Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Maaf, Ini Giliranku (7)



Maaf, Ini Giliranku (7)

2Di dalam ibu kota kekaisaran Negeri Yan, di balik meja tinggi di ruang kerja kekaisaran duduk Sang Kaisar. Dengan wajah kelam sambil menatap pria berjubah hitam yang berlutut di depan mejanya, wajahnya dipenuhi kegeraman. Tergenggam erat di tangannya, berita yang baru saja dibawa masuk dan di secarik kertas perkamen itu, tertulis kejadian hari ini, rumor yang tersebar telah mengubah situasi di ibu kota kekaisaran.     

"Masalah itu telah ditangani dengan baik kan? Hmm?" Mata Sang Kaisar memicing dan ia tiba-tiba melemparkan kertas perkamen itu ke wajah sang pria berjubah hitam!     

Pria berjubah hitam diam tak bergerak seraya berlutut di lantai, tak berani mengatakan satu patah kata pun.     

"Aku memberikan sebuah tugas padamu dan apa yang kau lakukan? Apa arti semua ini? Apa ini? Mengapa murid Akademi Hua Wan muncul di Turnamen Pertempuran Roh? Bocah itu membiarkan Jun Xie menunjukkan kekuatan spiritual hijau di gerakan pertamanya, bukankah itu memberitahu semua orang bahwa semua kebohongan sebelum ini hanya sebuah lelucon? Tidak cukup hanya membiarkan fakta itu terungkap dan apa yang kalian sekelompok idiot lakukan setelah itu? Kalian semua bahkan membiarkan murid dari Akademi Hua Wan itu membuat huru hara di tengah jalan utama dan meneriakkan semua hal yang tidak masuk akal! Apakah kalian semua berpikir keadaanku tidak cukup sulit? Hingga kalian semua membuat skandal besar seperti ini!?" Kaisar duduk di kursinya, dadanya begitu berat karena kemarahan yang mendidih di dalamnya, matanya merah padam, menatap punggung pria berjubah hitam yang berlutut di lantai di hadapannya.     

Tubuh pria berjubah hitam itu menjadi tegang dan ia menundukkan kepalanya semakin rendah.     

"Masalah ini telah disebabkan karena kesalahan pelayanmu yang hina. Pelayanmu yang hina tidak menyangka murid dari Akademi Hua Wan tiba-tiba akan mengingkari janjinya. Pelayanmu ini sudah mengirimkan orang untuk mencari tahu keberadaan Zhao Xun. Begitu kami menemukan dia, ia pasti akan menyesali semua ini."     

Setelah Zhao Xun menyebabkan keributan di ibukota kekaisaran hari itu, ia tiba-tiba menghilang. Untuk menangkap Zhao Xun, mereka telah menggeledah penginapan Akademi Hua Wan. Tetapi bahkan setelah menunggu hingga malam tiba, mereka tidak melihat tanda-tanda kehadiran Zhao Xun. Untuk mencegah masalah ini bertambah besar, mereka hanya bisa mengirimkan orang mereka ke seluruh ibu kota kekaisaran secara diam-diam untuk mencari Zhao Xun, tetapi pria ini sepertinya menghilang dari muka bumi dan mereka bahkan tidak melihat bayangannya setelah mencari dirinya di seluruh penjuru Ibu Kota Kekaisaran.     

"Zhao Xun harus ditemukan bagaimana pun caranya!" Kaisar memicingkan matanya dan ia memaksa kemarahan turun di dalam hatinya. "Dan, kita tidak bisa membiarkan masalah ini terus berlanjut. Kekuatan Jun Xie telah terungkap dan jika kita terus memaksa, kita hanya akan terlihat bodoh. Tidak ada yang akan percaya bahwa seorang roh hijau akan membutuhkan bantuan dari Lei Chen."     

Pikiran Kaisar cukup jernih untuk memikirkan semua ini. Akademi Angin Semilir akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian di berbagai distrik pertandingan dan ia telah mendengar mengenai hal ini, tetapi ia tidak menyangka peserta termuda di Akademi Angin Semilir juga akan memiliki kekuatan yang menakutkan seperti itu.     

"Ya, Yang Mulia." Pria berjubah hitam itu menjawab.     

Kaisar menarik napas panjang. "Situasi di Akademi Angin Semilir sedikit di atas dugaanku ketika mereka menjadi dekat dengan Putra Mahkota. Karena kita tidak mungkin menggunakan orang-orang dari Akademi Angin Semilir untuk meraih sesuatu, kita bisa melakukan sesuatu untuk mencoba memenangkan hati para pemuda yang sangat berbakat ini." Kaisar berkata dan terdiam, kemarahan di wajahnya segera menghilang dan bibirnya berubah menjadi sebuah senyuman yang ramah.     

"Fan kecil sudah terlalu lama terkurung di istana akhir-akhir ini dan ia harus keluar dan menghirup udara luar. Ia harus memanfaatkan Turnamen Pertempuran Roh yang masih berlangsung ini untuk menjalin hubungan dengan para elite dari berbagai akademi, jadi ia mungkin bisa memilih orang-orang luar biasa yang akan berada di sisinya untuk menjaganya di masa depan."     

Ketika pangeran keempat disebut, mata Kaisar melunak dan menjadi jauh lebih lembut.     

"Dan permasalahan dengan Yang Mulia Putra Mahkota …." Pria berjubah hitam itu bertanya dengan hati-hati.     

Wajah Kaisar langsung mengerut. "Sementara biarkan situasi tenang dulu. Tunggu hingga peringkat sepuluh besar Turnamen Pertempuran Roh sudah diputuskan sebelum kau melanjutkannya. Dengan kekacauan yang baru saja ditimbulkan oleh orang-orangmu, kecurigaan yang tak diinginkan akan timbul jika kau terus bertindak menentangnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.