Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Dokter Jenius Tak Tertandingi (3)



Dokter Jenius Tak Tertandingi (3)

0Penginapan yang ditinggali Akademi Bendera Perang agak ramai beberapa hari ini. Karena luka parah Qu Ling Yue, Kaisar Negeri Yan telah mengirimkan semua dokter terkenal di seluruh ibu kota untuk merawatnya. Tetapi bahkan dengan lebih dari dua puluh dokter yang sibuk sepanjang malam, mereka tidak bisa memberikan perawatan yang efektif bagi Qu Ling Yue. Saat ini, mereka hanya bisa melakukan metode konservatif untuk memperpanjang hidup Qu Ling Yue.     

Di dalam penginapan, kening Fu Xuan berkerut seraya ia menatap sekelompok pria yang berdiri di depan pintu kamar Qu Ling Yue, berkumpul untuk mendiskusikan dengan serius mengenai rencana perawatan selanjutnya.     

"Senior Fu …. Ling Yue … akan sembuh kan?" Seorang pemuda tampan bertanya terlihat begitu khawatir di pintu kamar Qu Ling Yue, matanya dipenuhi kegelisahan.     

"Aku tidak tahu." Fu Xuan berkata, menggelengkan kepalanya.     

Pemuda itu menarik napas panjang dan berkata geram, "Ini semua gara-gara Jun Xie dari Akademi Angin Semilir! Turnamen Pertempuran Roh selalu hanya sejauh mengalahkan lawanmu, mengapa ia harus menyerang dengan kekuatan penuh!? Jadi kenapa kalau ia memiliki roh hijau? Apakah itu membuatnya berhak untuk bersikap tirani dan tidak mematuhi peraturan? Jika sesuatu terjadi pada Qu Ling Yue, aku tak akan membiarkannya kabur!" Mata pemuda itu dipenuhi kebencian.     

Wajah Fu Xuan menjadi tegang dan ia berkata menenangkan, "Merawat Qu Ling Yue sekarang lebih penting, jangan memikirkan hal lain."     

Pemuda itu menggertakkan rahangnya dan menganggukkan kepalanya.     

Tatapan Fu Xuan menerawang ke luar jendela, dan di balik sikapnya yang tenang, pikirannya penuh konflik. Ia sudah dekat dengan Lei Chen cukup lama dan tentu saja tahu bahwa akhir-akhir ini Lei Chen dekat dengan murid dari Akademi Angin Semilir, terutama pemuda bernama Jun Xie, yang sangat disenangi Lei Chen. Fu Xuan tahu bahwa karena insiden di mana Qu Ling Yue terluka, rasa benci dan dendam tumbuh di hati para murid Akademi Bendera Perang dan kata-kata yang baru saja diucapkan pemuda itu, bukan pertama kalinya ia dengar dari orang-orang Akademi Bendera Perang.     

"Yang Mulia lebih baik berpikir cepat, atau bocah yang sangat kau sukai akan mengalami kesulitan." Fu Xuan berkata pada dirinya sendiri sambil mendesah, tatapannya tertunduk untuk melihat pemandangan di luar jendela. Dan dengan satu tatapan, ia baru saja melihat sebuah kereta kuda dari Kediaman Putra Mahkota berhenti di bawah. Jantungnya melompat dan ia segera berlari ke bawah.     

Lei Chen membawa Jun Wu Xie bersamanya ke penginapan tempat tinggal Akademi Bendera Perang. Ia baru saja mengambil langkah pertama masuk ke dalam penginapan ketika ia tiba-tiba tersandung dan melambatkan langkahnya. Ia gugup dan berulang kali menatap Jun Wu Xie yang ada di sampingnya. Bahkan dengan ilmu Jun Xie, dan Istana Lin di belakang Jun Wu Xie sebagai jaminan, ia masih merasa ada yang mengganjal.     

Ia benar-benar tidak bisa percaya, bahwa seorang gadis muda seperti itu, memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam mengenai ilmu medis.     

"Yang Mulia, kau datang." Fu Xuan menuruni tangga dari atas dan ketika matanya melihat Jun Wu Xie di samping Lei Chen, senyum cerah di wajahnya tiba-tiba membeku.     

"Mmm. Bagaimana kondisi Ling Yue?" Lei Chen tidak menyadari sikap Fu Xuan yang tidak seperti biasanya.     

Fu Xuan segera menenangkan diri dan senyuman beku di wajahnya menghilang seraya ia berkata lembut, "Keadaan Junior Qu belum ada perubahan."     

Lei Chen mengangguk dan berkata pada Jun Wu Xie di sampingnya, "Bisakah Nona Jun melihat keadaan Qu Ling Yue?"     

"Tentu saja." Jun Wu Xie berkata.     

"Maka silakan ikuti aku." Lei Chen berkata dan mengambil napas panjang. Ia sudah sampai sejauh ini, ia tidak boleh ragu lagi!     

Lei Chen memandu Jun Wu Xie naik ke lantai dua dan Fu Xuan mengikuti mereka dari samping. Tatapan Fu Xuan diam-diam menilai Jun Wu Xie dari kepala hingga kaki beberapa kali, terlihat mencari-cari sesuatu.     

Ketika mereka tiba di lantai kedua, pemuda yang berbicara dengan Fu Xuan tadi bertemu dengan Lei Chen dan ia baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika melihat Jun Wu Xie di samping Lei Chen dan matanya membelalak bagaikan ikan mas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.