Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Maaf, Ini Giliranku (2)



Maaf, Ini Giliranku (2)

3Berdiri di tengah arena pertandingan, panitia yang memanggil para peserta itu memandang Jun Xie yang berdiri di panggung bersamanya. Bibirnya melengkung sinis sambil memikirkan kembali beberapa kali semua lawan Jun Xie selalu mengundurkan diri. Ia tahu di dalam hatinya dan walaupun ia tak bisa mengatakannya keras-keras, ekspresi di wajahnya sudah menunjukkan kegeraman pada Jun Xie.     

Semua mata di arena terpaku pada Jun Xie dan hampir setiap kali Jun Xie berdiri di arena itu, tak ada yang muncul untuk melawannya.     

Hari ini, massa berpikir hal yang sama akan terjadi dan mereka tidak menahan napas sambil menunggu batas waktu satu jam berlalu. Mereka ingin waktu berlalu cepat sehingga mereka bisa melanjutkan ke pertandingan berikutnya.     

Detik-detik berganti menjadi menit dan arena pertandingan menjadi semakin gelisah karena tidak sabar. Orang-orang tidak lagi menatap Jun Xie yang berdiri sendirian di panggung dan kontestan pertandingan berikutnya tengah mempersiapkan diri untuk pertandingan mereka berikutnya.     

Panitia mengamati waktu, dan tidak banyak waktu yang tersisa sebelum jam-jam terkutuk ini akan berakhir. Ia akhirnya tak dapat menahan mulutnya dan berkata, "Tuan Muda Jun, aku pikir Zhao Xun juga tidak akan datang hari ini. Aku berpikir kita harus melanjutkan ke pertandingan berikutnya."     

Apa yang ia maksud adalah supaya Jun Xie berhenti bersandiwara dan jangan membuang waktu semua orang.     

"Waktu belum berakhir." Jun Wu Xie menjawab datar seraya menatap sang panitia.     

Pria itu mendesah dan mundur ke samping.     

Jelas dari sikapnya ia tidak ingin Jun Xie terus melanjutkan sandiwaranya.     

"Apa bedanya waktu sudah habis atau belum? Semua orang tahu apa yang terjadi di sini dan untuk siapa kau bersandiwara?" Arena ini sudah ricuh, dan jika bukan karena mereka semua takut pada Lei Chen yang mendukung Jun Xie, kerumunan ini mungkin sudah bergerak untuk mengusir Jun Xie tanpa hormat.     

Namun, di hadapan suara bising itu, sebuah sosok tinggi tiba-tiba muncul di pintu arena.     

Sekumpulan pemuda yang saling berbisik-bisik terpaku setelah melihat orang yang muncul di pintu arena.     

Mereka menatap tidak percaya pada pemuda yang berjalan perlahan ke panggung pertandingan. Orang di kerumunan tanpa sadar menggosok mata mereka dan semua berpikir apakah mereka sedang berhalusinasi!     

Orang yang baru saja muncul di pintu arena bukan orang asing!     

Itu adalah Zhao Xun yang menjadi lawan Jun Xie hari ini!     

"Mengapa ia di sini?"     

Sekumpulan pemuda terlihat bertanya-tanya pada Zhao Xun, tidak percaya dengan mata mereka.     

Zhao Xun berjalan ke arah tengah arena di bawah ratusan pasang mata yang memandangnya, berdiri santai dan acuh tak acuh di hadapan Jun Xie.     

"Kita bisa mulai sekarang." Jun Wu Xie berkata tiba-tiba.     

Panitia yang bertanggung jawab di pertandingan ini jelas tertegun tak dapat berkata-kata dan ia terus seperti itu selama beberapa saat sebelum ia berbalik menatap Zhao Xun tak pasti, bertanya dengan nada suara menyelidik, "Zhao Xun, untuk apa kau datang ke sini?"     

Zhao Xun mengangkat alisnya dan berkata sambil menyeringai, "Bukankah hari ini giliranku bertanding? Bertanya padaku untuk apa aku di sini, bukankah kau seharusnya sudah tahu?"     

Panitia itu tercengang dengan jawaban Zhao Xun dan wajahnya menjadi pucat. Ia memutar kepalanya untuk melihat Zhao Xun dan Jun Xie, wajahnya masih sangat terkejut.     

Pemuda di arena telah meledak penuh semangat! Mereka awalnya berpikir Zhao Xun mungkin muncul untuk mengumumkan pengunduran dirinya, tetapi akhirnya ….     

Apakah pria ini benar-benar akan bertarung dengan Jun Xie!?     

Peristiwa tak terduga yang terjadi tiba-tiba ini tidak disangka oleh semua orang.     

Zhao Xun baru saja kemarin terang-terangan mengisyaratkan ia menerima penawaran Yang Mulia Putra Mahkota dan akan menyerah pada pertandingan ini. Tetapi … mengapa ia datang ke sini hari ini? Dan ia bahkan memperlihatkan sikapnya yang tidak sabar ingin melawan Jun Xie!     

Saat itu, semua orang menjadi sangat bingung.     

"Uhuk, kalau begitu … maka kau bisa mulai." Panitia mundur ke samping dengan canggung karena hatinya semakin bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.