Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Semua Memiliki Pikiran Mereka Masing-Masing (3)



Semua Memiliki Pikiran Mereka Masing-Masing (3)

1Sikap Jun Wu Xie benar-benar di luar dugaan Lei Chen. Ia berpikir karena bocah itu telah menyuarakan bahwa ia menerima undangannya, berarti bocah itu juga ingin menjalin relasi lebih dekat dengannya. Tetapi setelah hanya mengucapkan beberapa kata, si bocah tiba-tiba menundukkan kepalanya dan sangat serius dengan kucingnya!     

Senyum di wajah Lei Chen menjadi sedikit ganjil dan Fan Jin segera menyadari ketidaknyamanan Lei Chen dan situasi yang tiba-tiba menjadi canggung. Ia memutar kepalanya untuk menatap Jun Wu Xie yang dingin dan pendiam dan tiba-tiba kepalanya terasa pening.     

Walaupun ia tahu selama ini kepribadian Nona Muda bukan sesuatu yang mudah diterima orang pada umumnya, tetapi Lei Chen setidaknya adalah Putra Mahkota, dan bukankah bersikap acuh tak acuh dan sepenuhnya mengabaikan seseorang dengan status dan posisi tinggi seperti itu akan mempermalukan dirinya?     

"Hmm …. Jun Xie masih sangat muda dan agak pemalu. Aku memohon dengan sangat pada Yang Mulia untuk memaafkan kami." Fan Jin tahu di belakang kepalanya bahwa Jun Wu Xie pasti memiliki niat lain di balik kesediaannya untuk menerima undangan Lei Chen, tetapi ….     

[Nona Mudaku sayang, orang ini adalah Putra Mahkota demi Tuhan! Bahkan jika kau tak terbiasa beramah-tamah dengan sopan, bisakah setidaknya kau mengucapkan satu atau dua kata basa-basi? Membiarkan kata-kata Lei Chen menggantung di udara mungkin sedikit keterlaluan, bukan?]     

Setelah mengalami begitu banyak insiden sebelumnya, Fan Jin telah dipaksa untuk tumbuh lebih dewasa.     

"Ah …. Pemalu." Lei Chen berkata, menggosok dagunya, matanya yang sedikit mengecil menatap wajah Jun Xie. Wajah kecil itu tidak bisa dibilang terlalu tampan, tetapi masih bisa dikatakan menarik. Penampilan itu tak akan bisa dibandingkan dengan Fu Xuan yang cantik dan memikat, atau Qu Ling Yue yang manis sedikit pun, tetapi ketika sepasang mata yang dingin itu menatapnya tadi, Lei Chen merasa jantungnya tiba-tiba berhenti berdetak, seolah kilatan cahaya meremas jantungnya, membuat matanya sekilas memandang pinggang yang ramping dan tangan mungil yang halus itu.     

Di usia semuda itu, masih sulit untuk membedakan struktur tubuh wanita atau pria dan pinggang kecil itu tidak kelihatan mampu menahan pelukan erat darinya.     

"Ia memang pemalu." Fan Jin mengiyakan sambil tertawa.     

"Aku mungkin terlalu memaksa, aku harap aku tidak membuat Adik Jun takut." Lei Chen berkata sambil tersenyum.     

Jun Wu Xie bahkan tidak mengangkat matanya sedikit pun tetapi Qiao Chu di pinggir merasakan bulu halus di tangannya merinding.     

[Ada apa dengan Putra Mahkota dan Adik Junnya!?]     

[Ini seharusnya pertama kali Putra Mahkota bertemu dengan Xie Kecil bukan? Ada apa dengan semua panggilan akrab ini!?]     

Qiao Chu berani bersumpah, bahwa jika Jun Wu Yao ada di sana saat itu, Putra Mahkota yang terlalu akrab ini pasti sudah akan kehilangan kepalanya sekarang!     

Lei Chen tidak berpikir banyak mengenai sikap Jun Xie yang penyendiri. Ia berbicara dengan Fan Jin sesaat lagi dan kemudian berdiri dan pergi. Sebelum ia pergi, ia bahkan menyempatkan diri untuk berpamitan dengan Jun Xie.     

Namun ….     

Jun Wu Xie terus mengabaikannya.     

Setelah semua orang dari Kediaman Putra Mahkota pergi, Fan Jin akhirnya bisa bernapas lega sebelum kembali terduduk di kursinya. Ia baru saja naik menjadi Kepala Sekolah dan ia masih kurang ahli untuk menangani situasi seperti ini.     

"Apakah ada yang salah dengan Putra Mahkota? Ia terus memanggil Xie Kecil Adik Jun sepanjang malam. Ia hampir membuatku melompat dan seluruh tubuhku merinding!" Qiao Chu berkata, gemetar tak terkendali ketika ia menggosok kedua tangannya kencang-kencang, wajahnya memerah karena jijik.     

Kening Jun Wu Xie juga berkerut. Selalu tidak suka bertemu dengan orang asing, ia merasa terganggu dengan sikap Lei Chen yang terlalu akrab dan keramahan yang dibuat-buat.     

"Hmm …. Akankah kalian semua benar-benar pergi ke Kediaman Putra Mahkota besok?" Fan Jin bertanya penasaran. Menilai dari reaksi mereka, ia dapat melihat dengan jelas bahwa kunjungan Lei Chen tidak meninggalkan kesan positif bagi mereka tetapi malah membuat mereka jijik.     

"Ya." Jun Wu Xie berkata sambil mengangguk. "Benda itu ada padanya. Bahkan jika kita berniat untuk bergerak setelah Turnamen Pertempuran Roh selesai, kita akan mencari di tempat itu terlebih dahulu."     

Jun Wu Xie memicingkan matanya. Ada terlalu banyak orang di Negeri Yan saat ini. Selain para elite dari berbagai akademi terkenal, juga banyak orang-orang dari berbagai kelompok kekuasaan di seluruh dataran. Jika mereka bergerak melawan Lei Chen sekarang dan tertangkap, Lei Chen hanya perlu menggunakan posisinya sebagai Putra Mahkota Negeri Yan dan menggerakkan pasukan tentaranya, untuk mendapatkan pertolongan dan dukungan orang-orang di Ibu Kota. Tanpa kepastian dirinya akan menang, Jun Wu Xie tidak siap untuk membuka telapak tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.