Bandit Cantik

Kalau Tidak Terima, Kamu Juga Bisa Jadi Adikku



Kalau Tidak Terima, Kamu Juga Bisa Jadi Adikku

0'Apa Liu Ran telah mengangkat batu dan menjatuhkannya pada dirinya sendiri?'     

Alis Yan Jinyi menukik tajam, lalu mulai tersenyum puas.     

Perbuatan baik ataupun buruk pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal!     

Dia sudah hendak masuk ke dalam rumah sambil bersenandung, saat sesosok orang tiba-tiba melompat keluar dan menghentikannya.     

"Kamu masih punya muka datang ke sini. Kenapa kamu tidak membalas pesanku? Hari ini aku pasti akan membuatmu menunjukkan ekor rubahmu itu, dan membuat A Xing melihat wajahmu yang sebenarnya!"     

Yan Jinyi menatap pria di hadapannya ini dengan kening berkerut.     

Tingginya hampir 1,8 meter, namun ucapan dan tingkahnya seperti seorang janda.     

"Kamu gila, ya?"     

Liang Fanfan menyeringai, "Kamu itu yang gila. Katakan padaku, dengan siapa kamu datang ke sini? Yah, sudah bisa kubaca yang ada dalam hatimu. Wanita jal*ng, kenapa kamu merebut A Xing dariku?"     

Yan Jinyi mengorek telinganya 'Dia benar-benar gila.'     

"Huo Zixing adalah adikku. Kalau tidak terima, kenapa kamu tidak menjadi adikku juga?"     

Liang Fanfan menunjuk Yan Jinyi dengan jari yang gemetar, "Kamu, kamu bohong. A Xing adikmu? Aku khawatir kalau kamu sedang bermimpi. Kamu wanita jahat…"     

Jika Liang Fanfan ditempatkan di zaman kuno, dia pasti ditakdirkan untuk menjadi kasim.     

Yan Jinyi yang agak kehilangan kesabaran pun menunjuknya juga, "Kalau kamu mau aku meninggalkan Huo Zixing, baiklah, ayo maju…"     

Melihat senyum cabulnya, Liang Fanfan sontak menutupi dadanya sendiri, "Kamu mau apa?"     

"Tidak melakukan apa-apa, hanya mau membereskan hal-hal yang aneh."     

Dia mengulurkan tangannya lalu menarik kerah Liang Fanfan keras, "Huo Zixing sangat menyukai orang yang memiliki tubuh indah. Aku akan membantumu memahaminya."     

Setelah itu, Yan Jinyi menarik kedua tangannya dan merobek paksa kemeja bermotif bunga yang dikenakan Liang Fanfan, hingga sebagian besar kulit mulusnya terpampang.     

Seperti halnya mencabuti bulu babi, Yan Jinyi bergerak cepat menanggalkan pakaian Liang Fanfan.      

Liang Fan yang tinggi dan besar tidak mampu melawan sama sekali.     

"Seperti ayam yang lemah, dan kamu masih berani menginginkan Huo Zixing? Sekarang biarkan aku menunjukkan siapa dirimu sebenarnya!"     

Kemudian Yan Jinyi menendang perut Liang Fanfan hingga dia terjatuh ke kolam yang ada di belakangnya, diikuti dengan suara 'Byur~~'.     

"Dasar penyu. Kamu saja tidak tahu siapa aku, dan berani-beraninya mau berhubungan dengan Huo Zixing. Cuih!"     

Udara semakin dingin saat menjelang tahun baru, begitu dia masuk ke dalam air, Liang Fanfan langsung menggigil kedinginan.     

Ia berusaha berenang dengan gaya katak sambil berteriak minta tolong.     

"Kak, kenapa aku mendengar suara Fanfan?" Wanita berpakaian tradisional itu mengerutkan kening dan tanpa sadar menatap sekelilingnya.     

"Sepertinya itu benar-benar suara Fanfan." Timpal Nyonya Peng hingga akhirnya dia menemukan Liang Fanfan yang tengah berada di dalam kolam, "Ya Tuhan, bagaimana bisa Fanfan jatuh ke kolam? Cepat panggil seseorang untuk menolongnya!"     

Suara Liang Fanfan sangat keras, membuat orang-orang yang ada di dalam rumah tertarik pergi melihatnya. Begitu pengawal mengangkat tubuh Liang Fanfan, semua orang menyadari jika dia tidak memakai pakaian.     

Para wanita pun spontan berteriak seraya menutup mata mereka.     

Di belakang kerumunan, Yan Jinyi tengah bersandar santai di dinding. Benda itu sebesar jarum bordir, tidak heran jika dia gay, atau menjadi pria submisif.     

Ckck...     

Saat pulang nanti dia akan mengajari Huo Zixing bagaimana cara memilih teman yang baik. Setidaknya perangkat keras yang seharusnya dimiliki pria tidak boleh terlalu buruk. Iya, kan?     

"Jinyi, ternyata kamu di sini."     

Liu Ran perlahan datang dengan anggur merah di tangannya. Seulas senyum terlukis di wajahnya, dia terlihat polos dan cantik secara bersamaan.     

Yan Jinyi memutar matanya, "Aku tidak bicara dengan orang bodoh. Pergilah!"     

"Kudengar cucu Nyonya Peng tercebur ke kolam. Jinyi, ayo kita lihat bersama?"     

Alis Yan Jinyi terangkat, 'Ups!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.