Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jangan Cari Mati dan Kau Akan Hidup (3)



Jangan Cari Mati dan Kau Akan Hidup (3)

3Diberikan akses "pintu belakang" di Turnamen Pertempuran Roh, adalah sesuatu yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya.     

Zhao Xun tidak peduli seraya menyeruput anggurnya, dan berkata acuh tak acuh, "Kau pikir mengorbankan turnamen adalah kiamat bagimu? Sebuah janji dari Putra Mahkota akan jauh lebih berharga daripada kita semua yang harus berjuang melalui kompetisi ini. Untuk kita semua yang berpartisipasi dalam turnamen ini, kita tidak akan pernah bisa mencapai peringkat sepuluh besar, tetapi kita masih di sini, hanya berharap untuk bisa memperbaiki masa depan kita. Jika kita diberikan janji seperti itu, apakah menjadi masalah jika aku mengorbankan pertandingan ini?"     

Pemuda itu saling berpandangan. Dari perkataan Zhao Xun, mereka bisa merasa ada sesuatu yang tidak beres.     

Namun Zhao Xun bersikap seperti dirinya tidak menyadari ada yang aneh dengan perkataannya dan terus melanjutkan, "Apakah kalian masih ingat ketika kita menghadiri perjamuan makan malam sebelum turnamen dimulai, betapa mewah dan besarnya itu? Itu adalah tempat-tempat di mana biasanya kita tidak diizinkan untuk menginjakkan kaki seumur hidup. Dan kesempatan seperti ini, aku tak akan melewatkannya begitu saja. Hanya mengorbankan sebuah turnamen bukanlah hal besar …."     

Setelah ia selesai mengucapkan perkataannya, ia tersenyum lebar dan minum beberapa gelas lagi dengan suasana hati gembira.     

Beberapa pemuda di meja yang sama dengan Zhao Xun berpikir bahwa kata-kata itu terdengar aneh keluar dari mulut Zhao Xun dan diam-diam saling bertukar pandangan tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa lagi di hadapan Zhao Xun.     

"Baik! Aku harus kembali!" Ia bersendawa …. "Bertarunglah dengan baik besok! Aku tak akan bergabung dengan kalian." Zhao Xun yang sedikit mabuk berdiri terhuyung-huyung dan melambai seraya meninggalkan restoran itu. Kakinya baru saja melangkah keluar ketika pemuda di meja langsung berpelukan dan saling berbisik-bisik.     

"Apakah maksud perkataan Zhao Xun berarti Putra Mahkota sudah mendekatinya?"     

"Sedikit penasaran bagaimana ia bisa begitu memanjakan diri sebelum pertandingan. Sepertinya rumor sebelumnya benar! Putra Mahkota benar-benar menggunakan segala cara untuk mendorong bocah kecil itu naik ke peringkat sepuluh besar!"     

"Aku melihat si Jun Xie itu, ia bertubuh kecil dan terlihat sangat kurus! Apa yang sebenarnya dilihat Putra Mahkota di dalam dirinya!?"     

"Huh, Turnamen Pertempuran Roh yang begitu terpandang sekarang telah berubah menjadi kegiatan yang menjijikkan dan benar-benar jahat. Ini benar-benar …."     

Dengki, penyesalan, dan tebakan tanpa akhir. Hanya beberapa baris kalimat dari Zhao Xun, tetapi itu sepertinya telah menyebabkan terjadinya perdebatan di antara beberapa pemuda di meja.     

Zhao Xun berjalan keluar dengan langkah tidak seimbang dari restoran. Ia tidak langsung pergi ke penginapan yang didiami Akademi Hua Wan tetapi berjalan terhuyung-huyung ke sebuah gang sempit yang sepi. Ia baru saja memasuki gang ketika wajah Zhao Xun yang setengah mabuk mendadak hilang. Di gang itu, pria berjubah hitam berdiri, sepertinya menunggu Zhao Xun tiba.     

"Tuanku!" Segera setelah melihat pria berjubah hitam, Zhao Xun membungkuk dalam.     

Pria berjubah hitam itu menatap Zhao Xun yang seluruh tubuhnya semerbak dengan aroma anggur yang kuat dan bertanya sambil mengerutkan kening, "Semua sudah dikerjakan?"     

Zhao Xun segera menghilangkan sikap acuh tak acuh yang ia tunjukkan di restoran tadi dan wajahnya berubah menjadi serius sambil berkata, "Pelayanmu telah menyebarkan kabar itu. Aku yakin sebelum malam berakhir, bahkan tanpa harus menunggu pertandingan esok, seluruh akademi akan mengetahui bahwa aku diam-diam sudah menerima sogokan Putra Mahkota, dan memutuskan untuk mengorbankan turnamen."     

Pria berjubah hitam mengangguk puas. "Bagus. Tenang saja, selama kau melakukan tugas ini dengan baik, kau akan mendapatkan lebih dari apa yang bisa diberikan oleh Turnamen Pertempuran Roh untuk masa depanmu."     

"Aku berterima kasih pada Tuanku untuk kepercayaan yang diberikan padaku. Bisa membantu Tuanku, pelayanmu ini sungguh beruntung." Zhao Xun berkata dan matanya memperlihatkan kilat kegembiraan. Ketika pria berjubah hitam pertama kali mendekatinya, ia agak takut, dan ia tidak menyangka ternyata itu adalah sebuah hadiah yang jatuh dari langit dan mendarat di tangannya.     

"Mereka yang menyesuaikan diri pada situasi akan sukses. Selama kau menjalankan tugas ini dengan baik, keuntungan akan mendatangimu. Jika tidak dilakukan dengan baik …. Nasib orang-orang sebelumnya yang meninggal juga akan menjadi nasibmu." Suara pria berjubah hitam itu tiba-tiba berubah menjadi dingin.     

Zhao Xun gemetar seraya aura dingin menembus tubuhnya. Ia menelan ludah dan langsung menganggukkan kepalanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.