Bandit Cantik

Tentu Saja Gugup, Ini Pertama Kalinya Untukku



Tentu Saja Gugup, Ini Pertama Kalinya Untukku

3Yan Jinyi melepaskan jubah tidurnya dengan gerakan sensual, memperlihatkan kamisol berbahan sutra di dalamnya.     

Kamisolnya berwarna hitam, membuat sosoknya menjadi semakin anggun dan seksi.     

'Kakak Ipar Kedua sangat agresif. Apa Kakak Ipar sudah tidak sabar?'     

Huo Qingyuan yang bersembunyi di balik lemari kembali dibuat tercengang.     

"Huo Xishen, aku akan memberimu kesempatan tidur bersama untuk semalam. Tapi bagaimana kalau kamu mendiskusikan sesuatu denganku?"     

Huo Xishen menggerakkan matanya. Ia mengingat apa yang dikatakan Huo Chengyu barusan.     

"Apa yang ingin kamu bicarakan?"     

"Hal-hal kecil, tidak akan merugikanmu. Berjanjilah padaku, dan aku akan memberimu…" Yan Jinyi tiba-tiba memutar pinggang rampingnya. Sepasang mata cantiknya berkedip menggoda, "Seks."     

'Kakak Ipar sangat luar biasa!'     

Huo Qingyuan menutupi wajahnya karena merasa malu sendiri. Jika Kakak Keduanya masih menolak, maka ia akan meragukan kelaki-lakian kakaknya yang satu itu.     

Tatapan Huo Xishen semakin dalam, dan suaranya terdengar agak serak, "Istriku, jangan main-main."     

"Aku tidak main-main!" Yan Jinyi membuat pose yang begitu sensual, "Apa kamu tidak mau coba melakukannya denganku?"     

'Mau!'     

Huo Xishen meraih lengan Yan Jinyi dari belakang, Yan Jinyi bahkan tidak punya waktu untuk bereaksi saat ia tiba-tiba ditarik masuk.     

Kaki panjangnya menutup pintu, kemudian dibawanya Yan Jinyi ke ranjang besar yang ada di kamar itu.     

Huo Qingyuan terbelalak. Rahangnya hampir jatuh.     

'Ka… Ka… Kakak Kedua, dia…'     

'Kakak Kedua sangat agresif!'     

'Woahh, seru sekali!'     

'Aku benar-benar ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya!'     

Yan Jinyi tidak menyangka bahwa Huo Xishen menganggapnya serius, dan untuk pertama kalinya, dia sangat gugup saat melihat pria itu menindihnya.     

"Kamu, kamu, kamu serius?"     

Huo Xishen berusaha menahan ketidaknyamanan yang dirasakannya, keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.     

Dia menyangga kedua tangannya di sisi kepala Yan Jinyi dan menatap wanita itu.     

Pipinya yang putih sekarang tampak merona, ada kepanikan yang tergambar jelas di bola mata wanita itu.     

"Kamu takut?"     

Suaranya terdengar serak dan berat, rasanya jantung Yan Jinyi mati rasa.     

"Ekhem. Tentu saja gugup, ini pertama kalinya untukku. Tuan Huo, apa kamu yakin bisa?"     

Huo Xishen menggerakkan sudut bibirnya, "Tidak ada yang tidak mungkin."     

Kedua mata Yan Jinyi terpejam, tampak sudah pasrah, "Kalau begitu ayo, aku tidak akan menolak."     

"..."     

'Kenapa ekspresinya terlihat seperti akan menghadapi kematian?'     

Ujung jari Huo Xishen sedikit gemetar, dia bisa merasakan keringat dingin di sekujur tubuhnya.     

Dengan mengepalkan tangan, ia lalu mulai menurunkan tali kamisol di bahu Yan Jinyi.     

Yan Jinyi tidak tahan untuk mengamati Huo Xishen secara diam-diam. Pria itu terlihat agak pucat. Seharusnya dia merasa bahagia melihat hal, tapi pria ini…     

Seperti dia akan tidur dengan orang jelek saja.     

Memikirkan hal ini, Yan Jinyi mendadak merasa kesal. Dia langsung beranjak duduk dan melingkarkan tangannya di leher Huo Xishen, hendak mengambil inisiatif untuk mencicipi rasa dari bibir Huo Xishen, namun Huo Xishen tiba-tiba mendorongnya menjauh.     

Gambaran penculikan yang dilakukan ibunya dan orang tuanya yang mati terbakar sontak bergema di dalam pikirannya layaknya lentera yang diputar-putar.     

Huo Xishen gemetar hebat, dia bangkit dan turun dari ranjang dengan raut wajah dingin, "Sudah larut, kamu bisa kembali tidur."     

Hanya begini saja?     

"Huo Xishen, aku merasa telah direndahkan olehmu sekarang. Kita sudah sampai tahap ini, dan kamu membatalkannya, apa kamu manusia?"     

Yan Jinyi setengah berlutut di atas ranjang dengan tangan berkacak pinggang, ia menatap Huo Xishen marah.     

Huo Xishen membuang muka, "Aku hanya ingin bermain-main denganmu."     

"Bermain-main? Kamu punya penyakit yang aneh. Benar-benar ya, aku menikahimu bukan untuk menjadi janda. Tunggu saja, cepat atau lambat aku akan mencampakkanmu dan menemukan pria tampan yang bisa kupeluk kapanpun!"     

Maki Yan Jinyi seraya turun dari ranjang. Sebelum pergi, dia tidak lupa mengacungkan jari tengahnya pada Huo Xishen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.