Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Buntut Kecil Bergoyang di Kegelapan (4)



Buntut Kecil Bergoyang di Kegelapan (4)

0Keesokan harinya Jun Wu Xie dan teman-temannya bangun ketika hari masih sangat pagi. Domba kecil itu masih tertidur dan Jun Wu Xie memberikan isyarat pada mereka semua untuk tetap diam. Qiao Chu dan yang lain menuruni pohon tanpa suara dan pergi tanpa berbisik sedikit pun.     

Ketika domba kecil itu terbangun dan mengangkat kepalanya untuk melihat ke atas pepohonan, seluruh bulu yang menutupi tubuhnya hampir berdiri karena ketakutan!     

"Mbeekk !!!"     

[Ke mana mereka semua pergi!?]     

"Bwa ha ha ha!!!! Kau benar-benar membuatku gila! Jika kau tak mau domba kecil itu mengikuti kita, buang saja dia ke suatu tempat yang jauh! Tetapi kau menyuruh kami untuk mengendap-endap tanpa suara! Ha ha ha! Aku tak sanggup …. Perutku sakit …. Kakak Hua …. Selamatkan aku …." Qiao Chu tertawa histeris di sepanjang jalan. Bahkan Binatang Roh kelas tinggi bukan tandingan kelompok ini tetapi mereka dipaksa untuk mengendap pergi dari domba yang keras kepala. Ini benar-benar lucu.     

"Bodoh! Enyah!" Fei Yan menendang Qiao Chu yang hendak memukul Hua Yao dengan "tangan kotornya", wajahnya mengerut kesal.     

"Tetapi aku agak penasaran, Xie Kecil, mengapa kau tak mau mengajak kawan kecil itu? Ia menggemaskan bukan?" Rong Ruo agak heran dengan reaksi Jun Wu Xie. Ia dapat melihat betapa Jun Wu Xie menyukai binatang kecil berbulu, dan logikanya, bukankah Jun Wu Xie akan senang jika domba kecil itu mengikutinya?     

"Akan mati." Jun Wu Xie berkata, sedikit murung.     

Rong Ruo terkejut, tetapi ia tahu apa yang dimaksud Jun Wu Xie.     

Walaupun usia Binatang Roh lebih panjang daripada binatang biasa, tetapi masih lebih singkat dibandingkan usia manusia. Binatang Roh kelas rendah seperti itu mungkin hidup hanya sedikit lebih lama dari sepuluh tahun dan Jun Wu Xie tak mau memeliharanya karena ia takut Binatang Roh itu akan mati meninggalkannya suatu hari dan ia tak ingin merasakan kepedihan yang pasti akan datang.     

Jika domba itu tinggal bersamanya untuk waktu yang lama, hubungan batin akan mulai terbentuk, dan itu juga berlaku bagi Jun Wu Xie yang dingin.     

Maka, tak peduli seberapa pun ia menyukainya, ia tak akan membiarkan dirinya memiliki ikatan yang lebih kuat dengan kawan kecil yang hidupnya singkat ini. Ia benci melihat semua yang ia cintai mati di hadapan matanya.     

Ia mungkin selalu terlihat dingin dan penyendiri, tetapi begitu ia menjalin ikatan, sulit baginya untuk memutuskan hubungan.     

Walaupun ia jelas memuja binatang menggemaskan dan berbulu itu, tetapi ia membiarkan dirinya hanya berinteraksi sesekali dengan mereka, dan tak akan pernah menjadi terlalu dekat dengan mereka secara khusus.     

Kucing hitam kecil adalah sebuah pengecualian, karena fakta bahwa selama ia hidup, kucing itu akan menemaninya hingga akhir.     

Rolly adalah sebuah pengecualian lain karena itu adalah roh cincin yang kuat dan tak akan mati dalam keadaan normal.     

Ketika mereka tak akan dipisahkan oleh kematian, ia tak akan merasa was-was mengenai hal itu.     

"Uhuk …. Rolly akan hidup lebih lama daripadaku! Apakah kau mau aku memanggil Rolly untuk berpelukan?" Qiao Chu bertanya, tiba-tiba mendekat ke sebelah Jun Wu Xie. Ia selalu merasa, di balik kepribadian Jun Wu Xie yang dingin dan keras, kata-kata yang ia ucapkan kadang membuat hati seseorang getir.     

Mungkin kecerdasannya yang luar biasa yang membuat dirinya sangat sadar akan kemungkinan patah hati, yang membuatnya membatasi diri seperti itu.     

Di usia semuda ini, tetapi sudah begitu takut patah hati sehingga membuatnya manahan diri dari hal-hal yang disukainya, bukankah itu sangat melelahkan?     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya dan ketika ia menengadah dan melihat Qiao Chu dan yang lain menatapnya dengan pandangan "Kau sangat malang, sangat menyedihkan" di mata mereka, ia agak terkejut.     

'Apakah ia telah mengatakan sesuatu yang salah?'     

'Mengapa ekspresi mereka semua begitu aneh?'     

"Miauww." Kucing hitam kecil mengibaskan ekornya seraya duduk di pundak Jun Wu Xie.     

[Jangan gunakan akalmu untuk menilai orang biasa. Kata-katamu akan selalu membuat mereka berpikir bahwa kau adalah manusia malang yang memiliki masa lalu yang tragis, dan kau hanya menahan perasaanmu yang sebenarnya.]     

Jun Wu Xie merasakan mulutnya sedikit berkedut.     

Ia tak berpikir dirinya perlu dikasihani, tak sekalipun!     

Setelah ia dilahirkan kembali, ia telah merasakan getaran yang tak pernah dirasakannya sebelumnya!     

Senda gurau itu terus berlanjut seraya mereka melanjutkan perjalanan menuju ke sasaran berikutnya. Mereka dengan mudah mengalahkan Binatang Roh yang benar-benar mengeluarkan air mata ketika mati.     

Kemudian, sosok putih yang mungil sekali lagi bersembunyi di balik deretan pepohonan tak terlalu jauh. Mata bulat itu berkilau seraya menatap Jun Wu Xie yang berdiri di sisi Fan Jin.     

[Akhirnya menemukan mereka! Mbeekk~!]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.