Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tim Terkuat atau Terlemah (1)



Tim Terkuat atau Terlemah (1)

3Jun Wu Xie menatap Fan Jin yang dengan gagah berani mencoba tersenyum ketika dirinya tiba-tiba berbalik, dan sengaja berjalan menjauh.     

Fan Jin hendak melarang Jun Xie untuk berkeliaran sendirian di depan semua tatapan bengis itu dan ia berlari mengejarnya.     

Ning Xin dan Yin Yan mengamati Fan Jin dan Jun Xie ketika mereka berbaur dalam keramaian dan saat ia melihat keduanya dikucilkan dan ditinggalkan, mereka kemudian tersenyum gembira.     

"Ke mana mereka pergi?" Ning Xin melihat Jun Xie tiba-tiba berbalik dan berjalan ke arah sebuah kelompok murid yang berjumlah banyak.     

"Mereka hanya sampah dari divisi cabang." Yin Yan berkata dengan senang.     

Seperti murid divisi utama, murid divisi cabang juga turut berpartisipasi dalam Perburuan Roh. Tetapi suasana di divisi cabang benar-benar kontras, murung dan tidak bersemangat. Roh cincin dan kekuatan spiritual mereka tak dapat dibandingkan dengan cara apa pun dengan murid-murid dari divisi utama dan mereka dipaksa menjalani kesulitan untuk bertahan hidup selama tujuh hari dalam Hutan Pertempuran Roh yang penuh risiko membuat mereka ketakutan setengah mati.     

Kelompok murid dari divisi cabang masih tenggelam dalam pikiran mereka terhadap kiamat yang tak memiliki jalan keluar ini ketika mereka tiba-tiba melihat dua sosok dari divisi utama mendekati mereka dan mereka semua melotot tidak percaya.     

Murid dari divisi utama selalu mempermainkan murid-murid dari divisi cabang dan selalu menghindari mereka seperti sebuah penyakit menular, dan menolak bahkan untuk menatap mereka.     

Dan tepat di hadapan mata mereka sekarang, dua murid dari divisi utama berjalan ke arah mereka dan mata mereka terpaku pada dua sosok ini.     

Seraya mereka menatap Fan Jin dan Jun Xie yang mendekat, murid-murid itu tak dapat memahami apa yang diinginkan dua murid divisi utama dari mereka.     

"Miauw~" Kucing hitam kecil duduk di pundak Jun Wu Xie, ekornya yang berbulu lebat melingkar di belakang lehernya. Ia menunjukkan arah pada Jun Wu Xie dan ia langsung menuju ke sana.     

Di balik area itu, empat pemuda berkerumun dan duduk di bawah sebuah pohon, bercakap-cakap.     

Tiba-tiba sosok kecil muncul di hadapan mereka dan keempat pemuda yang sedang mengobrol menengadah dengan penuh semangat. Ketika mereka melihat wajah sosok kecil itu, keempat pemuda itu tiba-tiba diam, wajah mereka sangat terkejut.     

"Xie Kecil?" Qiao Chu, yang menggigit ujung rumput pedang tiba-tiba melompat dari tanah ketika melihat Jun Xie. Tanpa ragu-ragu ia melompat ke arah Jun Xie dan hendak memberikan pelukan erat.     

Namun, Qiao Chu tiba-tiba berhenti ketika dirinya masih melayang di udara.     

Wajah Fan Jin sangat murung, tangannya terulur menghentikan pemuda tampan yang riang yang hendak melompat ke arah Jun Xie.     

"Siapa kau? Dan apa yang akan kau lalukan pada Jun Xie?"     

"Aku seharusnya yang bertanya siapa kau?" Qiao Chu mendadak murung melihat kehadiran Fan Jin. Ia tak melihat Xie Kecil untuk waktu yang lama dan siapa burung di antara mereka ini?     

"Namaku Fan Jin, murid dari divisi utama." Fan Jin berkata dengan mengerutkan keningnya.     

Qiao Chu juga mengerutkan keningnya dan melepeh rumput pedang dari mulutnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Qiao Chu."     

Percikan menyala di antara kedua pemuda yang spontan dan apa adanya ini seraya mata mereka bertemu dan sebuah perkelahian sepertinya akan terjadi.     

Fei Yan berdiri saat itu juga dan berjalan ke samping Jun Xie, dan berkata sambil tertawa, "Kau masih ingat untuk mencari kami. Kami kira kau melupakan kami semua!"     

Fan Jin awalnya hendak mencari tahu terlebih dahulu identitas orang-orang ini sebelum ia membiarkan mereka berinteraksi dengan Jun Xie karena Jun Xie memiliki terlalu banyak musuh saat ini. Tetapi ketika ia melihat "gadis" kecil yang tersenyum manis, Fei Yan yang menyapa Jun Xie dengan begitu santai, ia berniat mengangkat tangannya lagi untuk menghentikan gadis itu.     

Seorang pria harus selalu ….     

Memperlakukan wanita dengan lembut dan hormat.     

"Kalian saling mengenal?" Fan Jin mendengar kata-kata Fei Yan dan bertanya pada Jun Xie.     

"Kami datang bersama untuk mendaftar ke Akademi Angin Semilir." Rong Ruo juga berdiri dan berkata sambil tersenyum.     

Fan Jin berbalik menatap Jun Xie. Dan setelah ia melihat Jun Xie mengangguk pelan padanya, Fan Jin akhirnya percaya pada sekumpulan pemuda itu dan menurunkan tembok pertahanannya terhadap mereka.     

"Maaf jika aku menyinggungmu." Setelah memastikan bahwa pihak lain itu bermaksud baik pada Jun Xie, wajah Fan Jin berubah menjadi sebuah senyuman yang riang dan menyenangkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.