The Eyes are Opened

Teror Sekolah



Teror Sekolah

3"Aaarrrgggggghhhhh!!!! Aaaargghhh!!!!Leeeppppaasss!!! Aaarggghhh!!! Leppaaasss!!!!! Huuhhh! Huhh!!" Sura erangan dari Reina terdenggar hingga ke depan kelas. Sangat keras bahkan dapat terdengar hingga ke pintu gerbang SMA dan lagi-lagi kejadian itu membuat perhatian banyak anak dari semua kelas.     

"Keluar kamu!! Keluar saya bilang!!!" Ucap pak Ali dengan keras menyuruh makhluk yang memasuki Reina untuk keluar dari tubuhnya.     

"Nggak! Herrggghhh!! Aku nggak mau keluar dari tubuh anak ini!! Aku tak suka dengan anak ini."     

"Siapa kamu?! Dan Apa yang kamu inginkan dari anak ini?!" Tanya pak Ali lagi.     

"Heerggghhh!!! Aku Blorok! Aku yang punya tempat ini. Herrrggghhh... Aku mau anak ini mati. Heerrggghh.." Ucap makhluk yang merasuki tubuh Reina sambil matanya melotot ketika melihat ke arah pak Ali.     

"Mati?? Kenapa kamu ingin anak ini mati?"     

"Nyai penjaga anak ini sangat ingin membunuhku dan ingin berkuasa di wilayahku. Aku tak SUKA!!! Biarkan aku membunuh anak ini!! Hahahahahaha!!!! Selagi si Nyai nggak ia bawa. Harrrgghhh..."     

Mendengar apa yang di katakan makhluk yang merasuki Reina, pak Ali terdiam sejenak dan memandang wajah Reina dalam-dalam.     

"Baru kali ini saya mendapatkan pengalaman kasus seperti ini selama saya mengajar di sekolah ini. Saya tahu jika sekolah ini adalah sekolah peninggalan jaman Belada. Banyak sekali makhluk-makhluk dunia lain yang juga tingga di sini. Namun jika sampai seperti ini terus-terusan, saya kasihan pada anak-anak di sini. Mental mereka akan terganggu dan belajar mengajar juga tentunya akan terganggu." Gumam pak Ali sambil menarik nadas dalam-dalam, lalu memegang kepala Reina sambil membacakan ayat-ayat kursi yang terus menerus beliau kumandangkan di depan wajahnya dan sesekali ia menepuk punggung Reina beberapa kali agar mkhluk halus yang merasukinya segera keluar.     

"Arrrghhhhh!!! Arrgghhhh!!! Pannaaassss!!!! Paannnaaaaasssss!!! Aaaarrgghhhhh!!!" Teriak makhluk itu sambil meronta kesakitan dan sekujur tubuh Reina menggeliat-nggeliat di lantai seakan ia kesakitan. Namun pak Ali tak henti-hentinya berdoa, hingga beliau mengeluarkan peluh dari pelipisnya dan membuat baju yang ia kenakan juga menjadi basah. Padahal kipas di dalam kelas masih menyala, namun hawa di dalam kelas seakan sangat panas bagaikan bara api yang sangat dekat membara di depannya. Kepulan asap dari kepala Reina keluar seperti terbakar. Asap yang terus membumbung tinggi memenuhi ruangan kelas.     

"Keluar sekarang kamu!! KELUAR!!!" Teriakan terakhir dari pak Ali yang membuat makhluk halus di dalam tubuh Reina akhirnya keluar dan 'ia' berdiri di hadapan pak Ali dengan matanya yang merah geraman-geraman kasar yang membuat telinya yang mendengarnya terasa sakit.     

"Aku nggak akan tinggal diam hai pak tua. Akan ku buat kau kerepotan dengan anak-anak di sekolah ini. Agar kau tahu bagaiaman berkuasanya aku di hadapanmu. Harrrgggghhhh!!"     

Setelah makhluk yang menamakan dirinya Blorok itu pergi dari hadapan pak Ali, beliau langsung memberikan air putih yang tak lupa di berikan doa-doa di dalamnya. Beliau meminumkan air itu dan beberapa kali memercikkan air itu di wajah Reina hingga seluruh tubuhnya. Setelah itu bu Lucy dan beberapa guru lain langsung membawa Reina ke ruang UKS untuk pemulihan.     

Di saat yang sama, terdengar suara teriakan dari halaman sekolah dimana beberapa anak perempuan kerasukan bersama-sama. Ada empat anak perempuan yang kerasukan saat itu juga di susul beberapa anak kelas dua yang melihat anak-anak kerasukan itu. Semua anak menjadi panik, dan guru-guru yang tadinya sedang di dalam kelas dan mengajar, mereka semua langsung keluar untuk membantu guru yang lainnya mengatasi hal ini.     

"Ayo anak-anak yang ada di lapangan tetapi tidak terkena kerasukan segera pindah ke aula sekarang juga!!" Teriak Bu Lani yang berbicara menggunakan toa sekolah. Setelah mendengarkan perintah dan arahan itu, aku dan anak-anak yang lainnya langsung berlarian menuju ke aula.     

Diikuti dengan Ko Yohanes dan Pak Gede yang mendampingi kami di dalam sana dan memberikan arahan kepada kami untuk melakukan doa bersama membantu teman-teman yang kerasukan agar mereka dapat sadar dengan cepat. Siang itu doa besar di lakukan oleh para guru dan sebagian besar dari anak-anak kelasku, anak -anak yang beragama muslim langsung melakukan sholat jama'ah bersama sedangkan yang non muslim melakukan doa dan ritual yang kami yakini untuk mengusir makhluk halus. Suasana sekolah saat itu menjadi sangat tak nyaman dan terasa sangat sesak jika di lihat. Anak-anak yang kerasukan di halaman sekolah beberapa menggeleparkan tubuhnya ke tanah dan ada yang tak segan-segan memukul-pukul tubuhnya dengan kedua tangannya. Sedangkan anak yang terkena kesuruoan dari kelas dua hanya mengerang dan ada yang hanya menangis tak henti-henti. Anak kelas dua yang terkena kesurupan ada tiga orang. Satu anak laki-laki dan sisanya anak perempuan. Melihat hal itu Pak Ali seketika menghembuskan nafasnya dalam-dalam seakan makhluk halus yang baru saja ia usir mencoba menantangnya. Beliau berdiam diri menyiapkan mentalnya dan berdoa di dalam kelasku. Tak begitu lama ketyika beliau menyiapkan diri dengan melawan makhluk halus tersebut. Setelah selesai, dan beberapa guru telah membantu pak Ali yang masih berjalan menuju halaman sekolah, Pak Ali langsung memegang dua kepala anak perempuan yang kerasukan saat itu juga dengan kedua tangannya. Tak lupa dengan doa-doa yang di panjatkan terus menerus tak henti-hentinya hingga kedua anak yang dipegangnya seketika pingsan di hadapan pak Ali. Lalu pak Ali melihat ke arah depan tepat kedua anak itu terjatuh, terlihat di langit-langit ada bayangan hitam yang terbang menjauhi Pak Ali. Beliau hanya memperhatikannya dan langsung mendoakan dua anak lainnya lagi. Sebagian yang lain telah di abntu oleh pak Imam yang saat itu tengah mengajar di lab Inggris, sedangkan anak yang berda di lab Inggris, kelas C, tak ada yang berani keluar dari lab melihat kondisi hari itu sangat riuh dan sangat menegangkan.     

"Iiihh kok ngeri ya Ndraa.. kok bisa sampe gini sih sekolah kita?" Tanya Linda yang saat itu tengah berhenti berdoa dan melihat ke luar aula. Suara teriakan histerin tiap anak yang kerasukan membuat kengerian tersendiri di telingaku seakan 'mereka' memberontak dan marah jika 'mereka' di usir dari dalam tubuh anak-anak itu.     

"Iya ngeri Lin, makanya kamu jangan sampe ngelamun di saat seperti ini. Banyak-banyak doa aja di dalam hati agar pikiranmu nggak kosong." Ucapku.     

"Emang kenapa Ndra?"     

"Ya kalau kamu ngelamun ya kamu bisa kesambet kerasukan juga! Mau kamu?" Ucapku dengan nada yang agak tegas pada Linda dan mengajak Linda untuk masuk ke dalam ruang Aula.     

Di sisi lain, beberapa anak yang bukan agama muslim memilih untuk masuk ke dalam lab Inggris dan berkumpul di dalam sana sambil mengobrol dengan anak kelas C.     

"Eh, Lin kita masuk ek lab Inggris aja yuk sekalian ngadem." Ajakku pada Linda yang tengah bermain ponsel dan sambil duduk di bagian belakang ruang Aula.     

"Eh, emang boleh nih?"     

"Ya diam-diam aja. Tuh aku tadi liahat Alex barusan masuk ke sana."     

"Ya tapi aku nggak punya kenalan anak kelas C Ndra.. Iya kalau Alex temannya di kelas C semua deh setahuku.     

"Iya aku juga nggak punya sih.."     

"Ya.. Makanya di sini aja deh. Malas aku kalau ke sana. Ntar di sirikin lagi. Nggak tahu aja anak kelas C gimana." Ucap Linda yang seakan tak menyukai dengan anak-anak kelas C.     

Tak terasa waktu terus berjalan. Hingga beberapa jam mata pelajaran terlewati begitu saja hingga tak akhirnya bel istirahat jam terakhir berbunyi. Anak-anak yang kerasukan hari itu akhirnya telah siuman dan beberapa anak yang masih pingsan masih terbaring di UKS.     

"Ndra udah istirahat nih. Yuk ambil makanan di pos satpam." Ajak Linda yang segera beranjak dari tempat duduknya dan mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.     

"Tumben kamu ambil makanan juga di pos satpam Lin?"     

"Iya aku tadi pesan ke mamaku buat di bawakin bekal buat siang ini. Abisnya bosan juga kalau harus makan itu-itu aja."     

"Iya juga sih. Aku aja bosan makanan di sekolah. Makanya lebih sering bawa bekal aku sekarang. Hehehehehe.. Ini nggak ke kelas dulu kan? Langsung ke pos satpam ya?"     

"Iya langsung aja Ndra. Kan kelas kita masih di doa-doakan sama guru tuh. Jadi bakalan lama nggak boleh masuk kelas deh. Haduuuhhh kenapa pakai acara beginian sih padahal bentar lagi juga mau ujian lho!" Ucap Linda yang terus mengeluh tentang hari ini.     

"Ya namanya aja musibah Lin.. kita nggak bisa minta itu musibah nggak datang ke sekolah kita hari ini. Apalagi ini musibahnya menyangkut dengan makhluk tak kasat mata. Ya berbeda lah penangannya.. Mungkin yang orang awam ngerasa mereka sudah gila melakukan hal ini itu, tapi kita nggak bisa pungkiir jika kita itu hidupr berdampingan dengan makhluk halus Lin.."     

"Iihhh.. omonganmu kok kaya orang tua sih Ndra. Geli deh degerinnya. Hahahaha.."     

Setelah semua ritual dan doa-doa selesai, para guru yang membantu langsung beristirahat dan seperti biasa ada guru yang tak ingin mengajar di kelas, dengan alasan untuk menstabilkan energi mereka terlebih dahulu. Sedangkan pak Ali yang sedari tadi sudah mengusir makhluk halus yang merasuki pada tubuh tiap anak, langsung lemas dan hanya terbaring di UKS. Terlihat beberapa kali beliau menghapus sesuatu dari hidungnya menggunakan sapu tangan.     

"Pak, bapak nggak apa-apa ta?" Tanya bu Nur pada pak Ali.     

"Iya nggak apa Bu."     

"Mau saya buatkan teh hangat ta pak?" Tanya bu Nur sekali lagi.     

"Iya deh bu tolong buatkan ya.. Juga anka-anak yang setelah kesurupan juga tolong di buatkan agar kalau mereka sudah bangun bisa memulihkan energinya lagi." Jawab pak Ali dari dalam bilik tempat tidurnya di ruang UKS.     

"Iya pak. Saya akan buatkan dulu ya.. Bapak tunggu di sini dulu kalau ada perlu apa-apa bisa langsung panggil dokter Yoyok ya pak.."     

"Iya bu Nur.. Makasi banyak yaaa..." Ucap pak Ali yang langsung mengistirahatkan tubuhnya sambil tak lupa untuk terus berzikir dari dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.