The Eyes are Opened

Mimpi



Mimpi

2Setiap orang pasti memiliki sebuah mimpi dalam hidupnya. Tetapi yang kali ini ingin ku ceritakan bukanlah mimpi yang menjadi angan dan cita-cita semua orang. Namun mimpi yang kita rasakan saat kita tertidur lelap di malam hari maupun di siang hari. Iya mimpi yang membuat kita terbang ke atas awan dan rasanya tak ingin kembali lagi ke hidupan kita. Terkadang mimpi yang membawa kita pada rasa takut yang kita paling benci dan tak kita sukai. Ataupun mimpi yang mendangung banyak arti dan sangat dalam makna yang terkandung di dalamnya.     

Yap. Seperti apa yang aku alami belakangan ini. Mimpi yang membuatku sering bertanya-tanya apakah mimpi yang aku alami semalam ini beneran kenyataan atau hanya bunga mimpi yang sebagian besar adalah rasa takutku sendiri hingga terbawa di alam bawah sadarku sendiri. Atau bisa jadi ini mimpi yang aku alami adalah sebuah petunjuk atas apa yang akan terjadi di masa depan dan sangat berhubungan dengan kehidupanku kelak. Untuk mengetahui itu semua aku selalu bedoa meminta petunjukNya agar Dia yang ada di atas selalu menuntunku dan menjagaku dari segala marabahaya yang akan terjadi di kemudian hari.     

Beberapa minggu sebelum aku benar-benar menjadi seorang pacar dari bintang lapangan sekolahku, aku memperoleh mimpi yang membuatku bingung. Yah.. jujur saja bagaimana perasaanmu jika mendapatkan mimpi yang sangat random dan membuatmu bertanya-tanya ketika bangun dari mimpi itu. Malam itu aku bermimpi tentang orang yang mendekatiku, yang sekarang menjadi pacarku. Azka Putra Wijaya namanya. Sejak mengenalnya aku sudah bermimpi tentangnya. Bemrimpi tentang apa yang aku alami di kemudian hari. Namun karena rasa tak percayaku pada mimpi yang baru kali ini aku dapatkan tentang masa depan, maka aku tak ada percaya pada satu mimpi sama sekali. Meskipun setelah tak mempercayai itu semua beberapa mimpi beneran terjadi di kehidupanku, tetapi aku masih tak percaya. Aku menganggapnya itu hanya kebetulan yang sinkron dengan alam bawah sadarku. Tapi itu semua ternyata adalah tanda dari Sang Maha Kuasa untuk memberi tahuku tentang masa depan. Dan malam itu aku bermimpi kak Azka main di belakangku atau yang sering orang bilang dia selingkuh dengan anak SMP adik temannya sendiri. Dengan dalih dia hanya kenal dekat dengan anak itu, dia dapat bebas berkenalan dan tebar pesona dengan anak itu hingga akhirnya menjalin hubungan dengannya dan akhirnya meninggalkanku begitu saja. Sangat sakit saat aku mendapatkan mimpi itu. Tetapi saat itu aku masih tak percaya sama sekali hingga aku bertemu dengan anak yang ada di dalam mimpiku. Aku melihatnya di acara pesta ulang tahun kak Azka saat itu. Wajahnya yang tak terlihat seperti anak SMP itu menyapaku dan berkenalan denganku terlebih dahulu. Aku hanya memandangnya dengan dalam sambil mengingat apa yang terjadi denganku setelah kak Azka mengenal anak ini. Ketika aku masih memandangnya, seketika saja ingatanku di bawa kembali ke dalam mimpi yang telah terjadi beberapa minggu lalu. Yap. Seakan aku flashback apa yang telah terjadi di dalam mimpi itu. Terasa lama sekali saat aku melihat sekilas mimpiku, namun aku melihatnya sangat cepat hingga aku merasa sesak saat melihatnya. Tetapi di kenyataannya aku seperti melamun beberapa detik saja. Aku tersadarkan oleh kak Azka yang memanggilku saat ia telah selesai bermain-main dengan teman-temannya.     

"Non, kamu mau pulang sekarang ta? Ini sudah jam sembilan soalnya. Nanti takutku kamu di cariin mama papa. Tadi kan ijinnya nggak terlalu malam pas pulang." Ucapnya dengan nada yang lembut di telingaku.     

"Ah, iya aku mau pulang aja ko sekarang. Tapi kamu nggak apa ta ko ninggalin teman-temanmu?"     

"Nggak apa kok. Nanti aku balik sini bentar ya sehabis anterin kamu. Belum bayar soalnya. Masih ada yang makan tuh. Nggak enak kalau orang masih makan aku bayarin." Ucapnya sambil duduk di sebelahku.     

"Iya nggak apa. Ya udah yuk pulang." Ucapku sambil mengambil tas dan beranjak dari tempat dudukku.     

"Aku balik dulu ya Grace.. Cindy.. Byee.." Ujarku pada kedua anak SMP itu sambil melambaikan tanganku.     

"Oh iya ce.. Bye.." Ucap Cindy sambil melihatku dan melihat kak Azka yang meninggalkan mereka dan berjalan terlebih dahulu di depanku.     

"Hati-hati ya ceee.. Byeee.." Ucap Grace sambil melambaikan tangannya kepadaku.     

Malam itu aku pulang terlebih dahulu dari pada teman-teman kak Azka yang masih menikmati musik di dalam cafe itu hingga tengah malam.     

"Kamu kenal dari mana ko anak-anak tadi?" Tanyaku.     

"Ohh.. itu yang namanya Grace itu tetanggaku. Dulu sering banget main ke rumah. Sering main sama ceceku sih. Makanya pas aku ulang tahun aku undang dia. Lagian pas kemarinnya maminya datang ke rumah kasih masakan buatku. Nggak enak lah kalo nggak undang. Kalau yang Cindy itu adiknya temanku Gerry. Tahukan Gerry? Yang anaknya agar pendek terus gendut itu lho non.. Nah Cindy itu adiknya.. aku sudah kenal sejak lama sih.. Dan kebetulan Cindy temannya Grace jadi ya aku undang mereka berdua aja." Terangnya sambil terus melihat ke arah jalan raya sambil membawa mobilnya melaju dengan lambat.     

"Kenapa?" Tanyanya sekali lagi.     

"Nggak apa. Ya aneh aja aku tadi tahuny akamu undang anak SMP juga.. Padahal semua temanmu kebanyakan yaaaa anak-anak basket, sama seangakatan aja. Terus kamu kok nggak undang kak Andrew juga sih ko? Bukannya kalian teman dekat ya?"     

"Ohh.. Andrew lagi pergi ke luar kota tadi sore sama Karin. Mungkin mau kencan. Jadi ya nggak datang. Tapi kemarin sudah aku ajak tapi tetap nggak mau. Waahhh... temanmu Karin itu doyan banget jalan-jalan sama suka makan ya?"     

"Yaaahhh.. begitulah.. Hehehehe.. Naahhhh.. sudah sampai aja nih di depan rumah. Kok cepat banget sih.. Padahal perasaan kamu bawanya nggak cepat-cepat banget deh."     

"Ya namanya aja cafenya juga dekat rumahmu. Mau gimana lagi. Toh kamu juga nggak boleh pulang lebih dari jam sembilan gitu.." Ucapnya sambil mengelus kepalaku. Aku hanya tersenyum pasrah saat mendengar ucapannya yang memang benar adanya.     

"Ya udah aku masuk dulu ya.. Hati-hati nanti kalau pulang. Bye ko.. See you.." Ucapku sambil melambaikan tanganku saat ia mulai meninggalkan depan rumahku.     

Setelah beberapa menit ia telah berjalan jauh dari rumah, aku langsung masuk ke dalam rumah. Mama dan papa sudah masuk kedalam kamar mereka, aku berjalan terus menuju kamarku dan mengganti pakaianku dengan pakaian tidur.     

[Tok-tok-tok-tok!!]     

Terdengar suara ketukan di depan pintu kamarku, lalu terdengar suara mama dari balik pintu.     

"Ndraaa... kamu sudah pulang?"     

"Iyaaa maa..." Ucapku sambil membukakan pintu.     

"Tadi kemana aja?" Tanya mama sambil masuk ke dalam kamar dan duduk di atas tempat tidurkku.     

"Tadi ke cafe yang ada di pinggir jalan, uhmmm.. teras cafe itu lho ma. Yang baru buka.."     

"Ohhh...iya tahu mama.. Enak makanannya?"     

"Enggak enak-enak banget sih. Biasa aja. Cuman suasananya aja yang enak buat anak-anka muda nongkrong gitu. Ada live musiknya, makanannya juga sebagian makanan model barat-barat gitu kok. Mahal terus porsinya kecil banget. Ya emang cocok buat orang nongkrong dan cari suasananya aja sih. Uhmm.. mama sudah mau tidur ta ini?"     

"Iya tadi mama itu sudah tidur, terus papa mu yang dengar suara pintu kebuka, makanya mama langsung ngecek ke kamarmu apa bener kamu sudah pulang atau belum. Ya sudah kalau gitu. Kamu tidur gih. Mama mau lanjut tidur lagi." Ucapnya sambil berjalan keluar kamar dan mematikan lampu kamar serta menutup pintu kamarku.     

Aku kembali ke tempat tidurku dan menarik selimutku untuk memulai tidur malam itu. Namun sebelum aku tidur aku melihat ponselku barangkali kak Azka mengirimku pesan, namun tak ada pesan masuk malam itu.     

"Ahhh.. mungkin dia udah balik ke cafe itu dan nggak ngelihat ponselnya." Gumamku sambil merebahkan seluruh tubuhku di atas tempat tidur yang malam itu terasa sangat nyaman dan enak sekali.     

Aku menguap beberapa kali hingga mata ini sangat sukar sekali untuk terbuka lagi, hingga akhirnya aku tenggelam dalam larutnya malam dan terbang ke lautan mimpi yang telah menjemputku beberapa saat kemudian setelah aku terlelap.     

Aku mendapati diriku berada di sebuah tempat yang terlihat sangat luas, penuhdengan cahaya putih hingga ku sendiri tak dapat melihatnya dengan jelas. Aku terlus berjalan dengan perlahan sambil meraba di sekitarku untuk memastikan ada sesuatu di depanku. Aku terus berjalan hingga cahaya putih itu perlahan mulai pudar seperi kabut yang lama kelamaan lenyap. Di saat itu aku mulai dapat melihat sekelilingku. Aku berdiri di sebuah taman yang terdapat beberapa tanaman yang telah terpotong dengan sangat rapi, ada bangku taman yang berada di sekitarku. Beberapa orang juga terlihat berlalu lalang meskipun aku tak dapat melihat wajahnya secara langsung. Aku melihat ke sekelilingku lalu aku mulai berjalan kembali di sekitar taman itu hingga aku menemukan sebuah jalanan besar. Aku berhenti di pinggir jalan dan melihat seorang laki-laki yang terlihat seperti kak Azka. Aku berdiam diri di pinggir jalan itu sambil mengernyitkan kedua mataku untuk memastikan jika aku tak salah lihat. Orang yang ada di seberangku telihat tinggi yang sama dengan kak Azka, mengggunakan jaket jins berwarna biru muda, sepatu basket, dan mobil sedan hitam yang sering ia bawa kemanapun ia pergi. Pria itu terlihat sedang berdiri di samping mobilnya, menunggu seseorang yang datang untuk menaiki mobilnya. Aku terus berdiri dan tak berani untuk menghampirinya. Tak lama setelah ia menunggu di depan mobil, terlihat ada seorang perempuan yang tingginya hampir sama denganku. Perempuan itu keluar dari sebuah rumah yang tepat di depannya terparkir mobil kak hitam itu. Ia memasuki mobil itu bersama pria yang mirip dengan kak Azka. Lalu mereka pergi ke suatu tempat. Di saat yang bersamaan aku juga berpindah tempat menuju tempat yang mereka tuju. Terlihat di sana aku berada di dalam sebuah bioskop yang baru saja di bangun dikotaku dan aku terus mengikuti mereka hingga akhirnya aku memutuskan untuk bangun dari tidurku saat itu juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.