Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Putra Mahkota Negeri Yan (3)



Putra Mahkota Negeri Yan (3)

2"Minum itu, dan kau tak akan disalahkan." Suara Jun Wu Xie yang sedikit dingin terdengar lembut.     

Lei Chen terkejut karena ia benar-benar tidak menyangka Jun Xie akan mengatakan hal seperti itu, dan sepenuhnya mengabaikan posisinya sebagai seorang pangeran. Tetapi Lei Chen hanya terkejut untuk sesaat sebelum ia tersenyum dan mengambil gelas yang diberikan Jun Xie dan menenggaknya, membalikkan gelas itu untuk memperlihatkan tidak ada setetes pun yang tersisa.     

"Aku akan mengingat kata-kata Adik Jun. Karena aku sudah menghabiskan anggurnya, itu berarti Adik Jun tidak akan menyalahkanku lagi."     

"Tentu saja." Jun Wu Xie berkata, memutar matanya sementara tatapan aneh melintas di matanya.     

Setelah mendengar perkataan Jun Wu Xie, Lei Chen akhirnya lega dan suasana hatinya berubah pesat. Ia berbicara dan minum-minum dengan gembira bersama Jun Xie dan kawan-kawan dan botol-botol anggur yang terus mengalir semuanya segera kosong. Setelah tiga putaran, waktu berlalu dan malam sudah larut, sementara Lei Chen duduk setengah sadar di meja.     

Jun Wu Xie dan yang lain sudah mabuk parah dan mereka tersungkur di meja, tak sadarkan diri.     

Lei Chen berdiri terhuyung-huyung dan mengguncang kepalanya untuk menjernihkan pandangannya.     

"Pengawal! Antar tamu terhormat kita …." Lei Chen ingin mengantar Jun Xie dan kawannya kembali ke Penginapan Para Dewa tetapi setelah berpikir sejenak, ia mengubah pikirannya dan berkata, "Rapikan kamar tamu supaya mereka bisa beristirahat di Paviliun Barat."     

Walaupun rasa pusing menyerang kepalanya, tetapi Lei Chen belum lupa untuk mengambil kesempatan memenangkan hati Jun Xie.     

Bagi Putra Mahkota saat ini, pemuda dari Akademi Angin Semilir sangat penting.     

Para pengawal dari Kediaman Putra Mahkota melaksanakan perintah yang diberikan pada mereka dan memandu para murid dari Akademi Angin Semilir untuk menuju ke kamar tamu sementara Lei Chen, sudah mengalah karena efek alkohol, dibantu para pelayannya untuk pergi ke kamarnya dan beristirahat.     

Kediaman Putra Mahkota menjadi sunyi senyap. Di keheningan malam, Jun Wu Xie yang seharusnya sedang bermimpi tiba-tiba membuka matanya. Di bawah kegelapan, sepasang mata yang dingin begitu jernih dan tidak terlihat mabuk sedikit pun.     

Jun Wu Xie duduk di ranjang dan menginjak lantai. Kucing hitam kecil melompat ke pundaknya tanpa suara sementara Jun Wu Xie mendorong pintu hingga terbuka, perlahan melangkah keluar.     

Paviliun Barat Kediaman Putra Mahkota digunakan khusus untuk tamu yang menginap di sini dan supaya tidak mengganggu istirahat para tamu, satu-satunya penjaga hanya berdiri di pintu masuk.     

Di dalam kegelapan malam, di tengah kebun yang begitu sunyi, beberapa sosok tiba-tiba muncul.     

"Ramuan Xie Kecil benar-benar mujarab. Bahkan setelah minum begitu banyak, aku tidak merasakan efek alkohol sedikit pun." Qiao Chu berkata sambil berjalan menghampiri Jun Wu Xie. Selain aroma alkohol yang begitu keras keluar dari tubuhnya, wajahnya terlihat sepenuhnya sadar seakan ia tidak minum anggur satu tetes pun.     

Hua Yao dan yang lain sudah berdiri di sekeliling Jun Wu Xie. Sebelum jamuan itu dimulai, mereka semua telah meminum penawar alkohol yang dibuat Jun Wu Xie dan tidak ada di antara mereka yang mabuk dari efek anggur yang dibawa Lei Chen ke meja. Bahkan jika mereka melanjutkan satu putaran lagi, mereka tetap akan sadar seperti sekarang.     

"Semua sudah tahu lokasi kamar Lei Chen?" Fan Zhuo bertanya sambil merapikan pakaiannya. Setelah bertahun-tahun lamanya selalu bersentuhan dengan obat dan ramuan, Fan Zhuo tidak menyentuh alkohol sedikit pun. Walaupun ia tidak mabuk sama sekali setelah minum malam ini, aroma kuat yang tercium dari tubuhnya masih membuat dirinya pusing.     

Jun Wu Xie mengangguk dan ia meletakkan kucing hitam kecil di tanah. Kucing hitam kecil merenggangkan tubuhnya ketika tapak kakinya menyentuh tanah dan segera setelah itu, langkah lebarnya bergerak dengan cepat dan ia melompat keluar tanpa suara.     

Malam sangat larut dan itu adalah saat di mana orang tertidur sangat pulas. Dua penjaga di pintu masuk paviliun barat berjuang setengah mati untuk tetap terjaga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.