Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jamuan Makan Malam (1)



Jamuan Makan Malam (1)

2Setiap tahun, sebelum Turnamen Pertempuran Roh dimulai, Negeri Yan akan menggelar jamuan makan malam besar untuk menghormati semua peserta dari berbagai akademi. Tetapi jamuan makan tahun ini sedikit berbeda, karena Turnamen Pertempuran Roh akan dilaksanakan oleh Sang Putra Mahkota, Lei Chen, dan bahkan ia menjadi tuan rumah, di mana jamuan makan ini akan diselenggarakan di kediaman Putra Mahkota yang akan menerima lebih dari seribu tamu yang terdiri dari semua murid yang berpartisipasi dalam kompetisi.     

Malam baru saja tiba dan para pemuda dari berbagai akademi di dalam Ibu Kota berkumpul dalam kelompok-kelompok untuk pergi ke Kediaman Putra Mahkota. Mereka telah memikirkan semuanya dengan rinci, tentang bagaimana mereka akan menampilkan sisi terbaik mereka, di depan mata Sang Putra Mahkota, supaya meningkatkan kesempatan mereka untuk terlihat dan bisa direkrut oleh Putra Mahkota. Semua murid ini mengenakan seragam akademi mereka masing-masing, semua begitu bersemangat dan termotivasi, seraya mereka berjalan diterangi sinar rembulan, menuju ke Kediaman Putra Mahkota.     

Para penjaga di Kediaman Putra Mahkota berbaris di kedua sisi gerbang utama, tombak panjang digenggam erat di tangan-tangan mereka, wajah mereka tegar dan geram, terlihat mengesankan dan hebat.     

Kediaman Putra Mahkota terletak di tanah yang luas dan lapang, cukup luas untuk bisa mengakomodasi begitu banyak orang. Kawasannya sendiri dihias begitu indah supaya terlihat lebih megah dari biasanya walaupun sudah mewah dan itu adalah pertama kalinya para murid menginjakkan kaki ke Kediaman Putra Mahkota, mata mereka melotot takjub seraya menatap tempat yang begitu meriah, cahaya dari lampion-lampion yang bersinar terang, menyihir mata lugu para pemuda itu, memancing kilat hasrat dan penuh harapan.     

Para pelayan itu memandu para murid ke kursi-kursi yang telah dialokasikan untuk mereka, di sebuah ruang balai terbuka di mana jamuan makan malam akan diselenggarakan. Para pemuda duduk berhadapan dalam empat sisi, membentuk sebuah persegi yang besar, dengan bagian tengahnya kosong. Putra Mahkota duduk tegak di kursi tingginya sebagai tuan rumah, tersenyum dan mengangguk menyapa para murid yang memasuki ruangan perjamuan.     

"Aku sudah pernah melihat kemewahan, tetapi tidak sebesar ini. Berapa biaya yang mereka keluarkan di Kediaman Putra Mahkota ini? Hanya untuk Kediaman Putra Mahkota, ukuran tanahnya sendiri sudah hampir sebesar Akademi Phoenix!" Qiao Chu berbicara, matanya menatap ke sekeliling Kediaman Putra Mahkota yang didesain dengan mewah, menatap semua perabotan yang terbuat dari kayu sonokeling[1], berbagai hiasan ornamen yang terbuat dari batu giok yang sangat indah dirangkai dengan batu berharga menjadi satu. Bahkan bagi Qiao Chu yang tidak tahu apa-apa mengenai hal ini melihat bahkan pecah belah yang digunakan untuk menjamu mereka benar-benar mahal!     

"Negeri Yan adalah negeri pertama yang didirikan dan sekarang mereka memiliki kekuasaan tertinggi. Negeri dan rakyatnya begitu makmur dan bahkan rakyat jelata di sini jauh lebih kaya dibandingkan dengan negeri tetangga, apalagi penguasa mereka." Fei Yan berkata sambil mengangkat bahu. Ia sudah tahu semua ini ketika ia mencari informasi mengenai tempat ini.     

Negeri Yan benar-benar makmur seolah mereka menelurkan uang dan pasukan militer mereka begitu kuat. Walaupun mereka tidak memiliki pasukan perang khusus seperti Prajurit Rui Lin, tetapi jumlah pasukan mereka saja sudah begitu banyak, dan tak ada negeri yang bahkan mampu mendekati kekuatan mereka.     

Jun Wu Xie memandang semua yang ada di Kediaman Putra Mahkota tanpa ekspresi. Dibandingkan dengan kediaman Lei Chen ini, Kediaman Putra Mahkota yang biasa didiami Mo Qian Yuan bisa dibilang usang dan tua. Walaupun mereka berdua sama-sama memiliki jabatan Putra Mahkota, keadaan mereka sangat berbeda jauh, sama seperti Kerajaan Qi yang kecil tak dapat dibandingkan dengan Negeri Yan yang raksasa.     

"Apakah tamu kami ini berasal dari Akademi Angin Semilir?" Seorang pelayan mendekati mereka sambil tersenyum.     

Jun Wu Xie mengangguk perlahan.     

Pelayan itu kemudian menjawab, "Kami persilakan pada tamu kami yang terhormat untuk masuk ke dalam ruangan perjamuan. Acara akan dimulai sebentar lagi dan izinkan hamba mengantar Anda semua ke dalam."     

Jun Wu Xie dan yang lain mengikuti di belakang pelayan itu berjalan masuk ke aula perjamuan. Mereka tidak datang cepat dan acara perjamuan akan segera dimulai. Jamuan makan untuk seribu orang digelar di area yang luas dan mereka dapat melihat banyak dari antara pemuda yang sudah duduk di kursi mereka. Barisan kursi di sisi yang sama dengan tempat duduk Lei Chen sudah dipenuhi orang. Di antara mereka, sejumlah pemuda tampak mengenakan seragam Akademi Penumpas Naga dan Akademi Bendera Perang.     

"Sepertinya ada alasan tertentu dengan pengaturan tempat duduk ini." Fan Zhuo berkata sambil tersenyum setelah menatap ke sekeliling aula perjamuan. Akademi yang terkenal dan bergengsi, akan ditempatkan di dekat Lei Chen. Sedangkan untuk para murid dari akademi yang tidak begitu terkenal, tempat duduk mereka diatur di belakang barisan, paling jauh dari Lei Chen.     

[1] Pohon penghasil kayu yang besar dan indah     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.