Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pangeran Keempat (4)



Pangeran Keempat (4)

1"Begini, aku baru saja belajar untuk mengembangkan kekuatan spiritual dan ada banyak hal yang tidak kumengerti. Jadi, aku penasaran …. Apakah kau bisa mengajariku satu atau dua hal? Ayahku tidak bisa menemukan rekan belajar yang sesuai untukku dan ketika aku mendengar Paduka Kakanda menyebutkan mengenai dirimu dan karena kita seumur, jika kau tak keberatan, maukah kau menjadi rekan belajarku?" Lei Fan bertanya menatap Jun Xie dengan tatapan memohon dan segera menambahkan setelahnya,     

"Jangan khawatir, walaupun kau menjadi rekan belajarku, perlakuan yang akan kau terima tidak akan kurang dari siapa pun."     

Rekan belajar pangeran selalu dipilih dari antara anak-anak pejabat istana dan rakyat jelata tak pernah diberikan kesempatan seperti itu. Walaupun hanya menjadi rekan belajar, tetapi dengan masuk ke Keluarga Kekaisaran, kemakmuran dan masa depan cerah hampir bisa dijamin dan walaupun Pangeran Keempat bukan pewaris takhta selanjutnya, tetapi Kaisar Negeri Yan sangat menyayanginya lebih dari Putra Mahkota Lei Chen, maka, untuk bisa menjadi rekan belajar Lei Fan adalah sebuah kesempatan yang akan diperebutkan mati-matian oleh semua orang dan belum tentu mereka bisa mendapatkannya.     

Suara Lei Fan tidak terlalu pelan dan ketika kata-katanya terdengar oleh yang lain, para pemuda di arena tercengang!     

Sebagai rekan belajar Pangeran, itu dalam dunia nyata adalah sebuah posisi di mana seseorang berkembang menjadi orang kepercayaan Pangeran. Begitu pangeran sudah mencapai usia yang cukup dan diberikan gelar resmi sebagai Pangeran yang telah dewasa, status rekan belajar tentu saja juga akan naik dan untuk mendapatkan kedudukan tinggi di Negeri Yan ketika hal itu terjadi, akan sangat mudah sekali.     

Selain itu, Lei Fan adalah pangeran yang paling disayang dan menjadi rekan belajarnya sama saja dengan menjadi rekan belajar Putra Mahkota!     

Itu adalah sebuah kesempatan sekali seumur hidup yang tak bisa dilewatkan!     

Semua pemuda di sana sangat iri pada Jun Xie seraya mereka terus menatap dengan rasa cemburu, hati mereka terasa seperti dicakar kucing, berharap mereka dapat mengambil posisi Jun Xie dan segera menyetujui tawaran itu!     

Lei Fan terlihat sangat berharap pada Jun Xie di permukaan, tetapi di hatinya, ia diam-diam sedang tertawa. Ia tidak berpikir bahwa Jun Xie akan menolak tawarannya sedikit pun dan bagaimana pun dekatnya Jun Xie dengan Putra Mahkota, itu hanya hubungan pertemanan. Begitu Jun Xie menyetujui untuk menjadi rekan belajarnya, itu sama saja dengan mendapatkan persetujuan dari Kaisar Negeri Yan. Membandingkan seorang Kaisar dengan seorang Putra Mahkota, semua tahu siapa yang memiliki kekuatan lebih besar.     

Jun Wu Xie tidak langsung menanggapi permintaan Lei Fan dan ia hanya menatap Lei Fan sambil merenung, matanya yang dingin tak dapat dipahami, membuat seseorang tak dapat menebak apa yang ada di dalam pikirannya.     

"Bagaimana? Aku benar-benar tulus datang ke sini untuk mengundangmu." Lei Fan berkata.     

Jun Wu Xie namun memalingkan matanya ketika namanya tiba-tiba dipanggil dari arena pertandingan.     

"Pangeran Keempat, hambamu ini perlu naik ke arena pertandingan." Ia tidak menjawab Lei Fan dan Jun Wu Xie langsung berbalik dan berjalan ke panggung setelah mengatakan beberapa kata singkat.     

Sangat berharap Jun Xie akan menerimanya, Lei Fan tiba-tiba terkejut, tak pernah menyangka itu situasi itu akan berakhir demikian.     

[Jun Xie bukan hanya tidak merendahkan diri untuk berterima kasih tetapi malah …. Mengabaikan sama sekali undangannya?]     

[Bagaimana mungkin!?]     

Wajah Lei Fan yang penuh senyuman tiba-tiba membeku sesaat dan sorot keji keluar dari mata cerah itu.     

Karena Kaisar sangat memanjakan dirinya, selama ia membuka mulutnya untuk meminta, tidak ada yang tidak bisa ia dapatkan. Walaupun Jun Xie tidak benar-benar menolak permintaannya, tetapi sikap cuek dan mengabaikan permintaannya sudah terlihat seperti penolakan.     

"Kau punya nyali." Lei Fan mengutuk dalam hatinya sambil menggertakkan giginya. Dipermalukan oleh Jun Xie di depan semua orang, bagaimana pun bagusnya akting Lei Fan, ekspresi di wajahnya menjadi sedikit kelam.     

Tatapan semua pemuda lain di situ bahkan membuat Lei Fan semakin geram.     

Ia tidak pernah menyangka bahwa Jun Xie akan menghina dirinya begitu terang-terangan.     

Matanya menatap Jun Xie yang melangkah naik ke panggung dan ia tak bisa lagi tetap duduk di sana. Ia tiba-tiba berdiri dan tanpa menoleh ke belakang sekali pun, ia meninggalkan arena pertandingan distrik pertama. Ini adalah pertama kalinya dalam hidup ia mengalami penolakan dan rasa getir di mulutnya bukan sesuatu yang ingin ia alami lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.