Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jamuan Makan Malam (4)



Jamuan Makan Malam (4)

3Keenam peserta dari Akademi Angin Semilir seperti terkena kutukan. Di sepanjang perjamuan, kerumunan murid dari akademi lain menunjuk dan berbisik mengenai mereka. Akademi Angin Semilir telah menjadi "topik hangat" tahun ini dan dengan perlakuan Lei Chen yang berlebihan pada mereka, mereka langsung dilemparkan ke dalam kotoran.     

Sebenarnya, mereka berenam memiliki penampilan yang memikat, tetapi semua remaja di sini, tidak bisa menyukai enam sekawan itu. Lagipula, mereka semua di sini untuk berkompetisi dan mengungguli lawannya dalam Turnamen Pertempuran Roh, dan sebelum kompetisi bahkan dimulai, orang-orang dari Akademi Angin Semilir telah memenangkan hati Putra Mahkota, Lei Chen, bagaimana mereka bisa gembira dengan hal itu?     

"Miauw~" Kucing hitam berbaring di pangkuan Jun Wu Xie, telinganya yang tajam mendengarkan kata-kata sarkas yang bahkan tidak berusaha ditutupi, seraya ia mengibaskan ekornya perlahan di udara.     

[Sekelompok anak-anak urakan ini, apakah mereka kurang kerjaan? Ini hanya sebuah Turnamen Pertempuran Roh, mengapa mereka bertindak seakan Putra Mahkota memiliki selirnya!? Mereka semua bertindak seperti seorang wanita yang cemburu.]     

[Lei Chen hanya mengucapkan satu kalimat pada Jun Wu Xie dan semua orang ini benar-benar berharap mereka bisa mengunyah Jun Wu Xie.]     

Jun Wu Xie membelai bulu Kucing hitam kecil dengan lembut, tidak menghiraukan semua perkataan di sekelilingnya. Ia tidak tertarik menghabiskan waktunya dengan anak-anak ini. Satu-satunya alasan ia datang ke sini adalah menggunakan kesempatan ini untuk meneliti lebih jauh mengenai Putra Mahkota, supaya mereka bisa menjalankan rencana dengan lebih mudah setelah Turnamen Pertempuran Roh berakhir.     

Mungkin terlalu berisik dan ramai di perjamuan makan itu, Jun Wu Xie membawa Kucing hitam kecil dan tiba-tiba berdiri. Lei Chen yang sedang mengobrol santai dengan murid lain menyadari tindakan Jun Wu Xie dan ia tiba-tiba bertanya dengan senyuman di wajahnya, "Adik Jun, ada masalah?"     

Jun Wu Xie menatap Lei Chen yang tersenyum dan berkata tanpa ekspresi, "Terlalu ramai." Dan ia segera berjalan keluar dari perjamuan makan. Qiao Chu dan yang lain bertukar pandangan, mengerti apa yang ingin dilakukan Jun Wu Xie, seraya mereka terus mengobrol dengan meriah.     

Untuk menunjukkan kedermawanan dan keramah-tamahan pada para kontestan, Putra Mahkota secara khusus mengizinkan para pemuda yang datang ke perjamuan untuk bebas berkeliaran di Kediaman Putra Mahkota. Dengan begini, ia dapat menunjukkan sifatnya yang ramah dan para murid bisa menyaksikan kemegahan tempat tinggal Putra Mahkota.     

Lei Chen menatap punggung Jun Xie yang menjauh dan jejak senyuman terlihat di matanya.     

Orang yang bersifat arogan tidak menyukai orang terlalu berlebihan ketika menjilat mereka. Walaupun ia ingin merekrut Jun Xie, ia tidak akan memaksanya terlalu agresif. Untuk membuat pihak lain mengabdi padanya dengan sepenuh hati, ia tentu saja memiliki caranya sendiri.     

Lei Chen diam-diam memandang barisan pemuda yang duduk di belakangnya. Mereka semua adalah para murid Akademi Penumpas Naga dan hampir segera setelah Jun Xie berdiri untuk keluar dari aula perjamuan, para murid Akademi Penumpas Naga itu juga bergerak, diam-diam meninggalkan kursi mereka untuk mengikutinya.     

"Paduka Kakanda. Mengapa kau begitu baik dengan anak itu? Ia begitu kerempeng dan terlihat ringkih, ia tidak terlihat memiliki kemampuan apa pun." Lei Yuan yang makan dengan rakus di samping Lei Chen menatap Jun Xie ketika ia pergi, menggerutu dengan mulut penuh.     

Lei Chen tersenyum dan menjawab, "Sangat langka untuk melihat seseorang mewakili Akademi Angin Semilir untuk berpartisipasi dalam Turnamen Pertempuran Roh dalam usia yang begitu muda. Dengan mengesampingkan hal lain, ia masih kontestan termuda tahun ini dan wajar saja jika kita sedikit perhatian padanya. Mengapa Adik Kedua mengatakan sesuatu seperti ini?"     

Nada suara Lei Chen sangat lembut, tetapi makna perkataannya sangat jelas. Walaupun ia menghujani Jun Xie dengan perhatian ekstra, itu karena usianya yang sangat muda. Dengan begini, orang tidak akan menganggap ia memiliki niat lain, tetapi malah merasa Putra Mahkota Negeri Yan adalah orang yang perhatian sesuai dengan rumor yang beredar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.