The Eyes are Opened

Akhir dari Sebuah Hubungan (Part 02)



Akhir dari Sebuah Hubungan (Part 02)

2Hari berganti hari dengan sangat cepat tak terasa sudah melewai beberapa bulan selama aku duduk di bangku SMA. Begitupula dengan hubunganku dengan kak Azka. Yang awalnya hanya saling kenal saja kini tak terasa sudah melewati 3 bulan lamanya berpacaran. MAsih seumur jagung hubungan kami, tetapi apa yang aku rasakan selama menjalin kasih dengannya ada saja cobaannya. Aku yang memang masih belum paham dengan bagaimana saat berpacaranpun perlahan mengerti satu demi satu. Yah.. memang tak mudah apalagi buatku yang sebelumnya tak ada bayangan untuk dapat pacaran saat SMA seperti sekarang. Tetapi selama ini juga aku tak dapat memberi tahu apa yang aku miliki pada kak Azka. Aku tak ingin di anggap seperti cewek aneh dan ia menjadi paranoid terhadapku. Sering kali juga aku mendapat penglihatan tentang hubungan kami kedepannya tanpa ia ketahui sama sekali. Hubungan kami juga belakangan terasa sedikit merenggang. Ia sering kali terlihat tak terbuka ataupun tak jujur di depanku. Kami juga sudah sangat jarang untuk bertemu ataupun sekedar berkomunikasi yang intens. Tak jarang aku yang selalu menghubunginya terlebih dahulu maupun mencarinya untuk bertemu. Ia juga pernah terlihat olehku makan bersama dengan anak SMP yang bernama Cindy itu. Aku tahu tapi aku tak menegurnya, biarkan waktu yang akan menjawab dan mengakhiri semua yang aku rasakan saat ini.     

"Haahhh.. hari ini juga nggak ada kabar juga ya ko Azka? Tumben belakangan ini nggak kelihatan. Di sekolah juga nggak pernah ketemu. Ataupun ia datang ke kelas lagi." Gumamku sambil memakan snack yang baru saja aku beli di kantin.     

Yap. Hari ini aku bersekolah seperti biasanya. Setiap pagi tanpa mendapatkan pesan dari kak Azka belakangan ini aku langsung berangkat ke sekolah.     

"Andraaaa!!! Tumben kamu nggak sama ko Azka hari ini. Kalian masih pacaran kan?" Tanya Leni yang menhampiriku saat istirahat.     

"Hahahaha.. ya mungkin ko Azkanya lagi sama temen-temenya. Aku juga kurang tahu. Kan dia bentar lagi juga mau Try Out." Ucapku.     

"Tadi aku lihat dia lagi makan di kantin SMP kok sama anak-anak cewek SMP gitu. Nggak apa ta kamu itu? Pacarmu deketin anak SMP kok kamu diemin sih?"     

"Oww.. mungkin sama kenalannya itu. Nggak apalah.."     

"Yaaa.. kalau aku jadi kamu sih aku mesti ikut meskipun dia lagi nongkrong sama kenalannya apalagi cewe lho Ndra. Terkadang cowok itu perlu di iket biar nggak lari Ndra. Repot kalau sukanya kaya gitu. Bahaya." Ucap Leni sambil berlalu kembali ke tempat duduknya.     

Mendengar ucapan Leni, aku menjadi terdiam melihat hubunganku sendiri.     

"Benar juga ya apa yang di bilang Leni. tapi mau gimanapun fillingku juga hubungan ini nggak bakalan lama lebih dari satu tahun deh. Uhmmm.. nggak-nggak. Setahun itu terlalu lama. Nggak lebih dari setengah tahun pun hubungan kami juga kelihatannya juga nggak akan lama berakhir." Gumamku sambil terus melamun memikirkan hubunganku dengan kak Azka.     

[Drrrttt!! Drrrrttt!!]     

Terdengar ada pesan masuk dari ponselku yang aku taruh di meja depanku.     

"Siapa yang kirim pesan ya?" Ucapku sambil mengambil ponsel yang ada di depanku.     

09.15 ["Non kamu di kelas? Sudah makan?"] Tanya ko Azka padaku.     

09.16 ["Sudah kok tadi pagi aku sudah sarapan di rumah. Ini masih kenyang banget."]     

09.17 ["Aku ke kelasmu bentar ya.. Aku kasih risol mayo. Enak. Tunggu bentar. Oke?"]     

"Baru juga lagi dipikirin, udah nongol. Panjang umur banget sih nih orang." Gumamku yang masih duduk di mejaku sendirian.     

Yah.. sejak aku SMA aku hampir di bilang tak memiliki teman dekat seperti waktu SMP. Menurutku saat ini sangat sulit untuk mendapatkan teman dekat seperti dulu lagi. Apalagi teman-teman SMP banyak yang pindah sekolah ke ibu kota ataupun di sekolah negeri. Jadi saat ini banyak anak baru yang aku kenal.     

Tak lama kemudian, terlihat kak Azka berdiri di depan jendela kelasku. Aku yang langsung melihatnya langsung berlari keluar kelas untuk menemuinya.     

"Ini buatmu. Dimakan ya.." Ucapnya sambil memberikan aku sebungkus risol mayo yang berisi 2 buah.     

"Beli di mana ko?" Tanyaku sebelum ia kembali ke kelas.     

"Tadi aku titip temenku jualan. Kasian soal e non. Papa e sudah nggak ada. Tinggal mama e tok. Sedangkan anak e ada tiga. Paling gede masih SMP kelas dua. Yaaa.. aku cuman bantu aja biar dagangan e laris. Ya udah aku balik dulu ya.. Ow ya nanti pulang sekolah aku anterin pulang ya.. Mau nggak?"     

"Nggak apa ta ko? Kamu nggak ada jadwal buat les?"     

"Nggak. Hari ini nggak ada les. Besok baru ada les." Ucapnya sambil membalikkan badan hendak naik tangga dekat kelasku.     

"Ya sudah kalau gitu. Aku bilang ke orang yang biasanya njemput aku dulu.. Byeee..."     

"Byeee.." Ucapnya langsung naik ke atas sambil berlari sebelum jam istirahat saat itu habis.     

"Kenapa omonganya Leni terbayang-bayang ya?" Gumamku sambil masuk ke dalam kelas, lalu memakan risol yang di berikan oleh kak Azka tadi.     

[Drrrttt!! Drrrtt!!]     

09.47 ["Ya apa non kamu sudah makan risolnya? Enak nggak?"]     

"Hah? Tumben sampe di tanyain?" Gumamku lalu membalas pesan yang ia kirim padaku.     

09.49 ["Iya enak kok ko. Makasi ya.."] Balasku lagi sambil menghabiskan risol mayo tadi.     

Tak terasa pelajaran hari ini berjalan dengan sangat cepat dan sangat menyenangkan. Sehingga seharian aku merasa santai sekali hari ini meskipun hari ini juga fullday. Ketika bel sekolah berbunyi panjang yang menandakan jam sekolah sudah berakhir, aku langsung membereskan buku pelajaranku ke dalam tas dan bergegas pulang ke rumah. Aku berjalan menuju ke gerbang pertama gedung sekolahku dan saat itu juga tak sengaja berpapasan dengan Chen Li yang juga bersekolah di SMA yang sama denganku. Ia hanya melihatku dari kejauhan dan sempat berhenti sebelum keluar dari gerbang. Ia tak mengatakan apapun saat melihatku, namun dari gerak geriknya memberikan jalan kepadaku untuk lewat terlebih dahulu. Aku yang langsung menyadarinya, langsung berjalan lebih cepat keluar gerbang mendahului Chen Li yang berjalan di belakangku.     

"Andraaaa!!!! Teriak Leni yang berlarian dari halam sekolah menghampiriku.     

"Tumben kamu pulangnya duluan Len?" Tanyaku sambil terus berjalan menuju parkiran sepeda motor.     

"Iya. Aku sudah di jemput sama kokoku soalnya.. Hehehe.."     

"Ciyee.. koko sapa nih? Koko kandung apa koko ketemu gede?"     

"Ya koko kandung laahh.. Kokoku lagi pas pulang soalnya.. Hehehe.. Ya udah ya Ndra.. Aku balik duluan.. Byeee.." Ucapnya sambil berlari menuju gerbang sekolah yang sudah terlihat di depan mata.     

Aku yang masih berjalan menuju parkiran sepeda motor mencari kak Azka saat itu.     

"Mana? Kok belum keluar? Uhmm.. coba aku kirim pesan ah.." Gumamku sambil mengeluarkan ponsel dari saku seragamku. Namun sebelum aku mengirimkannya, aku melihat kak Azka berlarian dari sekolah menuju tempatku berdiri sambil tersenyum melihatku.     

"Sudah nunggu lama?" Tanyanya yang baru saja tiba.     

"Nggak kok. Baru aja. Kok lama keluarnya?"     

"Tadi aku tungguin kamu sambil main game, terus nyadar kalau sudah keluar semua, aku nyariin kamu di kelas. Eh, malah kelasmu sudah kosong. Jadi aku langsung ke sini. Hehehe.. Maaf yaa.."     

"Nggak apa kok. Ini juga aku mau aja ngirim pesan ke kamu. Tapi kamu sudah keluar duluan. Hehehe.. Ya udah yuk pulang. Sebelum tambah rame." Ucapku sambil mengikat rambut panjangku sebelum menaiki sepeda motor.     

"Iya. Sebentar ya.. aku keluarin sepedanya dulu." Ucapnya sambil masuk ke dalam parkiran dan mengeluarkan sepeda motornya.     

"Yuk non." Ucapnya yang sudah siap.     

"Tumben ko kamu pake sepeda motor matic? Hehehe.."     

"Iya. Kan kamu ke susahan naik kalo naik sepeda motor besar. Jadi aku belakangan bawa sepeda motor matic."     

"Ya udah kalau gitu. Yukk.." Ucapku sambil menaiki sepeda motornya.     

Sore itu aku di antar pulang dengan kak Azka. Baru kali ini ia mengantarkanku pulang sekolah. Terlihat dari wajahnya di kaca spion sepeda motor yang terus tersenyum saat ia mengantarkanku, kami juga bercerita banyak hal sepanjang perjalanan ke rumah. Hingga tak terasa aku sudah tiba di depan rumah.     

"Mau masuk dulu ko?"     

"Iya. Aku juga sudah lama nggak main ke rumah mu. Tapi nggak bisa lama-lama ya nik.. Soalnya aku harus belajar buat Try Out."     

"Iya nggak apa. Yuk ko masuk." Ucapku sambil membuka pintu rumah.     

"Maaa... Andra pulangg.." Teriakku saat pulang sekolah.     

"Iyaaa.. Ohhh.. Ada Azka juga to.. Masuk Ka.. Sudah lama ya kamu nggak main ke sini.."     

"Halo te.. iya te.. Soalnya mau ujian jadi banyak-banyak ikut les sama belajar." Ucapnya sambil duduk di sofa.     

"Kamu sudah makan ta? Ini tante masak semur daging. Mau?"     

"Waahhh.. kesukaan saya itu tan.. hehehehe.."     

"Ow iya ta? Kebetulan banget ya tante masak semur daging. Sini yuk makan o di dalam, sambil tunggu Dyandra selesai ganti baju." Ucap mama sambil mengajak kak Azka menuju ruang makan.     

"Waaahh enak nih te semurnya." Ucapnya yang sudah melahap semur yang di sediakan mama.     

"Iya beneran ta? Ya makan yang banyak ya Ka.. Ini ada perkedel kentang juga."     

"Iya makasi tan. Saya ambil satu ya tan.."     

Mama yang melihat kak Azka makan dengan sangat lahap terlihat sangat senang karena masakannya di sukai oleh orang lain selain orang rumah.     

"Tante tinggal dulu sebentar ya ke dapur. Mau masak nasi lagi."     

"Iya tan.." Ucapnya sambil terus melahap semur yang ada di depannya.     

Aku yang sudah selesai ganti bajupun langsung bergegas turun ke bawah untuk menemui kak Azka, namun aku tak melihatnya di ruang tamu. Lalu aku berjalan menuju dapur dan baru menyadari kak Azka yang tengah melahap semur di meja makan. Aku langsung menghampirinya setelah melihatnya yang sedang makan.     

"Enak ko?" Tanyaku yang langsung duduk di sebelahnya.     

"Eh, makan ya non. Iya enak e masakan e mamamu. Apalagi ini kesukaanku. Hehehe.."     

"Ya udah makan o dulu ko. Aku ya tak ambil nasi mau makan juga. Abis lihat kamu makannya lahap gitu juga pengen ikut makan e.." Ujarku sambil mengambil nasi yang ada di sebelah kiri meja makan. Mama yang baru selesai masak nasi baru, langsung menghampiri kami di meja makan.     

"Gimana enak Ndra?" Tanya mama.     

"Iya enak ma." Jawabku.     

"Lho sudah selesai Ka? Nggak mau tambah lagi?"     

"Nggak tan. Makasi. Ini sudah kenyang banget. Saya nggak bisa makan terlalu banyak tan. Gampang kenyang. Hehehehe.."     

"Makanya badanmu juga nggak mudah gemuk ya.. Enak banget. Kalau sudah selesai makan taruh di sini aja Ka. Biar nanti Dyandra yang taruk di tempat cuci piring. Tante tinggal ke kamar dulu ya.. " Ucap mama lalu langsung meninggalkan kami.     

"Iya tan.." Jawab kak Azka sambil tersenyum.     

"Makanmu banyak juga ya non. Hahahaha.. Kalah banyak makan e sama aku."     

"Ehh.. masa banyak sih? Mungkin juga karena efek dari dulu selalu makannya banyak kali ya.. Hahahaha.."     

Kak Azka akhirnya menemaniku makan hingga selesai, lalu aku mengajaknya di halaman depan sambil menikmati angin sore yang berhembus dengan sangat kencang, sehingga membuat suasana menjadi sangat menyenangkan ketika dinikmati. Kami bercerita dan bercanda bersama hingga tak terasa hari mulai gelap. Kak Azka melihat ke arah layar ponselnya dan ia hendak pulang ke rumah.     

"Non aku balik dulu ya.. Sudah jam setengah enam soalnya."     

"Iya. Mau balik langsung sekarang?"     

"Iya deh. Sebelum tambah lama." Ucapnya yang mengambil tasnya di kursi sofa.     

"Bentar ya kak aku panggilin mama dulu." Ucapku sambil berjalan menuju ke kamar mama dan memberi tahu jika kak Azka ingin pulang saat itu juga. Lalu mama keluar kamar bersama denganku dan mengantarkan kak Azka keluar rumah hingga ke depan pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.