Datangnya Sang Penyihir

Apakah Ini Akhirnya?



Apakah Ini Akhirnya?

3Begitu ia mendengar kata-kata Nozama, Link langsung terkejut.     

Setiap kali Nozama mengatakan kalimat itu dalam game, itu berarti bahwa ia akan melemparkan mantra serangan skala besar, Badai Kematian.     

Badai Kematian     

Mantra Legendaris Level 19     

Efek: Mantra unik Nozama. Ia menggunakan kekuatan Kegelapan yang sangat besar untuk menciptakan pusaran kecepatan tinggi yang tak terhitung jumlahnya. Pusarab yang tak terhitung jumlahnya itu kemudian membentuk pusaran sihir raksasa yang membentang sejauh mata melihat. Segala sesuatu di dalam pusaran itu menjadi hancur lebur seperti bubuk.     

(Catatan: Ketika angin badai muncul, maut pun turut mengikutinya!)     

Di Alam Fedaro yang asing, mantra ini hanya berkisar Level 13, tapi itu masih kekuatan yang menakutkan. Di bawah mantra ini, sekitar 5.000 mil hutan akan hancur. Bahkan jika mereka tidak mati sekalipun, mereka tidak akan memiliki tempat untuk bersembunyi lagi.     

Romeon melihat ekspresi aneh Link dan buru-buru bertanya, "Apa—apakah ia benar-benar kuat?"     

Link mengangguk singkat sementara pikirannya berputar. Tubuh Nozama sudah berubah sekarang. Cahaya hitam lalu bersinar di sekelilingnya dan melanda dirinya dari segala arah, seolah bergegas masuk menuju tubuhnya. Cahaya itu bergerak sangat cepat sehingga tampak seperti pusaran air juga.     

Butuh tiga detik untuk merapalkan Badai Kematian dalam game dan itu tidak memberi Link banyak waktu untuk bereaksi.     

Sedetik kemudian, Link tahu ia tidak bisa terus merasa ragu. Ia harus pergi sekarang. Ia pun beralih pada Romeon dan bertanya, "Apakah tempat itu di utara?"     

"Benar, ke arah sana." Romeon menunjuk ke suatu tempat di barat laut.     

Kekuatan Link lalu melonjak, dan ia menggunakan mantra teleportasi. Cahaya putih bersinar, menutupi mereka semua. Bzzz. Cahaya itu lalu menghilang, tetapi mereka masih di sana.     

"Ada apa?" Romeon terkejut. Ia tahu mantra ini, tetapi kini tidak bekerja sama sekali.     

Wajah Link lantas menjadi tegang. "Ruang spasial terkunci... Tidak ada waktu lagi. Ia akan segera menyelesaikan mantranya!"     

Saat ia berbicara, punggung Link bergetar. Sepasang sayap naga dengan lebar lebih dari 30 kaki pun terbuka. Sayap-sayap itu meringkuk di sekitar semua orang yang hadir dan menutupinya, membentuk perisai sayap naga yang tersegel.     

Hampir di saat yang bersamaan, suara teriakan Nozama yang bercampur dengan aura agresifnya pun terdengar, "Biarkan maut melahap semuanya!"     

Link melihat ke atas. Seluruh langit menghitam. Hari masih terang, tetapi sudah tampak seperti malam hari. Di langit yang gelap dan tanpa matahari, Nozama kemudian tiba-tiba mengulurkan lengannya, membuat gerakan menekan ke bawah. Bum. Pusaran ungu gelap yang tak terhitung jumlahnya muncul entah dari mana. Mereka menyebar, dan menutupi penglihatan Link.     

Wus, wus... Kematian... kehancuran... melahap segalanya... Terdengar suara angin yang menjerit-jerit, bercampur dengan suara-suara auman yang tak terhitung jumlahnya. Jika mereka mendengarnya dengan baik-baik, mereka dapat mendengar banyak suara-suara ratapan yang membuat bulu kuduk merinding. Seolah-olah ada jurang yang dalam di hadapan mereka, dipenuhi dengan ribuan jiwa-jiwa yang tak terhitung jumlahnya, berusaha melarikan diri. Kebebasan mereka dibatasi oleh sesuatu dan mereka hanya bisa menggapai, bergulat dan menyeret makhluk-makhluk yang hidup dalam terang menuju jurang kegelapan untuk merasakan kesengsaraan yang sama dengan mereka.      

Dalam badai angin tersebut, gunung-gunung menjadi rata, pohon-pohon hancur lebur, dan batu-batu pun berserakan. Sesaat kemudian, angin itu menekan sayap Link.     

Link dapat merasakan tekanan tanpa batas membebani dirinya, mencoba untuk menghancurkannya. Ia tidak bisa melakukan apa pun atau bahkan melawannya. Ia hanya bisa menggertakkan gigi dan menahannya.     

Sisik Naga kristalnya sangat kuat dan mereka kebal terhadap semua mantra di bawah Level 18. Mantra Nozama ini hanya berada pada Level 14, tetapi karena sifatnya yang berskala besar, Link merasakan tekanan kuat. Untungnya sihir itu masih tidak dapat menembus perlindungan sayapnya.     

Satu detik, dua detik, tiga... Angin badai itu masih berkecamuk. Di luar sayapnya, gelombang badai masih menerjang, dan badai telah menghancurkan dunia. Sedangkan di dalam sayap, segalanya terasa damai dan tenang seperti tempat perlindungan yang aman.     

Orang-orang yang terlindungi oleh sayap itu— Penyihir fana Dadara, dua iblis, dan Pelindung Romeon — semuanya dikejutkan oleh kekuatan gila Nozama. Mereka juga terkejut dengan tubuh tangguh Link. Baik Nozama dan Link, keduanya memiliki kekuatan yang tak terbayangkan oleh manusia biasa!     

Sepuluh detik kemudian, angin badai mulai melemah dan perlahan menjadi reda. Link membuka sayapnya dan melihat permukaannya yang tertutupi oleh semua jenis debu. Ia mengguncang sayapnya, dan membuat debu-debut itu berjatuhan. Tidak ada kerusakan apa-apa dengan sayapnya. Hanya sedikit rasa panas pada permukaannya.     

Mereka tadinya dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan hutan. Saat memandang sekelilingnya, semuanya telah berubah menjadi dataran besar. Yang tersisa hanyalah tanah hitam gosong dengan aura kegelapan di atasnya.     

Satu-satunya makhluk hidup yang terlihat juga hanyalah rerumputan dan bunga di area selebar enam kaki di sekitar Link. Tetapi di bawah korosi aura kegelapan, mereka dengan cepat layu. Tanpa adanya tempat untuk bersembunyi, kelompok Link terpapar pada Nozama.     

Perlahan-lahan Nozama turun. Ia tersenyum tipis, tetapi matanya yang semerah darah tampak dingin. "Kau bersembunyi dengan baik, Penguasa Ferde. Mantraku tidak bisa menembus sisikmu. Kau selalu saja membuatku terkejut."     

Saat ia berbicara, pedang hitam muncul di tangannya. Pedang itu tipis dan kecil — hanya lima sentimeter lebarnya, tetapi panjangnya mencapai enam kaki. Punggung pedang itu berwarna hitam dan tidak memantulkan cahaya, sementara bilahnya berwarna perak. Ketika ia mengacungkan pedang itu, orang-orang hanya dapat melihat garis peraknya saja.     

Link mengenalinya. Itu adalah senjata yang paling dibanggakan oleh Nozama — Petaka Pahlawan.     

Petaka Pahlawan     

Senjata Legendaris Level 19     

Efek: Sangat tajam! Sangat ringan! Sangat cepat!     

(Catatan: Selama ribuan tahun, setiap orang yang telah mati oleh pedang ini pernah dipuji-puji sebagai pahlawan.)     

Ketika melihat pedang itu, Link merasa seperti benar-benar bertemu dengan musuh besar.     

Penguasa Kegelapan Nozama berada di puncak Level 19, tetapi ia bukan satu-satunya di dunia. Dalam game, Panglima Agung Avatar, Peri Campuran Eliard, dan manusia Kanorse, semuanya telah mencapai level yang sama. Namun, dari semua orang di tingkat Legendaris, Nozama berada di atas puncaknya. Ia benar-benar merupakan orang yang terkuat dari semua tokoh legendaris.     

Dalam game, ketiganya pun kemudian bertempur melawan Nozama. Pada akhirnya, Panglima Perang Agung pun roboh, Kanorse tewas, dan Eliard pun mengalami luka berat. Upaya susah payah tersebut itu hanya dapat melukai Nozama dan mereka gagal membunuhnya.     

Nozama telah hidup terlalu lama. Ia telah sepenuhnya memahami rahasia kekuatan. Ia ahli dalam semua mantra dan teknik pertempuran. Ia bisa dengan mudah menggunakan teknik apa pun dan semua yang dimilikinya sangat berharga dan mengejutkan dunia. Ia juga memiliki pengikut iblis yang tak terhitung jumlahnya.     

Di dalam dunianya, ia pasti dapat meraih gelar sebagai "tak terkalahkan." Jika ia bersikeras tetap berada di dalam dunianya sendiri, bahkan seorang dewa pun tidak bisa melakukan apa pun padanya.     

Sekarang Link harus menghadapi pria ini secara pribadi. Meskipun ia memiliki begitu banyak pengalaman pertempuran, ia masih merasakan tekanan kekuatan Nozama yang mengerikan.     

Kekuatan Link berada di Level 10, sedangkan Nozama kemungkinan besar berada di Level 14. Ia benar-benar kalah telak dalam hal kekuatan. Ia masih memiliki beberapa Omni Poin untuk membeli mantra tingkat yang lebih tinggi, tetapi ia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk merapalkannya. Mereka sungguh tidak berguna.     

Tidak ada harapan untuk bertahan sama sekali!     

Bruk. Nozama mendarat dan memandang orang-orang di samping Link. "Enam Penyihir ini mungkin adalah pemanggilmu, bukan? Mereka menanggung perlawanan alam, sehingga kau dapat memiliki kekuatan Puncak Legendaris. Meski begitu, tidak ada alasan bagi mereka untuk tetap hidup."     

Dalam seketika, keenam Penyihir tersebut dan juga Dadara pun roboh. Tidak hanya itu, tetapi tubuh mereka langsung mulai membusuk. Tubuh mereka mengeluarkan nanah dan belatung. Mereka belum mati, tetapi mereka menyaksikan tubuh mereka membusuk. Ini menakutkan, dan mereka semua meraung kesakitan.     

"Tuan, selamatkan aku! Selamatkan aku!"     

Link adalah harapan terakhir mereka, tetapi Link tidak berdaya. Ia bahkan tidak tahu bagaimana Nozama merapalkan mantra itu. Perbedaan kekuatan mereka terlalu besar.      

Nozama pun tersenyum melihat Link. "Anak muda, tidak perlu merasa sedih untuk mereka. Kau akan segera berada dalam situasi yang sama — kau tidak perlu merasa malu. Ketika aku seusiamu, aku adalah seorang pecundang yang menghabiskan hari-hari dengan minum dan berbuat kekacauan di ibukota. Tapi, kau sudah mampu untuk berdiri berhadapan denganku sekarang. Itu suatu kehormatan besar!"     

Ibukota? Minum dan berbuat kekacauan? Dua kalimat itu membuat hati Link tersentak, tetapi ia tidak punya waktu untuk berpikir sekarang. Setelah Pemanggil meninggal, perlawanan alam terhadapnya akan berlipat sepuluh kali lipat. Kekuatannya akan sangat dibatasi dan hanya akan berada pada Level 6.     

Menghadapi Nozama di Level 14, kekuatan sebesar itu akan membuatnya seperti seekor semut yang mencoba mengguncang pohon. Tidak ada kesempatan sama sekali.     

Nozama tidak terburu-buru. Ia tersenyum pada dua iblis di samping Link. "Gaulle dan Gamiwa, kalian berdua tidak mengecewakanku. Menyerahkan diri sementara untuk bertahan hidup adalah hal yang normal. Kita, bangsa Iblis memang selalu melakukannya. Tetapi karena kalian telah menyerah, kalian harus membayar harganya. Kalian berdua…"     

Plop,plop! Sebelum Nozama selesai bicara, kedua Iblis itu sudah pingsan karena ketakutan.     

"Betapa memalukan." Nozama menggelengkan kepalanya dan bersiap untuk bertindak.     

"Tunggu!" kata suara lain. Itu adalah suara Romeon.     

Nozama menoleh dan tertawa kecil. "Kau yang disebut-sebut sebagai Pelindung alam? Kau cukup tampan, jauh lebih tampan dariku ketika aku masih muda. Sayangnya, sejak masa mudaku hingga sekarang, aku selalu membenci orang yang terlihat lebih tampan dariku. Jadi... aku meminta maaf padamu."     

Ia mengayunkan pedangnya dengan serampangan ke arah Romeon. Namun di tengah jalan, pedang terblokir dengan suara 'ding'.     

Itu Link.     

Ia telah menggunakan semua kekuatannya untuk memblokir serangan ini. Ia juga tertekan hingga ke atas tanah oleh kekuatan pedang itu. Jika tubuhnya tidak berada pada Level 13, ia akan mati di tempat karena kekuatan ini.     

Saat ia merasakan perbedaan antara kekuatan mereka, bahkan Link sekalipun merasa putus asa.     

Akankah ini benar-benar berakhir sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.