Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pangeran Keempat (2)



Pangeran Keempat (2)

2Lei Fan selalu tinggal di dalam Istana Kekaisaran dan jarang keluar. Dan ketika ia keluar, ia akan selalu dikawal oleh pasukan kekaisaran seperti hari ini.     

Tangan Jun Wu Xie terlipat di depan dadanya dan ia bersikap tenang di tengah keributan di sekelilingnya sambil mengamati Lei Fan yang tiba-tiba muncul di arena pertandingan. Dari hari pertama Turnamen Pertempuran Roh dimulai, Pangeran Keempat Negeri Yan ini tidak muncul sekali pun, bahkan tidak di hari Lei Chen mengadakan perjamuan makan malam dan mengundang semua kontestan. Lei Fan bahkan tidak muncul ketika itu dan kemunculannya tiba-tiba di sini hari ini membuat semua orang terkejut.     

Pria yang bertanggung jawab di arena pertandingan distrik pertama bergegas maju untuk menyambut tamu penting. Semua orang tahu bahwa Kaisar sangat menyayangi dan mengidolakan Pangeran Keempat dan perhatian khusus yang diberikan padanya bahkan melampaui perlakuan yang diberikan pada Putra Mahkota!     

"Aku tidak tahu jika Yang Mulia, Pangeran Keempat kami sudah tiba dan aku tidak menyambut Anda dengan layak. Aku mohon Yang Mulia bisa memaafkan aku!" Pria itu berbicara terbata-bata.     

Mata Lei Fan yang tersenyum sedikit menyipit, terlihat tidak tersinggung sama sekali, tetapi malah kelihatan dipenuhi dengan keluguan seorang anak kecil. "Yang Mulia terlalu sopan. Aku di sini hanya untuk melihat-lihat dan aku mohon Yang Mulia membiarkan semua orang melanjutkan pertarungan ini dan tidak usah memedulikan aku."     

Pria itu cepat-cepat mengangguk.     

Perasaan orang-orang terhadap Lei Fan benar-benar berbeda dari Lei Chen.     

Citra yang ingin ditampilkan oleh Lei Chen adalah seorang pemimpin yang ramah dan bijak yang membuatnya dekat dengan rakyat tetapi orang cenderung mengingat posisi dan statusnya yang tinggi. Wajah kecil yang penuh senyuman itu akan membuat orang secara tidak sadar lupa akan identitasnya sebagai pangeran yang mulia.     

Kelihatannya setelah Lei Fan berbicara, suasana tegang di arena segera menjadi santai dan banyak orang di tengah kerumunan tiba-tiba menyukai Lei Fan dengan sikapnya yang lugu dan polos.     

Lei Fan menemukan sebuah tempat di arena untuk duduk dan kebetulan sekali, ia duduk tepat di sebelah Qu Ling Yue.     

Qu Ling Yue kenal dekat dengan Lei Chen dan dengan identitasnya sebagai Nona Muda Kota Seribu Monster, ia sering diizinkan untuk masuk ke dalam Istana Kekaisaran dan ia mengenal para pangeran secara langsung. Ketika Lei Fan duduk di sebelahnya, Qu Ling Yue tidak terlalu terkejut.     

"Apakah Kakak Ling Yue akan bertarung hari ini?" Lei Fan bertanya, menatap Qu Ling Yue sambil tersenyum, bertanya tanpa sikap jaga-jaga.     

Qu Ling Yue menganggukkan kepalanya. Ia tidak terlalu dekat dengan Lei Fan, tetapi sikap Lei Fan membuat orang tak bisa membencinya.     

"Aku yang terakhir, sekarang baru mulai."     

Lei Fan meletakkan dagunya di kedua telapak tangannya, mengedipkan matanya seraya menonton para pemuda bertarung di arena pertandingan. Tatapannya walaupun tampak cuek ketika ia menonton, sebenarnya diam-diam sedang mengamati setiap orang di arena pertandingan. Pandangannya sudah berkeliling tetapi matanya masih belum berhasil menemukan targetnya dan ia tak dapat menahan diri namun merasa sedikit ragu di hatinya dan ia memalingkan kepalanya ke arah Qu Ling Yue dan bertanya, "Ayah berkata padaku bahwa ada beberapa peserta hebat di Turnamen Pertempuran Roh tahun ini dan menyuruhku datang ke sini untuk melihat dan mempelajari hal baru. Ayah mengatakan padaku bahwa aku sudah dewasa dan aku tidak boleh lagi hidup tanpa tujuan. Maka, aku ke sini untuk melihat. Kakak Ling Yue, aku dengar ada seorang jenius tak tertandingi di distrik ini dan namanya sepertinya … Jun Xie? Apakah itu benar?"     

Qu Ling Yue menatap Lei Fan. Lei Fan lebih muda darinya dan dengan suara yang lugu seperti itu, ia tidak banyak berpikir dan hanya berasumsi bahwa Lei Fan terlalu bosan di Istana Kekaisaran.     

"Itu benar. Itu yang di sana Jun Xie." Qu Ling Yue mengangkat tangannya dan menunjuk sosok yang berdiri di belakang kerumunan orang banyak, sosok mungil yang hampir tak terlihat.     

Di saat tatapan Lei Fan jatuh ke sosok Jun Xie, tatapan ganjil terlintas di matanya dan ujung mulutnya melebar membentuk sebuah senyuman.     

"Jun Xie kelihatannya sebaya denganku. Aku harus mencoba untuk mempelajari hal baru darinya." Sementara Lei Fan berbicara ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah Jun Xie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.