The Eyes are Opened

Akhir dari Sebuah Hubungan (Part 03)



Akhir dari Sebuah Hubungan (Part 03)

0Hari telah berganti, tak terasa semalam aku tidur dengan sangat nyenyak dan hari ini aku bangun lebih awal dari biasanya. Saat aku melihat ke layar ponsel terlihat di sana jam masih menunjukkan pukul 05.00 WIB. Aku langsung bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.     

"Uhmm.. hari ini hari kamis yaa.. Jakai seragam kuning." Gumamku saat hendak mengambil seragam sekolah seusai mandi.     

"Tumben kamu sudah bangun jam segini nak?" Tanya mama yang masuk ke kamarku untuk mengambil baju kotor yang ada di depan kamar.     

"Ya nggak tahu ma.. Pagi tadi udah kebangun aja, terus nggak bisa tidur lagi. Jadi ya udah Andra langsung bangun aja." Ucapku yang masih mengenakan seragam sekolah.     

"Ya gitu dong.. Tiap hari itu harusnya kamu bangun jam segini biar nggak kesiangan terus kalau bangun. Nanti ujung-ujungnya pak Daud yang kamu suruh buat cepat-cepat ya?"     

"IIhhhh kok mama tahu sih!"     

" Ya tahu lahh.. Kebiasaanmu kok nggak tahu! Udah cepetan turun kalau sudah selesai. Terus makan. Mama buatin nasi goreng mau?"     

"Nggak mau. Mie instan aja pake telor ya ma.."     

"Iyaaa.." Ucap mama sambil berjalan keluar kamarku.     

Setelah mama keluar dari kamarku tiba-tiba ponselku berbunyi, ada telepon masuk dari kak Azka pagi itu.     

"Haloo.." Ucapku saat mengangkat telepon.     

["Lho sudah bangun non? Kirain kamu belum bangun.. Hehehehe.."]     

"Sudah. Tadi bangun pagi jadi sekarang sudah siap-siap. Kamu juga kok sudah bangun ko jam segini?" Ucapku sambil melihat ke arah jam di ponsel. Saat itu masih pukul 05.30 WIB.     

["Iya. Aku ada janjian sama temanku pagi-pagi di sekolah. Ini mau berangkat."]     

"Hah? Sepagi ini? Tumben? Kan rumahmu deket sama sekolah ko?"     

["Iya temenku datangnya pagi juga soalnya. Sekalian mau belajar bareng sama anak-anak lainnya."] Ucapnya dari balik telepon. Di saat ia berkata seperti itu, perasaanku seketika menjadi nggak enak namun aku mengabaikan perasaan itu.     

"Ya sudah kalau gitu. Aku tak sarapan dulu ya ko..."     

["Iya non.. Aku berangkat dulu yaa.."] Ucapnya sambil menyalakan mesin sepeda motornya.     

Selesai berbicara di telepon, aku langsung turun ke meja makan dan sarapan mie instan yang telah di buatkan mama pagi itu. Aku menyelesaikan sarapanku dengan cepat langsung menunggu pak Daud di teras rumah.     

"Kok perasaanku dari tadi nggak enak banget sih. Apalagi ko Azka bilang mau ketemu temenya pagi-pagi banget lagi. Aneh nggak sih? Yaa.. semoga aja ini hanya perasaanku. Nggak ada apa-apa nantinya." Ucapku sambil bergegas mengambil tas saat pak Daud sudah datang di depan rumah.     

"Maaaaa!!! Andra berangkat dulu yaaa!!" Teriakku pada mama dari depan pintu. Mama yang mendengarnya pun langsung berlari dari dalam rumah lalu mencium keningku sebelum berangkat ke sekolah.     

"Hati-hati ya.. jangan minta pak Daud cepat-cepat."     

"Ya kalau telat gimana?"     

"Telat ya salahmu sendiri. Makanya berangkatnya kaya gini. Pagian. Jadi kamu kan juga nggak terlambat sampapi ke sekolah. Ya sudah sana berangkat. Nanti nggak usah beli makan di sekolah waktu makan siang nanti. Mama mau keluar sekalian mama belikan nasi bungkus aja ya?"     

"Iya.. Ya udah ma.. Byeee..."     

"Mari bu.." Ucap pak Daud sambil meninggalkan rumah dan berjalan dengan kencang menuju sekolahku.     

Selama perjalan ke sekolah, perasaanku semakin tak nyaman, seperti akan terjadi sesuatu yang nggak aku sukai. Tetapi aku terus berpikir positif serta banyak berdoa di sepanjang perjalanan. Lama perjalanan dari rumah menuju ke sekolah pagi ini tak begitu lama. Jalanan masih sangat sepi, jadi aku hanya menempuh 15 menit lamanya hingga tiba di sekolah. Saat tiba di sekolahpun, suasananya sangat sepi. Nggak banyak anak sudah datang sepagi ini. Hanya beberapa anak yang rumahnya sangat jauh yang datang lebih pagi dari yang lainnya. Aku berjalan menyusuri halaman sekolahan yang sangat besar hingga menuju gerbang ke dua untuk memasuki gedung sekolahku. Matahari mulai memacarkan sinarnya sehingga terasa hangat di kulit saat terkena sinarnya selama aku berjalan menuju kelas. Lalu di tengah perjalan menuju kelas, aku mendapatkan penglihatan secara tiba-tiba dan sekilas. Aku melihat kak Azka sedang menemui Cindy anak SMP di depan lorong komputer lantai dua. Ia terlihat sangat dekat sekali dengan Cindy saat berdiri, dan sesekali menggoda Cindy sehingga cewek itu tersenyum malu saat ia goda. Terlihat juga di tangannya ada sebuah kantung plastik berwarna hitam yang ia bawa. Penglihatan itu sekilas, namun aku merasa sangat lama. Lalu aku tersadar aku masih berada di tengah-tengah jalan, sedangkan kelasku sudah ada di depan mata. Aku yang terkejut setelah melihat itu langsung berjalan kembali menuju ke kelas dengan cepat.     

Aku masuk ke kelas yang masih sangat sepi dan langsung duduk di mejaku. Aku terdiam membayangkan apa yang baru saja aku lihat. Saat itu aku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat. Seakan aku menonton televisi dengan layar yang sangat lebar. Mengetahui apa yang di lakukan pacarku saat itu. Aku beberapa kali mengambil botol minumku dan meneguk beberapa kali hingga perasaanku lebih tenang. Tak terasa kelasku semakin lama semakin ramai, tetapi aku masih termangu di meja sambil tak melakukan apapun. Tak berapa lama kemudian setelah terdengar suara bel masuk sekolah berbunyi, Leni berlarian dari luar kelas memanggil namaku.     

"Ndrrraaaa!!! Dyandraaa!!! Nddrraaa!!!" Teriak Leni dari depan kelas yang terdengar hingga di dalam kelas.     

"Ngapain Leni teriak-teriak kaya gitu dari luar panggil aku? Ada apa ya?" Gumamku yang masih duduk di mejaku.     

Terlihat Leni yang datang bersama dengan Ayu dan Nia. Mereka bertiga menghampiriku dengan nafas yang tersengal-sengal seakan-akan baru saja ia melihat sesuatu yang menakutkan.     

"Ada apa Len?" Tanyaku penasaran saat mereka menghampiriku.     

"Itu tadi aku lihat ko Azka di SMP Ndra! Tapi sama cewek lain!" Ucap Leni dengan nada yang terbata-bata.     

"Iya Ndra! Mereka terlihat bermesraan juga di sana. Terus si cewek juga ngasik sesuatu." Timpal Nia.     

"Ow iya ta?"     

"Iya Ndra. Nanti aja pas istirahat kamu tanyain ko Azka biar jelas apa yang kami lihat ini beneran. Nggak bohong! Kalau memang benar, sudahi aja lah Ndra hubunganmu sama ko Azka. Kok aku lihat hubunganmu juga nggak sehat gini. Masa iya kamu aja yang terus nyariin dee. Tapi dee malah sama cewek lain." Ucap Leni sambil berjalan menuju ke bangkunya.     

Mendengar apa yang di katakan Leni dan Nia barusan membuatku sedikit percaya dengan ucapan Leni yang aku samakan dengan apa yang aku lihat barusan. Tetapi aku juga masih nggak percaya, aku langsung mengambil ponselku dan menanyakan apa yang terjadi padaku pagi tadi pada kak Andrew.     

08.10 ["Yang benar Ndra? Kamu lihat kaya gitu?? Uhmmm.. aku terawang dulu ya... Nanti aku hubungi kamu. Kamu juga jangan terburu-buru buat klarifikasi sama Azka malahan nanti kamu nggak dapat apa yang kamu mau."] Ujar kak Andrew saat itu.     

Akhirnya aku menunggu jawaban dari kak Andrew sampai sebelum bel istirahat pertama berbunyi. Di saat bel istirahat berbunyi kak Andrew langsung meneleponku dan aku berlari menuju ke toilet agar tak terdengar dengan yang lainnya.     

["Halo Ndra? Kamu dimana ini?"]     

"Aku di toilet kak. Hahahaha.. Gimana? Apa yang sudah kamu lihat kak?"     

["Iya Ndra. Apa yang kamu lihat itu ya benar adanya dan tadi aku nerawang Azka juga sama seperti apa yang kamu lihat. Tetapi aku ngerasa hubungannya dengan cewek itu lebih spesial dari pada hubungan pertemenan Ndra. Entah dari Azka atau dari si cewek yang memulai saling menyukai. Kalau kamu mau menanyakan hal ini ke Azka, jangan langsung to the point ya.. Soalnya Azka ini pinter banget buat nutupin apa yang sudah ia lakukan sama ceweknya. Menurutku ajak bicara santai dulu baru kamu bilang kalau kamu nggak sengaja ngelihat dia di depan lorong SMP sama cewe lain. Nanti lak dia baru mau bicara."]     

"Gitu ya kak?"     

["Iya. Eh udah dulu ya. Karin datang. Byeee.."] Ucap kak Andrew mengakhiri panggilanku saat itu.     

Aku langsung keluar toilet dan mencari kak Azka, tetapi pagi itu aku nggak menemuinya di manapun. Aku langsung kembali ke kelas sebelum jam istirahat berakhir.     

Ketika di kelas, aku mencoba menghubunginya melalui pesan singkat yang ku kirimkan.     

10.12 ["Ko, kamu tadi dimana? Kok dari tadi pas istirahat aku cariin kamu nggak ada?"]     

10.20 ["Oh, aku tadi makan di kantin SMP non sama anak-anak. Kenapa?"]     

10.25 ["Nggak apa. Cuman pengen ketemu aja."]     

10.26 ["Ya sudah nanti pas jam istirahat kedua ketemuan di depan perpus aja ya.. Udah dulu ya non. Byee.."]     

Setelah aku mengirimkan pesan saat itu, aku menunggu jam istirahat ke dua tiba. Istirahat kedua pukul 11.30 WIB dan itupun hanya sebentar. Hanya 30 menit. Jadi saat bel istirahat ke dua sudah berbunyi, aku langsung berlari menaiki tangga dan menemui kak Azka di depan perpustakaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.