Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jamuan Makan Malam (8)



Jamuan Makan Malam (8)

3Menatap para pemuda itu terus mendesaknya, mata Jun Wu Xie menyipit dan kekuatan spiritualnya perlahan terkumpul di telapak tangannya.     

Ketika kilauan kekuatan spiritual hijau di tangan Jun Wu Xie mulai terbentuk, senyuman di wajah semua pemuda itu tiba-tiba berubah menjadi es ….     

Mata mereka membelalak lebar seraya menatap kilauan hijau yang membutakan, tiba-tiba berpikir apakah mereka sedang berhalusinasi!     

Begundal kecil itu terlihat baru berusia empat belas atau lima belas tahun dan mereka berpikir ia paling tinggi baru mencapai puncak roh merah, dan itu sebabnya mereka sangat percaya diri untuk melawannya. Namun, ketika sinar hijau yang tak terduga itu muncul di hadapan mata mereka, pikiran mereka tiba-tiba kosong seperti baru saja bertemu dengan hantu.     

[Roh hijau!]     

[Demi langit, itu roh hijau!]     

Semua pemuda yang datang untuk mencari masalah dengan Jun Wu Xie tiba-tiba merasakan rahang mereka terbuka hingga jatuh ke lantai.     

[Roh hijau berusia empat belas tahun!]     

[Benar-benar mustahil!]     

Bahkan salah satu akademi elite seperti Akademi Penumpas Naga, mereka tak pernah melihat seseorang berusia empat belas tahun sudah memiliki roh hijau sebelumnya. Mereka sendiri berusia delapan belas atau sembilan belas tahun dan yang paling kuat di antara mereka hanya memiliki roh jingga. Bahkan murid paling kuat di seluruh akademi mereka hanya memiliki roh kuning dan pencapaiannya sudah dianggap salah satu bakat langka.     

Sayang ….     

Perusuh kecil yang tingginya hampir sebahu mereka ini, terlihat begitu lemah dan ringkih, sebenarnya memiliki roh hijau!     

Dalam satu kedipan mata, para pemuda itu tiba-tiba tidak bisa tertawa lagi. Senyuman mereka terus membeku dan menjadi kaku di wajah mereka, terlihat seolah mereka berubah menjadi batu, mata mereka dipenuhi rasa terkejut yang melumpuhkan!     

Tatapan dingin Jun Wu Xie menyapu wajah kaku para pemuda itu, matanya menyipit dengan tajam.     

"Sudah bosan hidup?" Bibir merahnya terbuka, suara yang ia keluarkan membuat para pemuda itu merinding.     

Pemimpin para pemuda itu menunduk, seraya berjuang untuk tetap tenang. Tetapi dengan wajah yang perlahan menjadi hijau, mereka merasakan kaki mereka berubah menjadi agar-agar!     

[Apakah ini sebuah mimpi?]     

[Empat belas tahun dan memiliki roh hijau ….]     

[Pasti ini hanya mimpi!]     

Mulut para pemuda itu berkedut seraya mereka mundur selangkah demi selangkah. Mereka sudah bisa merasakan tekanan dari kekuatan dahsyat yang dipancarkan kilauan sinar hijau itu. Walaupun mereka berjumlah lima orang, tetapi yang paling kuat hanya memiliki roh jingga dan hijau adalah dua tingkat di atas mereka!     

Jumlah mereka tidak akan membuat perbedaan. Bahkan jika mereka berjumlah dua kalinya, mereka masih akan kewalahan!     

Tatapan Jun Wu Xie menusuk sekelompok pemuda berwajah pucat itu dan dia berkata dengan nada datar, "Jika kau masih ingin hidup, enyah."     

Semua pemuda itu tak berani berkata apa-apa lagi. Mereka berteriak ketakutan dan langsung berbalik dan lari tunggang langgang menyelamatkan diri, lari dari iblis yang menakutkan yang telah merangkak keluar dari kedalaman jurang neraka!     

Bagaimana pun berbakatnya seseorang, untuk mencapai roh hijau, setidaknya mereka biasanya sudah berumur tiga puluhan. Dan bakat seperti itu sudah sangat langka. Ketika Jun Wu Xie menunjukkan roh hijaunya dengan wajah berusia empat belas tahun, itu bukan hanya menakutkan, itu telah mengubah persepsi mereka sepenuhnya terhadap dunia ini!     

Lei Yuan yang bersembunyi di kegelapan mengharapkan untuk menonton pertunjukan seru tiba-tiba melihat murid Akademi Penumpas Naga lari ketakutan. Ia merasa situasi ini sangat aneh. Pemuda itu sudah mengepung Jun Xie beberapa saat yang lalu dan ia tidak bisa melihat reaksi Jun Xie. Dan ketika ia kira murid Akademi Penumpas Naga akan menyerang, mereka tiba-tiba lari tunggang langgang!     

[Begitu saja!?]     

"Apa yang terjadi? Mengapa mereka berlari?" Lei Yuan menatap punggung-punggung para murid yang lari ketakutan, ekspresi di wajahnya begitu bingung, sementara pengawal di sisinya mulai gemetar.     

"Pa … Pangeran Kedua … Pangeran Kedua …. lihat …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.