The Eyes are Opened

Kisah Kasih yang Berujung Maut (part 02)



Kisah Kasih yang Berujung Maut (part 02)

2"Ada apa sih kalian kok keliahan aneh banget? Ayo cerita dong!! Jahat nih kalian kalau ada apa-apa nggak mau cerita sama akuu.." Ucap Siska yang merengek pada ketiga sahabatnya untuk segera bercerita.     

"Uh.. gini Sis.. aku pernah tiga kali lihat pacarmu Anton boncengan dengan cewek lain." Ucap Cantika dengan sangat hati-hati saat menceritakannya.     

"Hah? Nggak mungkin lah Anton kaya gitu. Dia rasanya bukan tipe cowok kaya gitu kok. Dan juga kamu tahu dari mana coba? Jangan bikin fitnah deh Tik!!" Ucap Siska dengan nada yang sedikit kesal mendengarnya.     

"Jadi gini.. Aku baru aja jadian sama anak SMA N. SMA N itu juga sekolahnya Anton kan?"     

"Hah? Kok kamu baru cerita sih kalau jadian?! Gitu kamu sekarang Tik!" Ucap Siska yang semakin kesal mendengar hal tersebut dari sahabatnya.     

"Aku aja ada apa-apa selalu cerita dulu sama kalian! Kenapa kalian gini banget sih sama aku?!"     

"Tenang dulu deh neng.. Jangan emosi dulu. Coba dengerin dulu Cantikanya ya.." Ucap Marsha yang langsung menenangkan Siska yang mulai terlihat marah dan enggan mendengarkan ucapan Cantika.     

"Ya terus kamu mau ngomong apa'an? Jangan bikin moodku tambah jelek lho!"     

"Yaa.. maaf kalau aku nggak cerita sama kamu kalau aku jadian sama anak SMA N, waktu itu kamu juga lagi senang-senangnya dan terus bercerita tentang Anton jadi aku nggak bisa cerita ke kamu. Aku hanya cerita ke Jeny dan Marsha kalau aku juga jadian sama anak sekolah SMA N, dan dia itu kakak kelas Anton. Jadi dia tahu banget kelakuan Anton kaya gimana. Yang membuat pacarku saat itu terkejut lagi, pas itu aku cerita kalau kamu jadian sama Anton. Pacark aku nggak percaya karena katanya Anton itu punya pacar di sekolahnya. Setiap saat selalu berdua, nggak pulang, nggak pergi sekolah selalu berdua. Waktu istirahat juga berdua. Lagian banyak rumor di sekolah SMA N itu kalau Anton itu rajanya playboy tetapi punya pacar sah yang sampai sekarang di pacarinya ini."     

"Tapi Anton masih sering menemuiku kok. Pas pulang sekolah juga kalian lihat kan kalau dia datang ke sini buat nemuin aku? Nggak mungkin lah kalau dia punya cewek!" Ucap Siska yang menentang cerita Cantika saat itu. Ke tiga temannya hanya dapat saling pandang dan tak dapat berkata apapun. Akhirnya mereka hanya bisa pasrah dan percaya dengan Siska saat itu agar hubungan persahabatan mereka tetap terjaga dan tak ada yang bertengkar.     

Hari demi hari berjalan begitu saja, hubungan Siska dengan Anton juga berjalan layaknya pasangan di luar sana. Apalagi Siska baru kali ini merasakan namanya pacaran. Sehingga hal ini merupakan hal yang terindah menurutnya selama ia hidup. Hubungan yang mereka jalani juga masih sama dan tak ada yang berani bicara dengan kedua orang tua mereka. Siska dan Anton hanya dapat bertemu ketika mereka sepulang sekolah ataupun bertemu di luar. Hingga satu bulan lamanya mereka berpacaran tak ada masalah apapun. Anton juga snagat pintar menyembunyikan hubungannya dengan pacar aslinya dan kedua orang tuanya. Hanya hubungannya dengan pacar aslinya yang di ketahui kedua orang tua Anton. Beberapa kali ketiga sahabat Siska memberi tahu jika Anton memiliki pacar lain selain Siska pun tak ada yang di dengarnya hingga akhirnya Marsha mengajak bertemu di salah satu kafe di tengah kota, saat itu juga terdapat Cantika dan pacarnya yang datang ke kafe itu.     

"Waahhh.. rame banget ya ternyata kafe ini.. Aku baru pertama kali ke sini lho!!" Ucapnya dengan sangat antusias memasuki kafe tersebut.     

"Hah? Yang bener Sis? Lu kan anak orang kaya masa iya nggak pernah ke kafe sendiri sih?" Tanya pacar Cantika.     

"Iya beb.. Siska itu termasuk anak rumahan. Jarang banget keluar rumah kalau nggak kita ajak kaya gini." Jawab Cantika pada pacarnya.     

"Ow ya ini Doni pacar aku Sis.." Ucap Cantika saat mengenalkan pacarnya.     

"Haloo.. aku Doni.. Salam kenal.. Aku sudah sering banget dengerin ceritamu dari Cantika. Apalagi tentang pacarmu yang bernama Anton itu. Aku tahu sendiri kok kalau Anton itu emang playboy. Dia terkenal banget dengan julukan itu, tetapi meskipun begitu dia tetap aja gampang dapat cewek. Meskipun itu anak sekolahku sendiri. Ada pernah anak sekolahku, yahhh tepatnya sih teman kelasku yang pernah jadi mantannya, saat aku tanya kenapa mau pacaran sama Anton mereka jawan ya karena Anton cakep lah, kaya lah, ortunya Jendral lah.. Sehingga statement playboy itu bagi mereka cuman hanya sekedar predikat. Lalu ujung-ujungnya mereka hanya dibuat mainan sama Anton. Nggak benar-benar serius dan di sakitin. Jadi lu juga harus hati-hati sis.. Apalagi lu termasuk tipenya Anton banget." Jelas Doni pacar Cantika.     

"Tuh kan Sis apa aku bilang! Kenapa kamu nggak percaya sama sahabatmu sendiri sih?!"     

"Bukannya aku nggak percaya sama kamu Tik, tapi aku nggak bisa percaya begitu saja kalau aku nggak melihatnya sendiri."Ucapnya dengan tegas.     

"Tenang aja kok Sis, lu bentar lagi bakaan melihat apa yang lu pengen malam ini." Ujar Doni sambil tersenyum licik.     

"Hah? Apa maksudmu ya kak? Aku nggak paham." Ucapnya dengan tatapan polosnya.     

"Waduuhh.. Cewek kaya gini ini yang paling di incer Anton. Cewek polos yang nggak pernah pacaran sama sekali. Gampang di bodohin dan bohongin." Ucap Doni yang terus tersenyum melihat Siska yang kebingungan akan maksud ucapannya. Tak lama setelah Doni berbicara, terlihat pacar Anton yang asli memasuki kafe itu dengan pakaian yang sangat minim. Iya. Semua minim bahan menurut Siska saat itu. Atasan crop top yang menunjukkan sebagian perutnya yang rata, di tambah rok mini yang hampir seperti tak mengenakan rok dan juga tak lupa dengan sepatu boots tinggi sepaha menjadi pusat perhatian semua pria di kafe itu. Nggak hanya pria saja yang memperhatikan cewek itu, tetapi hampir semua pengunjung dan pelayan yang bekerja di kafe tersbeut memperhatikan pacar Anton yang asli.     

"Eh, eh itu lho pacar Anton yang asli. Namanya Bunga. Dia anak seorang pejabat pemerintah di sini, dan nggak ada yang berani mendekatinya selama di sekolahku hanya Anton seorang yang berani mendekatinya dan menjadi pacarnya. Yaahhh.. lagi-lagi karena orang tua Anton adalah seorang Jendral TNI yang memiliki martabat dan jabatan"     

"Emang cowok yang lain nggak pernah di deketin sama dia?" Tanya Siska penasaran.     

"Ya ada, tapi ujung-ujungnya di buang atau di tolak karena orang tua cowok yang mendekatinya nggak setinggi jabatannya dengan kedua orang tuanya."     

"Waahhh.. angkuh dong cewek itu." Ucap Siska sambil terus memandang cewek yang lebih pendek darinya itu duduk di ujung kafe sambil menyalakan sebatang rokok di tangan kirinya.     

"Yaaa.. angkuh banget emang anaknya. Sampai-sampai semua guru segan padanya kalau dia terkena skors atau merokok di area sekolah." Jelas Doni lagi.     

"Eh, itu Anton! Iya itu Anton!" Teriak Siska sambil menunjuk tangannya ke arah cowok yang berdiri di sebelah Bunga.     

"Eh lu mau kemana?" Ucap Doni sambil menahan Siska yang hendak menemui Anton di dalam kafe itu.     

"Ya mau temui Anton lah! Mau minta pertanggung jawabannya dan kejelasannya sama aku ini gimana! Masa iya aku cuman menonton aja mereka berdua bermesaraan di depanku." Ucapnya yang terlihat mulai emosi.     

"Sudah, sudah jangan emosi dulu kamu Sis.. Lihat dulu situasinya. Lagi pula kamu nggak takut kenapa-kenapa apalagi orang tua mereka punya jabatan semua. Dan juga Anton juga nggak akan mengakuimu pacarnya jika kamu tiba-tiba kaya gitu." Ucap Marsha mencoba menenangkan Siska.     

"Iya tapi aku harus gimana Sha.. Kalau lihat kaya gini juga aku jadi sakit hati tahu!"     

"Iya coba kamu bicarakan baik-baik saat kalian berdua. Jangan di tempat ramai kaya gini. Malu lagi dilihat banyak orang! Nanti heboh masuk berita gimana?" Ucap Marsha lagi.     

Akhirnya Siska mengurungkan niatnya untuk menegur Anton saat itu. Ia akhirnya berpikir mencari cara untuk dapat menghubungi Anton dengan elegan.     

[Trrrrrrr-Trrrrrr-Trrrrrrr-Trrrrrr-Trrrrrr-Ttrrrrrrr]     

"Ah! Sial!! Nggak di angkat lagi!! Padahal dia melihat ponselnya lho!!" Ucap Siska dengan kesal saat tahu teleponnya tak diangkat oleh Anton saat itu. Ia mencoba meneleponnya kembali untuk kedua kalinya. Namun lagi-lagi ia tak mendapatkan balasan dari telepon itu. Hingga ke tiga kalinya Siska menelepon Anton, dan dia terlihat gelisah dan merasa terganggu dengan telepon yang ia berikan. Akhirnya Anton meminta ijin ke Bunga pacarnya untuk ke luar sebentar dengan alasan ke toilet. Mengetahui hal itu, Siska langsung mengikuti Anton dari belakang dan menghampirinya di toilet.     

Benar saja Anton terkejut melihat Siska yang berada di belakangnya saat itu.     

"Siska?! Kamu lagi apa di sini? Sama siapa?" Ucap Anton yang terlihat gelagapan dan sangat hati-hati dalam berbicara.     

"Aku lagi main-main aja kesini. Kenapa? Emang nggak boleh ya?"     

"Oh ya boleh lahh.. Hahahahaha.. Sama siapa?"     

"Sama teman-temanku. Kamu sendiri sama siapa di sini? Bukannya kamu tadi bilang mau anterin mamamu belanja ya? Kok ada di sini?" Ucap Siska yang semakin curiga.     

"I-iya.. Tadi aku keluar sama mama belanja, terus karena pulang lebih cepat, aku langsung ke sini. Hehehehehe.."     

"Kenapa kamu kelihatan gugup sih? Emang ada apa?"     

"Nggak. Nggak ada apa-apa kok. Hehehehe.."     

"Uhmm... bentar ya, aku ke toilet dulu. Kamu mau ke toilet juga?"     

"Nggak. Aku mau temuin kamu karena aku lihat kamu tadi sama cewek lain ke sini."     

"Hah? Kamu salah lihat mungkin. Hahahahaha.. Aku tadi ke sini sendirian aja kok." Ucapnya yang masih terlihat gugup dengan sesekali memutar-mutar bola matanya.     

"Udahhh lahhh Ton.. Kamu nggak usah bohong lagi sama aku... Aku tahu kamu punya pacar selain aku. Iya kan? Dan aku cuman sebagai mainanmu kan?"     

"Nggaklah sayangg.. kamu itu pacarku satu satunyaa.. beneran deh!" Rayu Anton pada Siska. Kebetulan saat Anton mencoba merayu Siska dengan membelai rambutnya, ia ketahuan dengan pacar aslinya yang bernama Bunga saat mencari Anton yang tak kunjung keluar dari toilet. Hal tersebut membuat mereka bertiga bertengkar hingga akhirnya di bawa kedua sabahatnya untuk keluar dari kafe itu terlebih dahulu sebelum mereka di usir oleh pemilik kafe.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.