Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Putra Mahkota Negeri Yan (4)



Putra Mahkota Negeri Yan (4)

0Hembusan angin malam membawa sedikit kesejukan. Dua penjaga itu tiba-tiba merasa kantuk menyerang dan dalam sekejap, mereka sudah bersandar di tombak mereka dan menyerah pada rasa kantuk.     

Ketika mereka akhirnya tertidur pulas kepala mereka sedikit condong ke samping, Jun Wu Xie dan kawan-kawannya berjalan tanpa hambatan melewati pintu Paviliun Barat.     

Kediaman Putra Mahkota berdiri di sebuah lahan yang luas dan ada jarak yang cukup panjang antara Paviliun Barat dan kamar tidur Putra Mahkota di Paviliun Timur. Walaupun saat itu malam sudah sangat larut, penjaga yang berpatroli di dalam wilayah Kediaman Putra Mahkota tidak berhenti. Tetapi para penjaga yang sedang keliling itu tidak menyadari ada kucing hitam kecil seukuran telapak tangan yang sedang mempelajari rute patroli mereka dan waktu yang dibutuhkan untuk berpatroli. Tepat satu menit setelah petugas jaga lewat di lorong panjang, Jun Wu Xie dan kawan-kawannya dengan cepat menyelinap dan berjalan ke kamar tidur Lei Chen.     

Lei Chen sangat mabuk malam itu dan ia tidak sadarkan diri sementara terbaring di ranjangnya, tak bergerak sedikit pun.     

Setelah mereka membuat dua penjaga di pintu masuk tertidur, Jun Wu Xie berjalan tanpa halangan ke kamar tidur Lei Chen. Sebuah lilin menyala di kamar dan cahaya redup menerangi kamar yang gelap total.     

Begitu Qiao Chu melewati pintu, ia melihat Lei Chen terbaring tak bergerak di ranjang, tertidur pulas, dan senyuman cerdik tiba-tiba muncul di bibirnya.     

Di perjamuan makan malam itu, mereka dapat melihat bahwa Lei Chen kuat minum alkohol dan mereka tahu dengan sifat Lei Chen, ia tak akan membiarkan dirinya mabuk. Tetapi malam itu, ia tidak lagi bisa mengendalikan dirinya. Di gelas anggur yang diberikan Jun Wu Xie padanya, Jun Wu Xie diam-diam menaruh obat di dalamnya. Seberapa kuatnya Lei Chen dengan alkohol, ia tak akan bisa menahan ramuan Jun Wu Xie.     

"Dengan dirinya berada di dalam keadaan seperti itu, bagaimana kita bisa menanyakan sesuatu padanya?" Qiao Chu mendekat ke samping ranjang Lei Chen dan berjongkok, seraya ia mencolek pipi Lei Chen yang merona merah dengan jarinya.     

Ia benar-benar tertidur pulas!     

Qiao Chu ragu Lei Chen yang sepenuhnya tidak sadarkan diri akan dapat menjawab pertanyaan Jun Wu Xie.     

Mereka sudah datang jauh-jauh ke sini bukan untuk makan dam minum gratis, tetapi untuk menciptakan kesempatan untuk mencari potongan peta keempat yang akan disalin Fei Yan sebelum mereka memutuskan hubungan dengan Lei Chen.     

Konflik internal di Negeri Yan bukan masalah Jun Wu Xie. Tujuannya dari awal sudah jelas.     

"Pegangi dia." Jun Wu Xie berkata.     

Qiao Chu langsung menarik Lei Chen berdiri dengan mudah.     

Kepala Lei Chen terkulai ke satu sisi dan ia tidak menunjukkan tanda-tanda akan sadar.     

"Buka paksa mulutnya." Jun Wu Xie berkata setelah itu.     

Fei Yan melangkah dan membuka mulut Lei Chen, terlihat sangat familiar dengan tindakan itu, dan Jun Wu Xie langsung meletakkan sebuah pil ke dalam mulut Lei Chen.     

Qiao Chu menolong Lei Chen untuk duduk di sebuah kursi di kamar dan ia melangkah ke samping, menatap Lei Chen penuh semangat.     

"Xie Kecil, apa yang kau berikan padanya?" Qiao Chu bertanya penasaran sambil melompat ke sebelah Jun Wu Xie. Di tangan Jun Wu Xie, selalu ada obat aneh dan ramuan ajaib, kebanyakan adalah ramuan yang tak pernah didengarnya.     

"Sesuatu untuk membuatnya bicara." Jun Wu Xie berkata datar, tidak benar-benar ingin memuaskan rasa penasaran Qiao Chu.     

Kawan-kawan yang lain berdiri siaga di satu sisi dan menunggu dengan sabar, sepenuhnya menyerahkan situasi ini di tangan Jun Wu Xie, mereka semua tahu mereka hanya tinggal menunggu hasilnya.     

Beberapa saat setelahnya, Lei Chen yang tidak sadarkan diri tiba-tiba bergerak. Ia perlahan mengangkat kepalanya dan membuka matanya. Tetapi karena mata itu tidak fokus dan tidak hidup ia hanya menatap kosong ke depan. Ada sedikit ekspresi atau emosi di wajah tampan itu dan sekilas, ia terlihat seakan sedang tidur sambil berjalan, dan tidak sadar sepenuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.