Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Perjamuan di Istana (4)



Perjamuan di Istana (4)

2Lei Chen baru saja berpikir hendak mengikutinya ketika Lei Yuan menyentakkan lengan bajunya.     

"Adik Kedua, apa yang kau lakukan?" Lei Chen bertanya pada Lei Yuan yang tembam dengan wajah mengerut.     

Lei Yuan berkata pelan, "Paduka Kakanda sangat pintar, pasti kau menyadari apa yang dikatakan Ayah. Karena Ayah ingin Adik Keempat berinteraksi lebih dekat dengan Jun Xie, lebih baik paduka kakanda tidak melawan keinginan Ayah. Aku tahu kau dekat dengan murid-murid Akademi Angin Semilir. Namun bahkan jika kau merelakan Jun Xie untuk Adik Keempat, bukankah kau masih memiliki yang lain?"     

Lei Yuan telah menyaksikan kekuatan Jun Xie sebelumnya. Namun Sang Kaisar hari ini telah berbicara bahwa ia berharap melihat Jun Xie dan Lei Fan berinteraksi lebih dekat satu sama lain. Bukankah permintaan Ayah sudah sangat jelas?     

Mata Lei Chen memicing dan ia menatap ke atas kursi takhta di mana Sang Kaisar terlihat sangat tidak fokus. Tatapan Kaisar tidak sengaja sedang mengarah ke Jun Xie saat itu dan Lei Chen memikirkannya sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membatalkan niatnya semula, dan akhirnya duduk untuk menghilangkan kekecewaannya dengan minum-minum.     

Lei Fan saat itu datang ke samping Jun Xie dan ia menatap Jun Xie sambil tersenyum dan berkata, "Apakah perjamuan malam ini menyenangkan bagi Jun Xie?"     

Jun Wu Xie tetap diam dan tidak mengatakan apa pun.     

Lei Fan kelihatannya sudah terbiasa dengan karakter Jun Xie yang dingin dan penyendiri dan ia tak terlalu memikirkan hal itu.     

Namun, ketika Lei Fan berniat untuk menanyakan sesuatu lebih jauh pada Jun Xie tiba-tiba seorang penjaga dari luar istana masuk untuk melapor.     

"Melapor pada Yang Mulia, Penasihat Agung ada di sini."     

Kaisar kembali sadar dan baru hendak mengucapkan sesuatu ketika pandangannya tanpa sadar jatuh pada Jun Xie sebelum ia berkata dengan cepat, "Aku tiba-tiba berpikir bahwa Jun Xie dengan usianya yang sangat muda, tidak akan menikmati perjamuan di sini. Fan Kecil, sebagai seorang pangeran, kau harus bertindak sebagai tuan rumah yang baik bagi Jun Xie. Tarian dan pertunjukan di sini mungkin tidak sesuai dengan seleranya, kenapa tidak kau ajak Jun Xie ke Kebun Istana untuk berjalan-jalan. Tahun ini, kita baru saja menanam bunga krisantimum hijau yang baru dibudidayakan di sana."     

Saran Kaisar yang mendadak membuat semua orang yang menghadiri perjamuan tercengang sesaat. Hanya dilaporkan bahwa Penasihat Agung telah tiba, jadi mengapa Kaisar tidak menyuruh penjaga membawa tamu itu masuk tetapi malah meminta Lei Fan mengantar Jun Xie untuk berjalan-jalan di Kebun Istana?     

Orang-orang di perjamuan itu hanya memikirkan tindakan Kaisar di dalam hati dan hanya pemuda lugu dari Akademi Penumpas Naga dan Bendera perang yang belum melihat dunia yang diam-diam cemburu dengan sikap pilih kasih Kaisar pada Jun Xie.     

Kaisar sudah mengatur perjamuan yang begitu mewah, ia bahkan khawatir Jun Xie akan bosan, dan menyuruh seorang pangeran seperti Lei Fan untuk menemani Jun Xie berjalan-jalan di Kebun Istana. Sungguh sebuah kehormatan besar!     

Jun Wu Xie segera menganggukkan kepalanya, tak menentang saran Kaisar sedikit pun.     

Lei Fan melemparkan lirikan kemenangan pada Lei Chen dan memandu Jun Wu Xie pergi dari ruang perjamuan dengan senyum cemerlang di wajahnya. Ketika mereka berdua berjalan keluar, Jun Wu Xie melihat sebuah sosok yang sangat anggun dan bijaksana di luar.     

Itu adalah seorang pria yang berpenampilan menarik di usianya yang baru 20-an, mengenakan jubah abu-abu keperakan yang panjang, berdiri di luar dengan tangan di sisi tubuhnya. Wajahnya yang tampan bagaikan bulan yang bersinar terang di langit malam dan apa yang benar-benar menarik perhatian Jun Wu Xie adalah, rambut pria itu.     

Seuntai rambut berwarna perak jatuh tergerai di punggungnya, diikat dengan sebuah pita berwarna abu-abu keperakan. Di wajahnya terlihat senyuman yang sangat lembut. Ketika ia melihat Jun Wu Xie dan Lei Fan, ia hanya menatap mereka dengan mata tersenyum namun tidak mengatakan apa pun.     

Setelah Jun Wu Xie dan Lei Chen pergi, pria berambut perak yang berdiri di depan pintu diminta untuk masuk dengan hormat oleh kasim muda yang ada di sampingnya, "Pemuda yang baru saja pergi bersama Pangeran Keempat, siapa dia?"     

Kasim muda itu berkata jujur, "Ia adalah murid Akademi Angin Semilir yang bernama Jun Xie, dan salah satu tamu Yang Mulia malam ini."     

"Oh? Jadi itu Jun Xie." Pria berambut perak itu berkata, bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman, dan kakinya tiba-tiba bergeser, berubah arah ketika ia berjalan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.