Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jamuan Makan Malam (9)



Jamuan Makan Malam (9)

3Lei Yuan menegur tidak sabar, "Kau tidak bisa berbicara? Berhenti tergagap!"     

"Lihat …. Cepat …. Lihat …." Suara pengawalnya bahkan semakin bergetar.     

Lei Yuan berdecak dan memutar tubuhnya, melempar tatapan tidak sabar dan melihat ke taman.     

Dan sekilas pandangan itu membuat rahangnya jatuh, tiba-tiba tak bisa menutup mulutnya!     

Di bawah sinar rembulan yang keperakan, pemuda bertubuh mungil berdiri sendirian di taman, sosoknya terselubungi sinar hijau yang sangat terang. Warna hijau zamrud yang begitu kuat adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa roh hijau itu sudah berada di puncak, dan pancaran sinar terang itu pun perlahan memudar, seiring memudarnya sikap acuh tak acuh di hati Lei Yuan.     

"Hijau … roh hijau …." Mata Lei Yuan begitu lebar bagaikan cawan ketika ia menatap tak percaya pada pemuda bertubuh mungil yang terlihat lemah dan ringkih. Ia mengucek matanya tanpa sadar untuk memastikan matanya tidak menipunya.     

"Empat belas tahun … roh hijau … dan … mengintip …." Lei Yuan tertegun. Bahkan tidak di dalam mimpinya ia berpikir akan melihat, seorang murid dari akademi yang sudah berada di ambang kehancuran, menunjukkan kekuatan yang begitu menakjubkan ….     

Di usia semuda itu, dengan kekuatan spiritual seperti itu … itu jauh di atas batasan yang tak pernah didengar sebelumnya!!     

[Apakah bocah ini manusia?]     

Saat itu, Lei Yuan memiliki alasan kuat untuk percaya, bahwa pemuda itu adalah seorang tokoh ahli yang sedang menyamar!     

Jika tidak, kekuatan bocah itu benar-benar melebihi kekuatan dewa!     

Bukan hanya di Akademi Angin Semilir, bahkan jika kau mencari di seluruh kedua akademi terbaik atau ratusan akademi lainnya, kau tidak akan bisa menemukan murid lain seperti itu!     

Dengan itu, tidak ada lagi pertunjukan untuknya dan ia sendiri bahkan sangat terkejut. Lei Yuan tiba-tiba lega ia tidak menunjukkan wajahnya tadi atau yang akan merasa malu sekarang adalah dirinya. "Tidak heran Kakakku memberikan perlakuan istimewa. Ia sudah tahu!" Lei Yuan berkata sambil menggertakkan giginya, mengutuk dan menyumpahi Lei Chen di dalam benaknya. Ia bertanya-tanya mengapa Lei Chen melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya, dan ternyata Kakaknya telah menemukan keunggulan luar biasa pada Jun Xie, maka, ia memanggil bocah itu dengan panggilan yang akrab "Adik Jun" di depan semua orang. Ia tiba-tiba menyadari mengapa Jun Xie tidak menanggapi perhatian Lei Chen dengan antusias. Dengan kelebihan bocah itu, ia tidak perlu menjilat dan menurut pada siapa pun. Dengan kecepatan pengembangan kekuatan spiritualnya, roh ungu tidak jauh lagi!     

Dan Lei Yuan awalnya bergembira dengan fakta bahwa Lei Chen telah mempermalukan Akademi Penumpas Naga di muka umum, karena memberikan kesempatan padanya untuk mendekati mereka. Tetapi berdasarkan situasi yang baru saja dilihatnya, ia sepertinya sudah kalah. Bagaimana pun unggulnya murid-murid dari Akademi Penumpas Naga, mereka tak akan dapat mengatasi pemuda yang memiliki potensi untuk segera menembus level ungu.     

Pikiran Lei Yuan mulai berputar. Ia dapat melihat bahwa Jun Xie tidak sepenuhnya menerima kebaikan Lei Chen. Apakah itu berarti Jun Xie tidak terlalu menyukai Lei Chen? Bukankah itu berarti ia mungkin masih memiliki kesempatan?     

Ketika pemikiran itu muncul di benaknya, hati Lei Yuan pilu. Tidak mau menyerah begitu saja, ia segera merapikan pakaiannya sebisa mungkin, dan mengatur ekspresi di wajahnya sebelum ia berjalan keluar ke taman.     

Jun Wu Xie baru saja berhasil menyingkirkan pemuda-pemuda kasar yang tak tahu tempat dan sekarang, ia tiba-tiba berhadapan dengan "bola manusia" yang sedang "menggelinding" ke arahnya.     

"Apakah adik kecil kami baik-baik saja? Aku melihat orang-orang dari Akademi Penumpas Naga pergi ke sini tadi dan khawatir mereka akan mengganggumu. Mereka tidak melakukan apa-apa, kan?" Perubahan total dari sikap kesal yang ia tunjukkan pada Jun Wu Xie tadi di ruang perjamuan, Lei Yuan sekarang menghampirinya dengan senyuman lebar di wajahnya, berhenti tepat di hadapan Jun Wu Xie. Ia bertekad untuk bersikap sopan dan penuh keanggunan, tetapi tubuhnya yang bulat dan bantat, berguncang ketika ia tertawa canggung, benar-benar berseberangan dengan citra yang berusaha ia tampilkan.     

Jun Wu Xie sedikit heran, ketika ia melihat Lei Yuan yang benar-benar gemuk hingga seperti bola bundar.     

Jika ingatannya benar, bola di hadapannya saat ini, adalah Pangeran Kedua Negeri Yan. Tadi di acara perjamuan, ia menunjukkan sikap tidak senang kepada Akademi Angin Semilir, jadi mengapa ia mendadak berubah sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.