Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Perburuan Roh (2)



Perburuan Roh (2)

0"Siapa tahu?" Pemuda itu terlihat senang membicarakan hal itu, tetapi jauh di dalam hati mereka, banyak yang sebenarnya iri pada Jun Xie, memiliki Fan Jin yang sangat dipuja-puja selalu di sekelilingnya melindungi dirinya.     

Ketika mereka turun dari kereta, semua tatapan dari murid lain ditujukan pada mereka dari berbagai arah, dan tak satu pun memiliki tatapan ramah. Jun Wu Xie tidak terganggu dan mengikuti Fan Jin duduk di samping sebuah api unggun.     

Beberapa murid yang duduk di situ ketika melihat Jun Xie, melengkungkan mulut mereka, wajah mereka begitu mencemooh.     

Fan Jin menahan kemarahan yang memuncak di dadanya, atau ia akan memberikan murid-murid itu pelajaran berharga.     

"Ini hari yang panjang, makanlah sesuatu." Fan Jin memberikan sebungkus daging kering yang diawetkan pada Jun Wu Xie dan Jun Wu Xie mengigitnya seraya mendengarkan hinaan yang tak ada habisnya. "Miauw~"     

[Orang-orang ini benar-benar menjengkelkan!"]     

Jun Wu Xie tidak mengucapkan sepatah kata pun hanya terus menghabiskan makanannya dan minum sedikit sebelum berdiri dan kembali ke kereta untuk beristirahat.     

Ketika mereka melihat Jun Wu Xie pergi, suara iri dan marah itu bertambah keras.     

Wajah Fan Jin berubah menjadi sangat geram. Kutukan keji dan sindiran tajam bahkan keterlaluan bagi dirinya yang hanya menjadi penonton dan ia tak tahu bagaimana caranya Jun Xie bisa tidak terpengaruh sama sekali. Fan Jin tak ingin berada di situ lebih lama lagi dan makan dengan cepat sebelum dirinya juga kembali ke kereta.     

Ia ingin sedikit menenangkan Jun Xie tetapi ketika ia kembali ia menemukan Jun Xie sudah tertidur pulas di dinding kereta. Fan Jin melenguh pelan dan mengeluarkan mantelnya untuk menyelimuti tubuh kecil Jun Xie. Fan Jin duduk tepat di hadapan Jun Xie dan ia menopang kepala dengan tangannya seraya menatap sosok mungil yang sedang tidur di hadapannya.     

Jujur, tubuh Jun Xie tidak istimewa, tetapi entah kenapa, Fan Jin mulai merasa wajahnya semakin menarik. Hidung yang mancung, bibir merah itu, dan bulu mata lentik yang menghiasi mata yang sedang terpejam itu.     

Seraya ia menatap wajah itu lebih lama, Fan Jin merasa udara di kereta menjadi panas dan mencekik. Ia minum air dan keluar dari kereta, untuk menghirup udara malam yang sejuk untuk mendinginkan tubuhnya.     

Kucing hitam kecil yang berbaring di sisi Jun Wu Xie membuka matanya sedikit untuk mengintip Fan Jin yang tersipu-sipu dan baru saja keluar dari kereta.     

Jika iblis yang sangat kuat itu tahu ada seseorang di sini yang memiliki niat lain pada nonanya, bukankah ia akan membuat daging cincang dari Fan Jin?     

Setelah beristirahat semalaman, rombongan Akademi Angin Semilir melanjutkan perjalanan mereka. Setelah menjalani dua hari penuh dengan guncangan dan sentakan, mereka akhirnya tiba di ujung Hutan Pertempuran Roh di tengah malam hari kedua.     

Hutan Pertempuran Roh terbentang luas tanpa batas, lebih jauh dari jarak mata memandang, dan hutan itu berbatasan dengan beberapa negeri. Godaan roh binatang buas di sini menarik banyak mata dan banyak orang dari berbagai kelompok kekuasaan berburu di sini, untuk mendapatkan batu roh.     

Batu roh berkualitas tinggi dapat meningkatkan kekuatan roh cincin dan sangat diminati. Sementara roh binatang buas biasa hanya menghasilkan tiga butir kecil batu roh ketika mereka terbunuh dan itu terlalu kecil untuk digabungkan di cincin yang terhubung dengan roh cincin mereka, orang-orang berburu roh binatang buas yang lebih tinggi tingkatannya untuk mendapatkan batu roh yang dapat mereka sematkan di cincin mereka.     

Walaupun ketika itu tengah malam, kota-kota di batas pinggir Hutan Pertempuran Roh menyala terang hampir secerah siang hari.     

Tenda-tenda besar dan kecil didirikan di seluruh pinggiran wilayah hutan dan banyak kelompok pemburu dari berbagai kelompok kekuasaan mempersiapkan diri mereka untuk berburu di awal pagi keesokan hari di Hutan Pertempuran Roh.     

Ketika iring-iringan Akademi Angin Semilir tiba di ujung Hutan Pertempuran Roh, mereka mau tak mau menarik perhatian kelompok pemburu lain. Bendera putih keperakan yang berkibar di kereta dikenal setiap pemburu. Akademi Angin Semilir, salah satu akademi terbaik, terkenal sebagai tempat yang menghasilkan petarung elite dan mereka memiliki apa yang paling menarik untuk semua orang, satu-satunya Fakultas Penyembuh Roh milik Akademi Angin Semilir!     

Semua fraksi yang berbeda di antara para pemburu juga mengincar untuk memenangkan hati para murid dari Fakultas Penyembuh Roh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.