Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pangeran Keempat (1)



Pangeran Keempat (1)

3Di beberapa putaran turnamen selanjutnya, Jun Wu Xie mendominasi lawannya dengan kemampuannya yang luar biasa. Tidak seorang pun di antara para pemuda yang bertarung dengannya dapat bertahan melewati serangan pertama dan pada dasarnya semua orang yang maju bertarung dilempar keluar dari arena pertandingan dalam satu tarikan napas.     

Di hadapan Jun Xie yang tanpa henti bertarung dengan sekali pukul satu mati, semua orang mulai merasa beberapa pertandingan sebelum ini di mana beberapa pesertanya mundur tidak akan ada bedanya, karena mereka semua akan kalah dalam satu kedipan mata.     

Saat ini, tak ada yang berani merendahkan atau menghina dengan mata mereka ketika menatap Jun Xie. Semua pemuda yang berbicara buruk mengenai Jun Xie sebelum ini sekarang menundukkan kepala mereka malu dan merasa bersalah ketika menatap Jun Xie dan tidak berani mengangkat kepala mereka untuk menatap mata Jun Xie langsung, benar-benar ketakutan jika Jun Xie akan memutuskan untuk membunuh mereka di tempat.     

Ada tiga babak yang tersisa di turnamen sebelum juara dari setiap distrik pertandingan keluar. Babak demi babak pertandingan telah menyingkirkan banyak peserta turnamen dan hanya ada sedikit peserta yang tersisa. Walaupun hanya sedikit peserta yang masih bertahan di turnamen, setiap distrik arena pertandingan masih dipenuhi dengan orang-orang yang menonton. Pemuda yang telah tereliminasi dari kompetisi belum pergi dan masih berada di situ. Walaupun mereka sudah kalah, itu tidak menghentikan mereka untuk terus menonton pertandingan itu, untuk mempelajari berbagai teknik pertarungan, sebagai persiapan turnamen tahun depan!     

Kompetisi itu terus berlangsung normal hari itu dan hanya di arena pertandingan distrik pertama tamu istimewa muncul.     

Para murid sedang mempersiapkan diri ketika mereka tiba-tiba melihat pasukan pengawal dengan pakaian seragam Keluarga Kekaisaran berbaris masuk ke arena pertandingan secara serentak.     

Saat itu, semua pemuda di arena pertandingan memutar mata mereka untuk menatap Pengawal Kekaisaran yang tiba-tiba masuk ke arena. Menilai dari baju perang yang ringan, mereka yakin bahwa pasukan pengawal ini berasal dari Istana Kekaisaran Negeri Yan.     

[Tetapi apa yang dilakukan pasukan Pengawal Kekaisaran di sini? Mengapa mereka tiba-tiba muncul?]     

Ketika semua orang masih heran dan bertanya-tanya, suara yang gembira dan nyaring tiba-tiba terdengar.     

"Ini adalah arena pertandingan distrik pertama? Aku pikir dengan hampir berakhirnya turnamen, akan hanya ada sedikit orang." Sebuah suara terdengar masih muda bergema di pintu masuk arena. Bersama dengan suara yang sampai ke telinga semua orang di dalam, seorang pemuda tampan mengenakan setelan brokat berwarna kuning pastel berjalan perlahan masuk ke arena.     

Wajah pemuda itu putih bagaikan batu giok putih, matanya dipenuhi dengan senyum lebar, wajah kecilnya yang indah begitu anggun dengan profil tampan. Di pinggulnya tergantung sebuah liontin giok putih, dan liontin itu berayun setiap kali ia melangkah.     

Setelah melihat pemuda itu berjalan masuk, semua orang di kerumunan terpaku.     

Berdiri di suatu sudut, tatapan Jun Wu Xie diam-diam mengamati remaja muda itu, pikirannya mengingat semua informasi yang ia perhatikan mengenai pemuda itu saat itu juga.     

Lei Fan, Pangeran Keempat Negeri Yan. Di permukaan, ia dikenal sebagai anak Sang Kaisar dari selir yang paling dicintainya dan dibesarkan oleh Sang Permaisuri, tetapi sebenarnya, ia adalah anak tidak sah dari Sang Permaisuri dan kekasih gelapnya. Usia Lei Fan sedikit lebih muda dari ketiga pangeran yang lain dan ia memiliki penampilan yang tampan, dilahirkan dengan wajah yang dipenuhi senyuman terlihat sangat mengagumkan. Selain itu, ia masih sangat muda dan ia telah menjadi kesayangan Kaisar.     

Di antara keempat pangeran Negeri Yan, hanya pangeran ini yang masih hidup di dalam Istana Kekaisaran. Dibandingkan dengan ketiga pangeran lainnya, Lei Fan telah menikmati perlakuan yang lebih baik sejak ia dilahirkan. Kaisar bukan hanya memilih guru dengan sangat cermat untuk memberikan pelajaran pada Lei Fan, tetapi beliau bahkan melibatkan diri dalam aspek sehari-hari seperti makanan Lei Fan, pakaian, tempat tinggal, dan tempat-tempat yang dikunjunginya.     

Dibandingkan Lei Fan, Pangeran Ketiga Negeri Yan diperlakukan hampir seperti seorang anak yang dipungut Kaisar dari tengah jalan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.