Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Penyakit atau Racun (2)



Penyakit atau Racun (2)

3"Tuan Muda Jun! Tolong cari Tuan Muda Pertama dan katakan padanya Tuan Muda Kecil jatuh sakit. Tolong." Ah Jing memohon pada Jun Wu Xie, air mata mengalir turun di wajahnya.     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya dan mengeluarkan jarum perak yang selalu dibawanya ke mana-mana. Ia berkata pada Ah Jing dengan suara dingin, "Ambilkan air panas dan anggur hangat."     

"Apa?" Ah Jing tercengang dan tak dapat bergerak. Ia tiba-tiba sadar dan melihat bahwa Jun Xie memegang jarum perak yang lebih panjang dari jarinya dan hendak menusukkannya pada Fan Zhuo. Ia begitu terkejut dan ia langsung melompat ke arah Jun Xie, menarik tangan yang hendak menusukkan jarum pada Fan Zhuo.     

"Apa yang kau lakukan pada Tuan Mudaku!"     

Di saat seperti ini, Jun Xie tidak berlari mencari Fan Jin untuk mendapatkan pertolongan dan akan menggunakan jarum itu pada Fan Zhuo!? Semua rumor dan gosip yang didengarnya tiba-tiba memenuhi benaknya dan mata yang menatap Jun Xie itu tiba-tiba berubah.     

"Jika kau berani membahayakan Tuan Mudaku dengan cara apa pun, aku tak akan melepaskanmu!"     

Kening Jun Wu Xie mengerut seraya ia menatap mata Ah Jing yang dipenuhi dengan kebencian, dan berbisik, "Hitam Kecil."     

Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Jun Wu Xie, kucing hitam kecil yang tiduran di pundak Jun Wu Xie tiba-tiba melompat ke arah Ah Jing, dan tubuh kecil itu berubah dan membesar di udara, tiba-tiba berubah menjadi seekor monster hitam!     

"ARGH!!" Ah Jing ditekan ke tanah oleh sang monster hitam dan ia berteriak ketakutan.     

"Diam." Jun Wu Xie berkata sambil cemberut.     

Monster hitam membuka rahangnya dan menahan leher Ah Jing. Ah Jing begitu ketakutan hingga ia tak berani mengeluarkan suara sedikit pun.     

Keheningan akhirnya mengisi ruangan itu dan Jun Wu Xie langsung menggunakan jarumnya pada Fan Zhuo.     

Ah Jing menatap bengong sementara ia mengamati Jun Wu Xie menusukkan jarum perak panjang itu ke tubuh Fan Zhuo. Ketika ia melihat jarum itu masuk ke dalam kulitnya, dan terus menghilang ke dalam tubuhnya, mata Ah Jing menjadi merah. Semua gosip mengenai Jun Xie yang dibisikkan ke telinganya berulang kali tiba-tiba berakar di benaknya. Ketakutan merayapi hatinya. Apakah mereka telah membiarkan seekor serigala berbulu domba masuk di tengah-tengah mereka?     

Jun Wu Xie tidak memiliki waktu untuk terganggu dengan apa yang dipikirkan oleh Ah Jing. Tubuh Fan Zhuo berada dalam kondisi terburuk. Ia mengira bahwa tubuh ini bukan hanya penyakitan tetapi ada kehadiran elemen yang mengeluarkan racun.     

Tetapi ia agak bingung. Ia telah mengukur nadi Fan Zhuo sebelumnya dan ia tak mendeteksi keberadaan racun di tubuh Fan Zhuo. Tetapi racun itu telah menyerang Fan Zhuo begitu kuat hari ini. Apakah itu hanya sebuah kebetulan atau ini disebabkan oleh tangan seseorang?     

Jun Wu Xie bekerja keras untuk menstabilkan pembuluh darah vena dan arteri Fan Zhuo dengan satu tangannya dan berlomba mengeluarkan racun dari tubuhnya menggunakan jarum perak dengan tangan lainnya. Warna darah yang mengalir keluar dari tubuh Fan Zhuo membuat Jun Wu Xie bertanya-tanya.     

Warna darah Fan Zhuo sangat muda, tidak seperti darah orang normal. Dan bau darah itu sangat samar seraya darah itu jatuh setetes demi setetes. Darah itu tidak terlihat tercemar dengan racun dan ini tidak sesuai dengan diagnosa Jun Wu Xie sebelumnya.     

Apakah mungkin ini bukan racun?     

Jun Wu Xie mengangkat sebelah alisnya berpikir keras dan tangannya terus bergerak tanpa henti. Tubuh Fan Zhuo sangat lemah selama ini dan hampir sebuah keajaiban ia dapat bertahan selama ini. Dengan kejang mendadak yang dialaminya, ini hampir menghabiskan semua energi yang tersisa di tubuhnya. Kekuatan Fan Zhuo meninggalkan tubuhnya dengan cepat dan jika dibiarkan sendirian, ia tak akan hidup lebih dari dua jam!     

Ini bukan waktunya untuk mempelajari gejala aneh di tubuh Fan Zhuo, tetapi harus fokus untuk memastikan dirinya tetap hidup.     

Mata Jun Wu Xie tiba-tiba berkilat dengan sebuah cahaya dingin. Selalu dalam situasi seperti ini, di saat ia bertarung mati-matian untuk mendapatkan setiap detik bagi pasiennya, yang membuat darah Jun Wu Xie mendidih dan selalu membuatnya bersemangat.     

Dengan dua belas jarum perak, ia membuat sebuah fondasi, untuk melindungi pembuluh jantung Fan Zhuo. Ia menggunakan tujuh jarum perak lain untuk memperkuat titik akupresur untuk membantu pernapasan Fan Zhuo yang melemah. Menggenggam jarumnya kuat-kuat, tangan Jun Wu Xie melayang setelah menstabilkan kondisi Fan Zhuo dan memulai perjalanan panjangnya, berjuang untuk pria yang sama, seraya maut menghadang di depan matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.