The Eyes are Opened

Hantu Penunggu Kelas (Part 02)



Hantu Penunggu Kelas (Part 02)

3Hari Jumat, tanggal 7 Januari 2011.     

Hari terakhir yang telah aku lalui selama pekan ini. Buatku hari ini merupakan hari yang sangat menyenangkan. Dimana kelas yang ada tidak semuanya materi berat dan hari ini ada kelas tata boga di akhir pelajaran. Aku sangat suka di hari Jumat sejak SMA kelas dua saat ini. Bukan hanya itu saja yang membuatku sangat menyukai hari Jumat, tetapi hari Jumat itu merupakan hari yang paling singkat selama jam belajar mengajar. Rasanya pulang lebih awal dari pada biasanya itu sangat menyenangkan. Biasanya sedari pagi buta aku sudah bangun dari tidurku sepanjang malam, aku langsung bergegas untuk mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah sebelum pak Daud menjemputku. Namun hari itu tiba-tiba perutku terasa sangat sakit dan nyeri. Seluruh tubuhku juga terasa sakit semua. Seperti orang yang baru saja di pukuli sekujur badan. Aku berjalan perlahan menuju ke kamar mandi dengan langkah yang terseok-seok. Menyalakan air untuk mandi aja enggan.     

"Brrrrr... airnya kok tumben dingin banget sih? Jadi males mandi kan kalo kaya gini..." Gumamku sambil beranjak keluar dari kamar mandi.     

"Lho kenapa dek? Kok keluar kamar mandi lagi?" Tanya papa yang baru saja keluar dari kamar setelah mandi pagi sebelum berangkat kerja.     

"Dingin pa airnya..." Ucapku sambil menyelimuti seluruh badanku dengan handuk.     

"Iiihhh gaya banget kamu bilangnya airnya dingin. Perasaan tadi papa mandi biasa aja deh airnya. Kaya kucing aja sih kamu hari ini takut air. Hahahaha.." Ucap papa sambil berlalu dan duduk di sofa sambil membuka koran pagi yang baru saja di antar.     

"Ih papa kok ngeledekin Andra sih! Emang airnya lagi dingin banget lho!" Ucapku dengan nada kesal.     

"Iya sudah-sudah sana cepetan mandi sebelum tambah siang lho!" Ucap papa yang sambil membaca koran di hadapannya.     

Di saat aku mandi aku baru menyadari jika aku pagi itu tengah kedatangan tamu yang nggak aku kira dan itu juga merupakan faktor seluruh tubuhku terasa sakit semua sedari bangun tidur dan moodku yang nggak menentu sedari pagi.     

"Hhaaaahhh... Haid lagi.. Aku kira bakalan datangnya minggu depan. Ternyata datangnya minggu ini dan lebih cepat dari pada biasanya." Gumamku saat aku selesai mandi dan sedang bersiap-siap untuk ke sekolah.     

Hari itu badanku terasa lebih lemas dari biasanya. Wajahku pun terasa lebih pucat dan seperti orang yang sedang sakit. Nggak hanya itu saja, aku merasa lebih sensitif dari pada biasanya sehingga kau benar-benar menjaga diriku agar tidak terlalu emosi hari ini.     

"Ndra, ini mama sudah buatin kamu sarapan. Makan dulu gih!" Ucap mama yang sedang merapikan meja makan setelah papa berangkat kerja.     

"Iya ma.." Ucapku dengan nada yang terdengar sangat lemas.     

"Kamu kenapa? Kok lemas gitu?" Tanya mama.     

"Nggak apa kok. Cuman lagi haid aja hari ini. Makanya lemas. Nggak pengen ngapa-ngapain apalagi makan. Perutku juga kram sakit banget lagi."     

"Sudah.. meskipun nggak nafsu makan, tapi dimakan sedikit ya ini.. Biar kamu ada tenaga buat ke sekolah nanti.." Ucap mama sambil mengambilkan nasi di atas piringku.     

Aku makan seperti biasanya namun kali ini rasanya enggan banget buat membuka mulut. Hingga tak terasa pak Daud telah tiba untuk menjemputku, aku langsung menaruh piring kotorku ke tempat cucian dan dengan cepat aku langsung berangkat ke sekolah.     

Aku tak ada pikiran apapun hari itu. Aku hanya berharap hari itu berjalan seperti biasanya dan tak ada kejadian aneh yang menggangguku selama di sekolah. Pak Daud membawa kendaraannya dengan cepat seperti biasanya, hingga akhirnya aku tiba di sekolah hanya 20 menit dari rumah. Aku berjalan masuk ke dalam halaman utama sekolahku dimana banyak anak-anak lain yang juga baru saja tiba di sekolah. Baik itu anak SMP maupun teman-teman seangkatanku dan kakak kelas. Aku berjalan di tengah teriknya sinar matahari pagi yang saat itu bersinar sangat terang hingga membuatku tak dapat berjalan lurus menatap ke depan. Aku menundukkan kepalaku untuk menghindari silaunya sinar matahari hingga tak sadar di sebelahku berjalan seorang anak laki-laki.     

"Hoi Ndra!" Bisik anak laki-laki itu di telingaku. Aku langsung terkejut mendengar suara itu dan langsung menoleh ke kiri. Melihat Raka yang tersenyum dengan lebar saat aku terkejut membuatku sedikit kesal dan gemas padanya. Ia terlihat berbeda dari pada hari biasanya. Anak laki-laki yang duduk di sebelahku yang biasanya menggunakan hoodie hitam dengan tas hitam dan gelang-gelang kayu di pergelangannya, kini terlihat berbeda. Ia tak mengenakan hoodienya pagi itu, dan gelang-gelang kayunya pun berkurang beberapa sehingga tak terlihat banyak seperti biasanya. Aku menatapnya dari belakang saat ia berjalan mendahuluiku dan bergumam sendiri.     

["Ternyata anak ini tinggi juga ya? Aku kira nggak setinggi ini."] Gumamku dalam hati sambil berjalan mengikutinya dari belakang hingga masuk ke dalam kelas.     

Suasana kelas saat itu sudah sangat ramai dengan anak-anak yang hampir semua datang ebih awal dari pada biasanya. Mereka seperti biasa saat pagi, ada yang bergosip pagi-pagi, ada yang bermain game di ponselnya, dan ada juga yang sedang makan pagi saat itu. Pagi itu juga kau tak merasakan apapun kehadiran dari makhluk halus yang biasanya singgah di dalam kelas.     

"Tumben nggak ada tanda-tandanya? Baunya juga sudah nggak ada. Apa jangan-jangan karena sudah banyak orang ya di dalam kelas? Jadi.. 'mereka' saat ini pergi dulu gitu." Gumamku sambil masuk ke dalam kelas dan berjalan menuju bangku yang kemarin aku duduki.     

"Eh, ini kan bangkuku kemarin. Kok hari ini kamu duduk di sini sih?!" Ucapku pada Darren yang tengah menduduki bangkuku sambil memainkan ponselnya.     

"Ah.. tapi aku pengen duduk di belakang sini Ndra.. Hari ini tukeran sama aku ya duduknya.. Pleaseee.." Ucapnya sambil memohon kepadaku.     

"Ya terus aku duduk mana coba sekarang?"     

"Aku kemarin duduk di situ sih. Pas di bawa kipas." Ucapnya sambil menunjukkan tangannya ke arah bangku yang masih kosong tepat di bawah kipas angin.     

"Hahhhh.. depan banget itu Reenn.." Ucapku sambil memanyunkan bibir.     

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung berjalan ke arah bangku di serongku yang masih kosong.     

"Eh ini bangkunya siapa?" Tanyaku pada Elisa yang sedang mengobrol dengan Sharon di depanku.     

"Ya duduk aja lah.. Lagian kita juga belum di rolling kok bangkunya." Ucapnya dengan nada dingin padaku.     

"Beneran nggak apa aku dudukin?" Tanyaku sekali lagi.     

"Iya. Duduk aja. Itu juga bangkunya nggak enak kok." Ucap Sharon.     

"Emang kemarin siapa yang duduk di sini?" Tanyaku lagi.     

"Aku yang duduk di situ. Nggak enak duduk di situ. Nggak bisa ngobrol sama Elisa pas jam pelajaran. Kalau depan belakag bisa-bisa ketahuan. Hahahahaha.."     

"Ohh.. oke deh kalau gitu. Aku dudukin kalau gitu." Ucapku sambil menaruh tas di atas meja dan langsung duduk dengan sangat pelan-pelan.     

Aku menjalani hari-hari ku di sekolah hari ini seperti biasa, namun ada satu yang menggangguku selama di sekolah. Aku merasa lebih sensitif dari pada biasanya dan itu terjadi saat aku sedang di kelas sendirian saat jam istirahat. Karena ini hari pertamaku haid, perutku terasa sangat kram dan sakit. Ingin jalan keluar kelas aja rasanya enggan buat beranjak dari bangkuku. Aku hanya duduk terdiam di bangkuku sambil memegang perutku yang terasa sakit. Sesekali aku meringkukkan tubuhku di atas meja dan sambil berbaring sejenak untuk mengurangi rasa nyeri yang aku alami. Saat istirahat aku cuman duduk di kelas yang hampir kosong. Tiba-tiba aku merasakan ada orang yang terus menyentuh pundakku beberapa kali. Aku kira itu Raka yang sedang memanggilku, tanpa menoleh ke belakang aku langsung menjawab panggilan itu.     

"Apa Ka? Aku lagi nggak enak badan nih. Kamu mau pinjam buku komik ku?" Ucapku sambil mengambil buku komik yang aku bawa dari dalam tas.     

Perasaanku semakin menjadi tak nyaman saat aku sedang mengambil buku komik dari dalam tas.     

["Kenapa Raka diem aja saat aku aja ngobrol? Tumben banget? Aku yang sedang haid tapi kenapa kaya dia yang lagi haid ya? Sampai malas ngomong sama aku kalau mau pinjam buku."] Gumamku terdiam setelah mengeluarkan buku komik dari dalam tas.     

"Ka.. Raka... Kamu ada di tempatmu kan?" Tanyaku lagi pada Raka tanpa menoleh ke belakang.     

Perasaanku semakin tak nyaman dan seketika bulu kuduku berdiri di bagian tengkuk dan seluruh tanganku. Seketika terasa berat di pundakku dan bau yang sangat menyengat itu kembali tercium di hidungku. Aku langsung menutup hidungku dan cepat-cepat mengambil minyak kayu putih yang aku taruh di atas meja. Tanpa peduli seberapa banyak minyak yang aku ambil, aku langsung membubuhkannya di hidungku agar bau busuk itu berkurang.     

"Ughh!! Baunya kok busuk banget sih? Semakin menyengat pula." Ucapku.     

Tepat bau busuk itu sangat menyengat di hidungku, saat itu juga semua anak yang ada di dalam kelas langsung keluar. Aku semakin merasakan merinding dan semakin tak berani menoleh ke belakang. Aku meringkukkan badanku di atas meja berpura-pura untuk tidur dan tak memperdulikan apa yang ada di belakangku.     

Di saat yang sama terdapat angin dingin yang berhembus di kepala belakangku dengan sangat lembut. Aku kira itu kipas angin yang berhembus, namun ketika kepala kipas menghadapap ke arah tempat dudukku, angin yang berhembus lebih keras dan membuat rambutku berkibas. Saat tahu hal itu juga aku langsung terkejut dan semakin meringkukkan diriku di atas meja sambil menutup wajahku dengan tas yang ada di hadapanku. Di saat arah kipas angin menjauhi ku, lagi-lagi aku merasakan angin dingin yang berhembus di belakang kepalaku dengan sangat lembut. Di saat itu aku berharap ada anak yang masuk ke dalam kelas dan memanggil namaku agar aku dapat langsung keluar kelas.     

Benar saja, saat itu Raka baru saja datang dari kantin sambil membawa sebotol air putih di tangannya dan melihat penunggu kelas sedang mengg dan menggodaku dan bermain-main dengan rambutku. Melihat hal itu Raka langsung berteriak dan memanggil namaku dengan sangat kencang.     

"Dyandraaa!!!" Teriak Raka dari depan kelas.     

Mendengar namaku di panggil, langsung saja aku mengangkat kepala dan melihat Raka yang sedang berdiri di depan kelas sambil mengayunkan tanganya memanggilku. Tanpa basa basi lagi aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan langsung menghampirinya di depan kelas dan berlari keluar kelas saat itu juga. Jantungku berdegup dengan sangat kencang seperti orang habis lari maraton. Raka yang berdiri di tembok pembatas di sampingku hanya memperhatikanku dan tersenyum melihat apa yang aku alami di kelas tadi.     

"Kok kamu tersenyum kaya gitu sih? Emang ada yang lucu ya? Nggak tahu orang dari tadi ketakutan juga. Duuuhhh!!" Ucapku dengan kesal.     

"Hahahaha.. ya abisnya kamu terlihat lucu sih tadi di dalam kelas. Kamu tahu nggak kalau tadi itu 'dia' sedang mainin rambutmu. Kaya asik banget gitu lihatnya. AKu rasa dia tertarik sama kamu deh Ndra." Ujarnya sambil tertawa melihatku yang ketakutan.     

"Eh, gila! Amit-amit lah yaa Kaa.. kalau 'dia' sampe tertarik sama aku! Cowok aja nggak punya masa iya yang tertarik sama aku makhluk halus!"     

"Ya bisa aja kaannn?? Hahahaha.. Eh, kamu kenapa hari ini kok energimu melemah gitu yang aku lihat?"     

"Iya aku lagi kedatangan tamu bulanan hari ini."     

"Ohhh... itu to.. makanya 'dia' suka sama kamu hari ini. Sudah nggakusah takut lagi mulai besok, 'dia' tadi sudah aku ancam dan nggak berani ganggu kamu lagi kok. Mungkin cuman di lihatin dari jauh aja." Ucapnya dengan santai. Sejak kejadian itu aku sangat berhati-hati dan menjadi sedikit paranoid dengan hantu penunggu kelas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.