Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Angin Semilir Bersinar Lagi (5)



Angin Semilir Bersinar Lagi (5)

0"Xie Kecil, bagaimana menurutmu?" Fan Zhuo akhirnya tetap memilih untuk membiarkan Jun Wu Xie memutuskan karena hingga saat ini, siasat Jun Wu Xie belum pernah membuat mereka mengalami masalah besar.     

Jun Wu Xie menatap Fan Zhuo dan kawan-kawan dengan tenang. Apa pun yang telah dikatakan Fan Zhuo kepada mereka, ia tentu saja sudah memikirkan hal itu juga. Tetapi seperti yang dikatakan Fan Zhuo, pilihan terbaik mereka saat ini adalah mengabdi pada Lei Chen. Lagipula, Lei Chen sudah mengambil langkah pertama untuk mereka dan entah itu untuk mengusir para pencari bakat itu atau membuat mereka lebih mudah menemukan peta itu, bekerja sama dengan Lei Chen akan menjadi pilihan yang baik bagi mereka.     

"Kita akan melakukannya." Jun Wu Xie berkata sambil mengangguk.     

"Maka, apakah kita perlu pergi ke Kediaman Putra Mahkota sekarang?" Qiao Chu membuka mulutnya untuk bertanya. Ia masih ingat betul bahwa sikap Jun Wu Xie terhadap Lei Chen dalam dua kali pertemuan mereka sebelum ini benar-benar dingin dan acuh tak acuh.     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya.     

"Ia akan datang menawarkan diri di depan pintu kita."     

Jika Lei Chen di waktu awal sudah datang ke Penginapan Para Dewa karena teknik Penyembuhan Roh Jun Wu Xie, maka setelah Qiao Chu dan yang lain memperlihatkan kekuatan mereka yang luar biasa hebat, Lei Chen tentu saja tiba-tiba menyadari bahwa Akademi Angin Semilir yang menurun masih sangat bernilai, dan ia tak akan melewatkan kesempatan emas begitu saja.     

Dan kata-kata Jun Wu Xie benar-benar terjadi segera setelah itu.     

Ketika Fan Jin masih sibuk meladeni para pencari bakat dan semua orang dari berbagai kelompok kekuatan, kereta kuda Putra Mahkota perlahan berhenti bergerak di depan pintu Penginapan Para Dewa. Lei Chen turun dari kereta dan matanya bertemu dengan kerumunan yang berdesakan di Penginapan Para Dewa.     

Hanya sekali pandang dan mata Lei Chen mengecil. Tetapi ekspresi di wajahnya segera tergantikan dengan sebuah senyuman, terlihat seperti Putra Mahkota yang ramah dan baik hati seperti biasa seraya dirinya berjalan perlahan ke sebuah ruangan di lantai dasar.     

Semua orang yang berusaha untuk merekrut murid Akademi Angin Semilir tiba-tiba melihat sosok Lei Chen di antara mereka. Seluruh ruangan tiba-tiba sunyi senyap dan mata semua orang beralih ke Putra Mahkota.     

"Aku senang semua orang begitu menghormati Akademi Angin Semilir. Tetapi Turnamen Pertempuran Roh baru saja dimulai dan apa pun urusan yang Anda semua miliki dengan mereka, aku ingin meminta semuanya tidak mengganggu waktu istirahat yang sangat dibutuhkan oleh murid Akademi Angin Semilir." Lei Chen berkata dengan nada suara lembut dan ramah, dengan senyum lebar di wajahnya.     

Setelah berhasil mendapatkan kabar dengan cepat mengenai murid-murid Akademi Angin Semilir, orang-orang di Penginapan Para Dewa semuanya cukup cerdas. Perintah pengusiran Lei Chen telah dikeluarkan dengan halus. Ia telah memperlihatkan rasa hormatnya pada mereka semua, dan dengan tegas menjelaskan kedudukannya.     

Saat itu, banyak orang dari berbagai kekuatan di seluruh penjuru bumi berkumpul di Ibu kota Negeri Yan, dan tak ada di antara mereka yang cukup bodoh untuk terang-terangan menentang Putra Mahkota di kandangnya sendiri. Semua langsung tersenyum canggung dan mengangguk seraya meninggalkan Penginapan Para Dewa satu demi satu.     

Mereka semua dapat melihat bahwa Lei Chen telah memiliki ketertarikan dengan Akademi Angin Semilir dan bahkan jika mereka ingin bersaing, mereka tahu mereka bukan tandingan Putra Mahkota Negeri Yan.     

Setelah massa bubar, Fan Jin yang kebingungan akhirnya bisa bernapas lega. Harus meladeni begitu banyak orang di satu saat yang sama, telah menjadi tantangan besar baginya. Wajahnya tiba-tiba kram karena harus tersenyum begitu sering dan tenggorokannya sangat kering hingga ia merasa asap akan mengepul dari mulutnya.     

"Ini pasti sulit bagi Kepala Sekolah Fan. Seseorang siapkan teh bunga seruni untuk Kepala Sekolah Fan." Lei Chen berkata, tersenyum pada Fan Jin sambil memberikan perintah pada pengurus Penginapan Para Dewa untuk menyiapkan minuman itu.     

"Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia." Suara Fan Jin sudah serak dan ia hanya bisa tersenyum pada Lei Chen.     

Lei Chen menjawab, "Kepala Sekolah Fan, kau bekerja terlalu keras. Aku tahu bahwa murid Akademi Angin Semilir sangat ahli kali ini dan penampilan mereka benar-benar menunjukkan pada semua orang di kota bagaimana hebatnya kemampuan mereka. Aku takut masalah ini tidak akan berakhir hari ini dan aku pikir itu akan terus menyulitkan Kepala Sekolah Fan di hari-hari ke depan."     

Fan Jin tersenyum getir, dan menggelengkan kepalanya.     

Mata Lei Chen melayang ke lantai dua dan ia berusaha menampakkan sikap tidak peduli sambil bertanya, "Apakah mereka semua sudah masuk kamar untuk beristirahat?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.