Ingin Kukatakan Sesuatu

Mempermalukan Orang Sombong!



Mempermalukan Orang Sombong!

0Sean tersenyum tipis dan menekan tombol video call. Seorang pria tua berusia lebih dari enam puluh tahun segera muncul di layar ponselnya.     

"Hei, Mr. A! (Tuan A)" Sean menyapa pria tua di seberang video.     

Cara orang asing memanggil orang tua berbeda dengan cara orang Indonesia memanggil orang tua. Di Indonesia, beliau akan dipanggil dengan sebutan Pak atau Paman. Sementara, di luar negeri akan disebut Tuan atau langsung dipanggil dengan nama tanpa diikuti embel-embel panggilan hormat.     

A adalah inisial dari nama keluarga pria tua itu. Namanya Arnault, tetapi selama ini Sean selalu memanggilnya begitu.     

"Shane, lama tidak berjumpa! Maaf, tadi aku tidur dan tidak sempat menjawab video call-mu," kata Arnault dengan ekspresi bersalah.     

Sean menjawab dengan sopan, "Tidak apa-apa. Aku juga menghubungimu terlalu larut hingga mengganggu istirahatmu."     

"Jangan bilang begitu. Kamu tidak tahu betapa aku merindukanmu, bajingan nakal! Haha."     

"Haha… Aku juga merindukanmu. Oh, ya! Biar aku kenalkan pacarku, Chintia Yandra."     

Sean menyadari bahwa Chintia ikut masuk ke kamera sehingga dia tahu bahwa pacarnya ini juga ingin mengenal bos barang mewah ini. Akhirnya, Sean pun mengambil kesempatan untuk memperkenalkan mereka satu sama lain.     

"Oh, halo, Chintia. Kamu benar-benar wanita yang sangat cantik. Shane si bocah ini hanya menyukai wanita cantik, sama sepertiku! Haha!"     

Arnault tertawa bahagia dan mengatakan bahwa dia sangat senang bisa melihat pacar Sean.     

Chintia sangat bersemangat. Tentu saja. Itu karena orang di video ini adalah bapak barang-barang mewah dunia. Bahkan, dua bulan yang lalu dia dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia.     

"Halo. Senang bertemu dengan Anda. Ya Tuhan, saya sangat senang. Saya sudah lama mengidolakan Anda!"     

Chintia berbicara tanpa arah. Ditambah lagi dengan bahasa Inggrisnya yang tidak terlalu fasih dan membuatnya jadi sedikit gugup.     

Sisilia dan Goldy tidak bisa melihat layar ponsel Sean karena mereka duduk berhadapan. Saat ini, keduanya saling pandang dengan rasa ingin tahu dan memikirkan hal yang sama, Mungkinkah orang di layar ponsel itu benar-benar bos LV?     

"Aku tetap tidak percaya! Jika itu Arnault, aku akan makan piring sekarang juga!" cetus Goldy.     

Goldy bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan ke sisi Sean dan melihat pria tua itu di layar ponsel. Kaki Goldy langsung lemas dan dia pun berlutut di lantai.     

"Ya Tuhan… Benar-benar Bos LV…"     

Sebagai pemilik merek kosmetik terkenal di Indonesia, Sisilia dapat mengenali penampilan penguasa barang mewah dalam sekali pandang. Dia begitu bersemangat dan kagum hingga berteriak pada Arnault di tempat, "OMG! Idola! Idola! Idolaku, aku mencintaimu!"     

Sisilia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan lipstiknya. Jika dia dapat bekerja sama dengan merek mewah mereka, itu akan menjadi suatu kehormatan besar. Namun, saat Sisilia ingin mengambil ponsel Sean, Sean membawa ponsel itu ke sisi lain tanpa memberinya kesempatan untuk memperkenalkan lipstiknya.     

"Kamu…" Sisilia merasa kesal.     

Sean mengabaikan Sisilia dan melanjutkan video call dengan Arnault, "Mr. A, aku ingin bertanya. Tas ini merek apa?"     

Sean mengarahkan kameranya ke tas pria LV milik Goldy. Goldy sangat bersemangat dan berseru, "Ya Tuhan! Bos LV sedang melihat tas yang aku gunakan! Aku sangat tersanjung!"     

Tetap saja, Goldy merasa bahwa pertanyaan Sean sangat bodoh. Mana mungkin pemilik LV tidak mengenali tasnya sendiri? Tapi, begini juga bagus. Karena Sean tidak percaya informasi Wikipedia, biarkan bos LV sendiri yang menampar wajahnya.     

Tanpa disangka, Arnault menjawab, "Apple."     

Tiga orang, termasuk Chintia, semuanya tercengang.     

Apple?! Kenapa dia bilang itu Apple? Jelas-jelas ini tas LV!     

"Haha! Kamu masih ingat," kata Sean sambil tertawa.     

"Tentu saja. Sifat keras kepalamu tidak akan pernah aku lupakan," jawab Arnault.     

Percakapan antara keduanya membuat mereka yang mendengar sangat kebingungan. Setelah itu, keduanya mengobrol sebentar, lalu Sean menutup telepon.     

Sean kemudian bertanya pada Goldy, "Bagaimana? Aku sudah bilang, tasmu ini merek Apple. Kamu bisa bilang aku tidak mengerti mode, tapi jangan-jangan menurutmu bos LV juga tidak mengerti?"     

Goldy hampir menangis karena marah. Jelas-jelas dirinya tidak salah. Tas sialan ini memang adalah tas LV. Dia tidak pernah mengira bahwa suatu hari dirinya mengatakan hal yang benar, namun malah dipermalukan seperti pecundang seperti ini. Bagaimana dia harus merespons? Bos LV sendiri mengatakan bahwa ini adalah Apple.     

"Tidak adil!" keluh Goldy, memakan hidangan pembuka dengan penuh amarah.     

Pada saat ini, sikap Sisilia pada Sean benar-benar berubah. Dia tidak kembali ke tempat duduknya untuk makan, tetapi berjongkok di samping Sean dan berkata dengan sangat rendah hati, "Sean, Tuan Muda Sean, lihat dirimu. Kamu benar-benar misterius! Ternyata kamu memiliki hubungan dekat dengan penguasa barang mewah. Dia bahkan sudah tidur, tapi balik menghubungimu secara pribadi. Kamu benar-benar dihormati!"     

Sean tidak melihat Sisilia. Dia sudah mengambil pisau dan garpu untuk mulai memakan hidangan pembuka.     

Sisilia kembali berkata dengan rendah hati, "Chintia bilang kamu ingin bekerja di Banten? Apa kamu bersedia bergabung dengan perusahaan kami? Aku akan memberimu posisi sebagai wapresdir! Kamu dan Chintia bisa sama-sama menjadi wapresdir perusahaan kami. Pasti akan sangat baik jika kalian berdua saling bekerja sama!"     

Tak lupa, Sisilia menambahkan, "Tentu saja, aku juga berharap bantuan koneksimu dengan Mr. A bisa membantu merek kami agar bisa bekerja sama dengan merek mereka."     

Tentu saja Sean tahu apa maksud Sisilia, jadi dia pun langsung menolaknya, "Maaf. Dulu di Jakarta aku adalah pengantar makanan. Kali ini aku datang ke Banten untuk menjadi kurir pengantar paket. Perusahaan kalian tidak cocok untukku."     

"Tapi.…" Sisilia berdiri di sana dengan canggung.     

Chintia bangkit dan meraih lengan Sisilia, lalu berkata, "Sisi, duduk dan makanlah dulu. Bisakah kita membicarakan masalah ini nanti?"     

Sisilia tersenyum dan berkata, "Oke, oke! Lagi pula, Chintia, kamu wapresdir kami dan Sean pacarmu, jadi aku pasti tidak akan mengabaikanmu. Kerja sama dengan LV ke depannya, aku serahkan padamu! Haha!"     

Chintia menggelengkan kepalanya putus asa. Dia tahu sekarang Sean bukan bagian dari keluarga Yuwono lagi. Mungkin Arnault tidak tahu akan hal ini sehingga dia masih begitu hormat terhadap Sean. Namun, bagaimanapun juga, selanjutnya Chintia akan didedikasikan waktunya untuk perusahaan Sisilia Cosmetics.     

Chintia menyerahkan kartu ATM-nya pada Sisilia dan berkata, "Sisi, ada 10 milyar di sini. Anggap ini sebagai sebagian investasiku."     

Sisilia tidak menolak. Bagaimanapun, ini adalah investasi dan bukan hadiah.     

Sisilia langsung mengambil kartu ATM tersebut begitu saja dan berkata sambil tersenyum, "Selamat bergabung sebagai pemegang saham Sisilia Cosmetics kami. Kerja sama kita sebagai sahabat pasti tidak akan terkalahkan oleh apapun juga! Haha!"     

"Mari bersulang!"     

"Bersulang!"     

Sean membawa segelas air dan berkata, "Aku akan mengemudi nanti untuk melihat-lihat rumah dengan Chintia, jadi anggap saja air ini sebagai anggur untuk bersulang dengan kalian."     

"Terima kasih, Tuan Muda Sean!"     

Setelah Sisilia mengetahui koneksi yang dimiliki oleh Sean, dia sudah tidak peduli apakah Sean meminum air atau anggur. Sementara, Goldy sudah tidak berani memprovokasi Sean lagi.     

Setelah makan, Sisilia dan Goldy pergi lebih dulu, meskipun awalnya Sisilia bersikeras untuk tetap melihat-lihat rumah bersama mereka. Namun, Chintia tahu bahwa dia sangat sibuk. Sedangkan, mereka juga ingin melihat banyak rumah dan akan membutuhkan waktu yang lama untuk memilihnya. Chintia jelas tidak ingin menunda waktu Sisilia.     

Setelah keduanya pergi, Chintia meraih lengan Sean dan bertanya, "Sayang, rumah seperti apa yang ingin kamu tinggali? Apartemen atau rumah? Kamu bisa memilih apapun yang kamu mau. Jika ada yang kamu suka, aku akan membelinya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.