di dalam dirinya, Gretel berenang ke bawah selama lebih dari satu menit. Kegelapan benar-benar menelannya pada saat itu. Kemudian, Link melihat secercah cahaya di depannya. Ratu Naga Merah pun berbicara, "Baiklah, kita berada di Lautan Hampa."      

Dari cermin sihir, Link bisa melihat bahwa kabut putih telah mengelilingi tubuh Ratu Naga Merah, mengaburkan visinya. Di tengah kabut, seberkas cahaya tiba-tiba melintas. Link juga bisa melihat beberapa pusaran berputar di kejauhan.      

Di belakang Ratu Naga Merah terlihat sesuatu yang besar bercahaya. Karena kabut putih di sekelilingnya, tidak ada dari mereka yang bisa melihat dengan jelas objek itu, tetapi Link tahu bahwa itu adalah alam Firuman.      

"Baiklah, aku akan bergerak maju. Visibilitas rendah, dan mungkin ada bahaya mengintai, jadi aku harus berkonsentrasi untuk tetap terbang. Jika ada meteorit mengarah pada kita, kau harus memberitahuku," kata Gretel.      

"Baiklah," kata Link. Ia kemudian memperhatikan bahwa Gretel telah mulai terbang menjauh dari alam Firuman. Jalan di depan mereka pun mengabur dengan segala macam bahaya di sana. Tidak berani membiarkan apa pun mengalihkan perhatiannya bahkan untuk sesaat, Link membiarkan matanya terbuka lebar ketika ia mengamati sekelilingnya sepanjang perjalanan mereka.      

Ratu Naga Merah terbang perlahan ke depan menyusuri Laut. Sekitar lima menit kemudian (semua pengukuran waktu dilakukan oleh Link pada titik ini dengan alam Firuman sebagai titik rujukannya, karena konsep waktu itu sendiri pada dasarnya tidak berarti di Lautan Hampa), Link perhatikan bahwa alam Firuman benar-benar menghilang dari pandangan di belakang mereka. Mereka sekarang dikelilingi oleh bola cahaya dan energi yang samar di segala arah.      

Di tempat seperti itu, orang bisa kehilangan arah dengan mudah tanpa titik referensi di ruang angkasa, dan mungkin akan melayang melalui Lautan Hampa tanpa ujung yang terlihat. Link tiba-tiba teringat cendekiawan yang melarikan diri dari Firuman. Ia pasti telah melayang di Lautan Hampa selama berbulan-bulan sebelum akhirnya berhasil menemukan jalan mereka kembali ke alam Firuman. Prestasi seperti itu tidak lain merupakan suatu keajaiban.      

Ratu Naga Merah kini bergerak sangat lambat. Ia sekarang merasa lebih gugup pada saat ini. Link bisa merasakan jantungnya berdetak lebih kencang, meningkatkan suhu di dalam rahim. "Link, apakah kau melihat sesuatu?" tanya Gretel.      

"Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya ada bola energi di sekitar kita. Aku tidak melihat sesuatu yang berarti." Link telah memindai cermin sihir dengan penuh perhatian, tetapi masih tidak dapat menemukan satu pun meteorit di sekitar mereka.      

Gretel terus terbang ke depan.      

Segera setelah itu, Link tiba-tiba melihat bayangan hitam menembus kabut putih. Ia menajamkan matanya ke arahnya, tetapi tidak bisa melihat apa-apa.      

"Kurasa aku melihat sesuatu bergerak," bisik Link.      

Detak jantung Gretel meningkat semakin cepat. Ia bergerak melambat, dan tubuhnya mengambil sikap yang lebih defensif. "Aku merasakannya juga. Mungkin itu makhluk hidup. Aku bisa merasakannya menatapku."      

Gretel merasa lebih gugup sekarang. Ia tidak punya banyak pengalaman melakukan perjalanan menyusuri Lautan Hampa. "Kenapa kita tidak kembali sekarang? Setelah wujud nagaku pulih sepenuhnya, kita bisa kembali ke Lautan Hampa bersama-sama. Selain itu, kita hanya perlu menunggu tiga bulan lagi sampai wujud nagaku pulih sepenuhnya, yang tentu saja tidak akan selama itu." usul Link. Terlalu berbahaya untuk melanjutkan pada titik ini, terutama dengan makhluk tak dikenal melirik mereka dari kejauhan. Jika Link bisa berubah wujud menjadi naga, ia masih bisa berguna bagi Ratu Naga Merah di Lautan Hampa.      

Adapun Meteorit Astral yang sedang mereka cari, mereka tidak perlu menemukannya secepat itu. Pada akhirnya mereka akan menemukannya setelah melakukan beberapa perjalanan ke Lautan Hampa.      

Gretel terdiam sesaat. Ia kemudian berbicara, "Baiklah kalau begitu. Sayang sekali kita tidak bisa menemukan meteorit."      

Ia lalu merasakan koordinat Firuman dan mulai berjalan kembali ke sana. Satu jam kemudian, tiba-tiba, sosok hitam melesat melalui kabut dan bertabrakan dengan tubuh Gretel.      

Berkat kewaspadaan Gretel, ketika sosok hitam itu muncul, ia segera mencondongkan tubuh ke satu sisi dan mengeluarkan Semburan Hampa Naga padanya.      

Semua ini telah dilakukan oleh Gretel dalam satu gerakan luwes, dan sosok hitam itu menerima pukulan berat dari serangannya. Semburan Hampa Naga Ratu Naga Merah memiliki diameter lebih dari lima kaki. Energinya putih bersih dan sangat terkonsentrasi. Ketika ledakan energi menghantam sosok hitam, kecepatannya lalu berkurang drastis.      

Namun, alih-alih terdorong mundur, makhluk itu bertahan sedikit demi sedikit melalui aliran energi dari rahang Gretel.      

Ketika terdorong maju menuju Gretel, Link berhasil melihat bentuk entitas itu dengan jelas. Tubuhnya berwarna keabu-abuan, dan menyerupai kelabang raksasa. Tubuhnya yang panjang dan sempit berukuran sekitar 50 kaki dan dilapisi dengan kaki hitam ramping yang tak terhitung jumlahnya di kedua sisi.      

Kakinya tampaknya tidak dibuat untuk berjalan, melainkan berfungsi sebagai pendayung kecil yang mendorong tubuh hitam itu melalui Lauan Hampa.      

Link terpana. Ia telah melihat makhluk seperti itu sebelumnya di dalam game, tetapi makhluk di depannya sekarang jauh lebih besar daripada yang dulu dia lihat di dalam game.      

Para pemain hanya menyebutnya sebagai kelabang di game, tetapi ia seratus kali lebih berbisa daripada kelabang biasa.      

"Hati-hati dengan kakinya, Yang Mulia..." Link tidak menyelesaikan kalimatnya.      

Gretel telah mengayunkan ekornya pada kelabang itu, yang sekarang berjarak 60 kaki darinya.      

Gerakan kelabang sangat dibatasi karena masih dibombardir oleh Semburan Hampa Naga Ratu Naga Merah. Akibatnya, ia tidak dapat menghindari ekornya tepat waktu dan menerima serangan langsung darinya.      

Link melihat ketika tubuh kelabang itu dihantam oleh ekor naga dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga muncul kepingan keabu-abuan terpecah dari satu sisi tubuhnya. Beberapa kakinya juga robek akibat benturan.      

Di permukaan, nampaknya Ratu Naga Merah sekarang berada di atas angin. Namun, Link merasakan ada sesuatu yang salah, dan berteriak, "Yang Mulia, hati-hati dengan sengatnya!"      

Ketika mengatakan itu, Link menekan tangannya pada vesikel, dan aliran Kekuatan Naga mengalir melalui tubuh Gretel dalam sekejap.      

Sedari awal kekuatan Naga milknya datang dari Gretel. Meskipun kondisinya telah mengalami beberapa perubahan, ia masih bisa menggabungkan kekuatannya dengan Kekuatan Naga Gretel. Kekuatan Naga Maksimumnya sekarang telah mencapai 14.500, sedangkan Gretel lebih dari 20.000. Tidak mungkin gabungan Kekuatan Naga dari dua master itu akan kalah dari entitas makhluk Legendaris Level 14.      

Meskipun Gretel tidak tahu mengapa Link mengeluarkan peringatan seperti itu, ia tidak berani menurunkan kewaspadaannya. Diiringi dengan suara berdengung, penghalang merah tingkat legendaris itu pun telah terbentuk di sekitarnya. Ia juga mulai memfokuskan Kekuatan Naga-nya ke pada kubah pelindung.      

Kelabang mengeluarkan pekikan, dan tiba-tiba muncul riak energi hitam yang kasar muncul di sekitarnya. Yang bahkan lebih menakutkan adalah fakta bahwa kaki hitam dan ramping di sekitarnya melesat seperti peluru kendali ke segala arah menuju arah Gretel.      

Link dapat melihat asap hitam keluar setelah masing-masing kakinya melesat seperti rudal. Ia tahu bahwa asap itu mengandung racun. Racunnya tidak hanya akan merusakkan daging, tetapi juga bisa melelehkan energi murni.      

Kaki makhluk itu membentur penghalang tanpa henti, mengelupasnya lapisan demi lapisan. Tebalnya kini hanya setipis kertas pada saat kaki kedua puluh menghantam penghalang.      

"Asap hitamnya mencair melalui penghalang energiku!" Gretel berteriak panik. Ia mengeluarkan semburan napas naganya lagi pada kelabang.      

Kali ini serangannya efektif. Setelah mengepung kubah penghalang Gretel dengan kakinya, kelabang itu telah menghabiskan sebagian besar kekuatannya. Ia tertiup kembali oleh ledakan Semburan Hampa Naga, dan menghilang ke kedalaman Lautan Hampa.      

Gretel tidak ingin memperpanjang pertarungan mereka lagi dan segera melaju ke alam Firuman.      

Setelah beberapa saat, ia menjerit panik. "Tidak bagus, ekorku dihantam oleh salah satu penyengat makhluk itu!"      

Link melihat ke belakang dan melihat bahwa memang ada dua sengatan hitam menempel di ekornya. Bahkan dengan perlindungan sisik naga sekalipun, ujung kedua penyengat telah menembus kulitnya.      

Gretel pasti tersengat ketika ia mengayunkan ekornya pada kelabang. Racun itu memang kuat. Gretel berteriak kesakitan, dan Link melihat bahwa penglihatannya mulai kabur. Jalur penerbangannya juga menjadi semakin tidak menentu.      

"Apa kau baik baik saja?" Link bisa merasakan bahwa Kekuatan Naga Gretel sedang menyurut dengan cepat. Ia mulai panik dan terus menuangkan sebagian Kekuatan Naga-nya ke tubuh Gretel.      

"Racun itu memakan kekuatanku. Tidak, ia juga mengacaukan pikiranku..."      

Situasi semakin memburuk dari menit ke menit. Namun, cukup aneh. Link memperhatikan bahwa racun itu belum memasuki vesikel. Ia merasa baik-baik saja bahkan ketika ia menghirup cairan di sekitarnya.      

Pada saat itu, Link melihat bentuk hitam mengambang di kejauhan. Ia segera berteriak, "Lihat, ada meteorit di sisimu!"      

Ratu Naga Merah masih dapat mendengarnya dan ia pun melihat ke sekeliling dan memperhatikan meteorit itu. Ia berhasil meraihnya dengan cakarnya dan seperti seorang pemabuk, ia gemetaran melanjutkan perjalanannya menuju Firuman.      

Setengah jam kemudian, hamparan cahaya besar muncul di hadapan mereka. Itu adalah alam Firuman.      

Kondisi Gretel telah memburuk ke titik di mana ia sekarang tidak dapat membedakan kiri dan kanan. Pada akhirnya, ia dengan kikuk menerobos dinding ruang Firuman.      

Setelah berenang melalui ruang selama tiga menit, keduanya akhirnya mencapai Firuman.      

Melalui apa yang tersisa dari pandangan sihir vesikel itu, Link melihat bahwa mereka sekarang berada ribuan kaki di atas tanah. Namun di bawah mereka bukanlah Lembah Naga, melainkan sebuah pulau besar di tengah samudera. Hutan lebat menutupi pulau itu, dengan beberapa tanda peradaban di sana-sini. Gaya arsitektur di sekitar pulau itu tidak sedikit pun seperti yang mereka kenal di benua Firuman. Tanpa peringatan, cermin sihir vesikel menghilang di hadapan Link.      

"Aku kehabisan energi. Aku khawatir tidak akan bisa melakukan pendaratan yang aman. Sebaiknya kau keluar dari sana, Link." Sebuah lubang muncul di vesikel. Tanpa berpikir terlalu banyak, Link langsung melompat ke dalam lubang. Ketika ia keluar dari sana, Link mengerti mengapa Gretel ingin memblokir semua indranya sebelum menelannya. Sensasi merangkak melalui terowongan daging yang lengket dan gelap bukanlah sesuatu yang akan segera dilupakan Link.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.