Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jangan Cari Mati dan Kau Akan Hidup (6)



Jangan Cari Mati dan Kau Akan Hidup (6)

2Tangisan pilu bahkan belum keluar dari mulut Zhao Xun dan Qiao Chu sudah menutup mulut Zhao Xun dengan tangannya. Wajah Zhao Xun langsung merona merah karena rasa sakit yang menyiksanya.     

"Jangan sampai aku meminta lagi." Jun Wu Xie menatap Zhao Xun tanpa sedikit pun rasa simpati, matanya dipenuhi rasa takut yang membuatnya merinding.     

Qiao Chu perlahan melepaskan tangannya dan Zhao Xun melihat tangan yang mencengkeram pundaknya telah berganti posisi dan sekarang cengkeraman itu semakin dekat dengan lehernya. Jari-jarinya begitu rileks dan Zhao Xun tahu bahwa Qiao Chu hanya perlu mengeluarkan sedikit tenaga dan lehernya dapat dipatahkan dengan mudah.     

Zhao Xun tidak pernah diancam hingga sedemikian rupa. Ia adalah seorang murid dari sebuah akademi yang biasa-biasa saja dan mereka biasanya berhenti bertarung ketika dikalahkan di pertandingan persahabatan, dan hari ini adalah pertama kalinya ia merasa kematian menghampirinya begitu dekat!     

Ia panik seraya menatap Jun Xie yang duduk tegang di kursinya, rasa geram di hatinya segera berubah menjadi ketakutan. Bahkan di dalam mimpinya ia tidak pernah berpikir bahwa satu-satunya bocah yang dikategorikan sebagai begundal oleh semua akademi, dan hanya mengandalkan Putra Mahkota untuk menang di turnamen, bisa begitu keji dan sadis!     

"Kau …. Apa yang kau inginkan dariku? Tempat ini dipenuhi dengan murid dari Akademi Hua Wan, jangan bilang kau berani membunuhku di sini? Jika kau benar-benar melakukan hal itu, itu akan membuat pertandinganmu hari esok lebih buruk!" Ketakutan telah membuat tubuh Zhao Xun menjadi dingin, tetapi ia tetap tidak berani mengatakan kebenarannya. Jika ia mengucapkan satu kata pun mengenai hal itu, bahkan jika Jun Xie mengampuninya, Sang Tuan tidak akan pernah melepaskannya.     

"Kau boleh mencobanya." Jun Wu Xie mengangkat bahunya seraya berbicara, tak gentar sedikit pun oleh ancaman Zhao Xun.     

Zhao Xun hendak berbicara lagi tetapi Jun Wu Xie tidak memiliki kesabaran untuk mendengarkan ocehannya. Ia mengangguk pada Qiao Chu dan tangan Qiao Chu tiba-tiba mencengkeram leher Zhao Xun dengan erat!     

Hanya untuk sesaat! Wajah Zhao Xun sekarang hijau, berusaha setengah mati untuk melepaskan diri dari cengkeraman tangan Qiao Chu. Tetapi kekuatannya yang tidak seberapa tidak dapat menggerakkan Qiao Chu sedikit pun.     

"Jika bukan karena kau berguna bagi kami, kau sudah mati sekarang." Jun Wu Xie berkata sambil menatap Zhao Xun yang pucat dengan tajam. Ia tidak bergerak sebelum ini karena ia tidak yakin seberapa kasar permainan Kaisar untuk melawan Lei Chen. Tetapi itu tidak berarti ia akan tinggal diam selamanya dan membiarkan dirinya digunakan sebagai pion terus-menerus.     

Jika orang itu punya nyali untuk menjebaknya, maka ia juga harus siap menghadapi kematian yang sudah dekat!     

Wajah Zhao Xun yang pucat berubah menjadi ungu dan keempat tangan dan kakinya menegang kesakitan karena meronta dengan sia-sia. Matanya membelalak dan kedua tangannya diremas oleh genggaman Qiao Chu, matanya dipenuhi ketidakberdayaan.     

"Lepaskan dia." Jun Wu Xie berkata tepat sebelum Zhao Xun hampir mati tercekik.     

Qiao Chu melepaskan cengkeramannya.     

Udara segar masuk ke dalam dadanya lagi dan Zhao Xun meringkuk lemah di lantai terbatuk-batuk kencang. Perasaan ketakutan ketika kematian begitu dekat dengannya membuatnya tersedak begitu parah sehingga air mata dan ingusnya mengotori wajahnya. Ia tidak peduli sedikit pun dengan penampilannya karena ketakutan yang membuat pikirannya kosong mengguncang tubuhnya. Ia berusaha untuk mengangkat kepalanya sambil menatap ketakutan sosok apatis yang duduk di kursi. Ia tidak ragu sedikit pun jika sekali lagi ia berani tidak menjawab, Jun Xie tidak akan ragu menyuruh Qiao Chu membunuhnya!     

"Aku …. Aku tidak tahu siapa dia …. Ia mendatangiku setelah proses pengundian selesai. Ia … ia memintaku untuk mundur dari pertandingan selanjutnya, dan menyuruhku untuk memberi tahu semua orang bahwa ini adalah perbuatan Putra Mahkota …. Aku benar-benar tidak tahu siapa dirinya! Semua yang kukatakan adalah benar!" Zhao Xun menangis sambil berbicara, air mata bercampur dengan ingus di seluruh wajahnya, benar-benar pemandangan yang menyedihkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.