Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Siksaan yang Tak Dijamin (3)



Siksaan yang Tak Dijamin (3)

2"Kami benar-benar tidak tahu apakah tubuh Tuan Muda Jun yang terlihat kurus dan ringkih akan dapat bertahan dari tujuh puluh dua set peralatan siksa yang kami miliki di penjara ini. Harus diketahui, siapa pun yang mengalami siksaan dari seluruh peralatan ini sebelumnya sekarang menjadi lumpuh dan tidak berdaya bahkan jika mereka bisa bertahan hidup. Sayang sekali Tuan Muda Jun bahkan memiliki kekuatan spiritual tingkat tinggi." Kata sipir yang memegang cambuk, sambil mengangkat cambuk dan melecutkannya dengan suara nyaring di udara dan mendarat di samping Jun Wu Xie, melecut tanah dengan keras, meninggalkan jejak putih di lantai sel penjara yang kotor.     

Jun Wu Xie menatap dingin kedua sipir yang berdiri di sana dengan ekspresi keji.     

Qiao Chu yang terus bersembunyi di dalam kegelapan mengamati semuanya. Kedua sipir ini jelas akan menyiksa Jun Wu Xie!     

Qiao Chu hampir tak bisa menahan diri lebih lama lagi dan ingin keluar untuk menghajar kedua bangsat itu hingga jatuh tersungkur ke lantai mendarat di gigi mereka, ketika ia tiba-tiba menangkap Jun Wu Xie menatap ke arahnya dan menggelengkan kepalanya.     

Jantung Qiao Chu melompat karena ia berusaha keras menahan kemarahan yang mengancam akan meledak di dalam dirinya, seraya terus bersembunyi di dalam bayangan.     

Kedua sipir itu berjalan di seputar Jun Wu Xie, sepertinya berusaha memutuskan titik terbaik untuk mendaratkan cambukan pertama. Ketenangan Jun Xie mulai membuat mereka geram karena orang lain yang dilemparkan ke dalam penjara sudah akan berteriak, menangis dan memohon tetapi pemuda ini benar-benar berbeda. Dari hari pertama ia terkunci, ia tak sekali pun membuka mulutnya untuk mengutarakan satu patah kata pun. Walaupun dipenjara, ia tidak sekali pun menunjukkan dirinya gelisah.     

Di wajah muda dengan profil indah itu, mereka telah melihat ekspresi yang dingin dan penyendiri, penjara yang suram dan menekan seolah tak nampak di mata pemuda itu.     

"Tuan Muda Jun, apakah menurutmu lebih baik aku mendaratkan cambukan pertama di pinggulmu atau punggungmu terlebih dahulu? Tenang saja, hamba tahu batasnya. Aku pasti tidak akan melukaimu wajahmu sedikit pun. Aku jamin setelah kau berganti pakaian, tak ada yang tahu bahwa kau baru saja menjalani siksaan." Sipir itu mengatakan sambil tertawa licik.     

Jun Wu Xie berdiri di tempatnya, tak bergerak sedikit pun, tatapannya yang dingin dan jernih hanya melirik sekilas kedua sipir penjara itu.     

"Begitu kau bergerak menyentuhku, kau akan menyesalinya." Suara Jun Wu Xie yang dingin tiba-tiba terdengar jelas.     

Kedua sipir itu diam sesaat, dan kemudian tertawa terbahak-bahak.     

"Tuan Muda Jun, lelucon macam apa yang kau katakan pada kami? Itu lucu! Menyesalinya!? Jangan bilang aku tidak mengingatkanmu. Apakah kau tahu mengapa kami memasang belenggu padamu? Sebenarnya, belenggu yang ada di tubuhmu saat ini sebelumnya digunakan untuk menahan seseorang dengan roh biru. Walaupun kau telah mencapai roh hijau, kau tidak akan bisa lepas dari rantai ini, sekeras apa pun kau mencoba." Sipir itu berkata mencemooh. Untuk menyiksa seorang roh hijau, bagaimana bisa mereka tidak mempersiapkan semuanya?     

Fakta bahwa mereka berani bertindak begitu angkuh, adalah karena mereka yakin Jun Wu Xie tidak akan dapat melawan mereka sedikit pun.     

Jun Wu Xie mengangkat dagunya dan tidak menatap kedua sipir itu lagi.     

Sipir yang memegang cambuk tiba-tiba mengangkat tangannya dan berikutnya, ujung cambuk yang tebal mengayun di udara menuju ke punggung Jun Wu Xie!     

Qiao Chu yang bersembunyi di balik bayangan merasa jantungnya melompat ke atas tenggorokannya seraya kepalan tinjunya semakin erat karena ia berusaha keras menahan hasrat untuk menyerang.     

Namun, dalam sekejap sebelum ia bergerak, sebuah bayangan besar tiba-tiba muncul di dalam sel penjara. Itu adalah binatang buas raksasa yang garang, dan di saat binatang itu muncul, rahangnya menggigit cambuk yang sedang melesat ke tubuh Jun Wu Xie!     

Kemunculan mendadak Monster hitam membuat kedua sipir di dalam sel langsung membeku dan sipir yang memegang cambuk bahkan tak sempat bereaksi ketika Monster hitam itu menghentakkan cambuk yang ada di rahangnya dan membuatnya terlempar keras ke dinding batu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.