Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamu Dari Kota Seribu Monster (1)



Tamu Dari Kota Seribu Monster (1)

1"Seperti yang kuduga." Jun Wu Xie tertawa dingin.     

"Aku mohon Tuan Muda Jun ampuni aku! Kami hanya menuruti perintah!" Sipir itu berlutut dan memohon, bahkan tak memerhatikan luka di tubuhnya.     

"Buka mulutmu." Jun Wu Xie berkata.     

Sipir itu terkejut dan diam sementara Monster hitam mengaum keras, membuat sipir itu langsung membuka mulutnya lebar-lebar. Jun Wu Xie melemparkan ramuan ke dalam mulutnya dan sipir itu menelannya karena kaget.     

"Buka paksa mulutnya." Tatapan Jun Wu Xie beralih ke sipir yang tak sadarkan diri di tanah. Pria itu segera bergerak untuk membuka mulut rekannya dan Jun Wu Xie melemparkan ramuan lain ke dalam mulutnya.     

"Jika kau ingin hidup, tutup terus mulutmu. Dua hari lagi, aku akan memberikan penawarnya padamu." Jun Wu Xie berkata dingin.     

Sipir itu mengangguk berapi-api.     

"Enyah." Jun Wu Xie berkata singkat setelahnya.     

Sipir itu segera menarik kawannya dan keluar dari penjara.     

Setelah kedua sipir pergi, Qiao Chu melompat keluar dari balok kayu tempatnya bersembunyi.     

"Sepertinya tidak ada gunanya aku khawatir. Terhadap umpan kecil seperti itu, kau tidak mengalami kesulitan untuk melawan mereka." Qiao Chu tiba-tiba sekarang merasa konyol ketika ia ingat bagaimana ia hampir menyerbu karena tidak bisa menahan diri. Jika Jun Wu Xie bahkan tak bisa menghadapi dua sipir rendahan seperti ini, itu baru aneh.     

"Tetapi Pangeran Keempat benar-benar kejam. Mengapa ia ingin kau disiksa?"     

"Ia datang ke sini kemarin malam." Jun Wu Xie menjawab.     

Itu kemudian membuat Qiao Chu sadar, langsung mengerti bahwa Pangeran Keempat pasti berusaha merekrut Jun Wu Xie sekali lagi dan berhadapan dengan penolakan telak, dan itu telah membuatnya geram, dan ingin memberikan pelajaran pada Jun Wu Xie.     

[Kasihan ….]     

[Ia memilih orang yang salah!]     

"Ketika orang-orang dari Kota Seribu Monster tiba di sini, suruh Kakak Hua bertukar tempat denganku." Jun Wu Xie berkata pada Qiao Chu.     

"Baik." Qiao Chu belajar untuk menjadi lebih pintar. Apa pun yang tak dapat ia pahami, ia memutuskan untuk tidak bertanya, namun hanya mengikuti perintah.     

Jun Wu Xie kemudian mengangguk dan melirik Qiao Chu tanpa berkata-kata. Qiao Chu tahu apa yang harus segera dilakukan dan ia keluar dari tempat itu segera, tak berani membuang waktu lebih lama lagi di sana.     

….     

Rombongan dari Kota Seribu Monster memasuki Ibu Kota Kekaisaran di sore hari berikutnya. Ketika kereta kuda yang berhiaskan bendera Kota Seribu Monster datang ke ibu kota Negeri Yan, itu menarik perhatian banyak orang di dalam kota.     

Kota Seribu Monster tidak mengabdi pada negeri mana pun secara khusus dan tetap independen berdiri sendiri. Walaupun luas wilayah tanah mereka tak bisa dibandingkan dengan negeri lain, lokasi geografis mereka cukup bagus. Berbatasan dengan banyak negeri, Kota Seribu Monster berdiri sendiri dan tak diganggu oleh kekuatan di sekitar perbatasan. Alasannya bukan hanya karena kota itu pernah menerbitkan dua roh ungu yang mencapai puncak kekuatan spiritual, tetapi juga karena fakta bahwa Kota Seribu Monster memiliki kemampuan istimewa.     

Kota Seribu Monster terletak di puncak pegunungan yang dikelilingi oleh hutan lebat. Sepanjang perjalanan dari kaki gunung ke puncak, Binatang Roh berkeliaran di mana-mana. Binatang Roh itu tidak akan pernah menyerang siapa pun dari Kota Seribu Monster karena Sang Kepala Suku Kota Seribu Monster selama beberapa generasi, memiliki sebuah Seruling Tulang Penjinak Roh. Dikatakan, Seruling Tulang Penjinak Roh dapat mengendalikan kekuatan Binatang Roh dan melodi seruling itu dapat membuat puluhan ribu Binatang Roh tunduk pada perintah. Dan itu menjadi reputasi Kota Seribu Monster.     

Bahkan Negeri Yan yang paling kuat dengan seluruh sumber dayanya, tidak ingin berurusan dengan Kota Seribu Monster. Walaupun mereka hanya sebuah kota di wilayah yang kecil, Binatang Roh yang tak terhitung banyaknya telah menjadi perisai pelindung Kota Seribu Monster. Kekuatan militer dapat dikalahkan, tetapi jumlah Binatang Roh yang ada di sana terlalu banyak dan selama Seruling Tulang Penjinak Roh tetap berada di Kota Seribu Monster, tak ada yang berani menentang Kota Seribu Monster sedikit pun.     

Kota Seribu Monster tidak terlalu jauh dari Negeri Yan dan dua kelompok ini selalu memiliki hubungan baik. Tetapi orang-orang Kota Seribu Monster jarang keluar dan pemandangan rombongan kereta kuda mereka yang tiba-tiba muncul di ibu kota kekaisaran Negeri Yan membuat semua orang langsung teringat akan insiden di mana Nona Muda Kota Seribu Monster telah terluka parah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.