Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jamuan Makan Malam (3)



Jamuan Makan Malam (3)

3Pria yang berbicara itu bukan orang biasa, tetapi Pangeran Kedua Lei Yuan. Raja penguasa Negeri Yan memiliki empat orang putra, dengan Putra Mahkota di antara mereka adalah putra dari Permaisuri. Sedangkan Pangeran Kedua dan Ketiga lahir dari seorang selir kerajaan, status dan posisi mereka tidak dapat disetarakan dengan Putra Mahkota Lei Chen. Terlebih lagi, Lei Chen adalah putra tertua dan ia adalah putra yang paling berbakat di antara saudaranya, maka posisinya sangat kuat, sekeras batu. Walaupun Pangeran termuda Negeri Yan tidak lahir dari rahim Sang Permaisuri, tetapi karena ibu kandungnya meninggal muda, ia dirawat oleh Permaisuri dari sejak kecil.     

Jamuan makan kali ini diselenggarakan oleh Putra Mahkota Lei Chen dan pangeran lain diundang untuk bergabung. Jamuan makan ini belum dimulai dan hanya Lei Yuan yang sudah hadir pada saat itu. Tubuh bundar Lei Yuan terlihat begitu besar dan daging di wajahnya telah mendesak profil yang sebenarnya tampan hingga bentuknya tidak jelas. Bahkan ketika mengenakan jubah brokat yang indah, tidak sedikit pun keanggunan atau kemegahan terlihat padanya, tetapi sensasi urakan atau menyedihkan malah tampak jelas.     

Suara Lei Yuan tidak terlalu pelan ketika ia mengatakannya dan para pemuda yang duduk di sekeliling mereka dapat mendengarnya dengan jelas. Ketika mereka mendengar kata-katanya, mereka tertawa. Mereka tidak menyangka bahwa Akademi Angin Semilir yang sekarang masih pantas mendapatkan perlakukan seperti itu dan tindakan Lei Chen benar-benar membuat mereka bingung, sementara mereka sangat setuju dengan Lei Yuan.     

"Jangan berbicara tidak masuk akal Adinda." Lei Chen berkata, menatap Lei Yuan dan menggelengkan kepalanya, terlihat tidak senang dengan komentar kasar Lei Yuan.     

Namun Lei Yuan kelihatannya tidak setuju dengan kakaknya seraya ia menatap Jun Wu Xie dan kawan-kawannya, matanya dipenuhi kekesalan.     

"Paduka Kakanda terlalu baik, hati-hati dengan kepribadianmu yang terlalu santai karena bisa dimanfaatkan oleh orang lain yang mencari keuntungan darimu."     

Lei Chen menegur Lei Yuan dengan tatapan tajam sebelum berpaling menatap Jun Xie penuh penyesalan, seolah ia meminta maaf karena kelancangan Lei Yuan.     

Jun Wu Xie memandang dua kakak beradik dari Keluarga Lei, pandangannya sangat tenang. Ia tidak menunjukkan sedikit pun rasa senang karena perlakukan spesial Lei Chen, atau ia juga tidak terlihat kesal dengan komentar sinis Lei Yuan, ia tetap tenang bagaikan danau yang tak beriak.     

Jun Wu Xie tidak berpikir Lei Chen benar-benar tulus bersikap baik pada utusan dari Akademi Angin Semilir. Sebagai Putra Mahkota, mungkin saja ia tidak menyadari keadaan Akademi Angin Semilir yang terpuruk. Malapetaka yang mengguncang Akademi Angin Semilir sudah membuat mereka menjadi pusat perhatian dan Putra Mahkota masih terus menghujani mereka dengan perlakuan istimewa di hadapan semua orang ini. Ini jelas bukan hanya pertunjukan sederhana sebuah keramah-tamahan, tetapi sebuah aksi yang dirancang untuk mendorong Akademi Angin Semilir ke dalam pusat badai yang lain! Jika Lei Chen tidak melakukan hal ini, Lei Yuan tidak akan sinis seperti itu.     

Sepertinya Sang Putra Mahkota, bukan orang suci juga.     

Jun Wu Xie masih setenang lautan dan ia dapat merasakan sejumlah mata yang terbakar terpaku padanya. Ia memutar kepalanya untuk memandang mata-mata itu dan beberapa pemuda yang mengenakan seragam Akademi Penumpas Naga tengah duduk tidak jauh darinya, menatap dirinya dengan perasaan benci dan geram. Jun Wu Xie hanya memandang mereka sekilas dan berpaling.     

Ketika Lei Chen pergi ke Penginapan Para Dewa sebelum ini, itu telah membangkitkan emosi orang-orang dari Akademi Penumpas Naga. Maka, ketika para murid dari Akademi Penumpas Naga melihat Jun Wu Xie dan kawan-kawannya sekarang, mata mereka dipenuhi dengan kemarahan yang membara dan kebencian seolah mereka baru saja melihat musuh mereka.     

Jika Akademi Angin Semilir masih berada dalam masa jayanya, mereka mungkin lebih mudah memaafkan, tetapi karena sebuah akademi yang berada di ambang kehancuran, Lei Chen malah melecehkan mereka demi sampah itu. Mereka tidak berani menentang Lei Chen, maka mereka mengarahkan semua kemarahan yang membuncah pada murid-murid Akademi Angin Semilir di sini.     

"Kelompok kecil itu dari Akademi Angin Semilir?"     

"Mereka terlihat lembek dan halus, setiap sudutnya sedap dipandang, tetapi sebenarnya, tak berguna." Beberapa murid dari Akademi Penumpas Naga berkata sambil menyeringai. Mereka tidak memelankan suara mereka ketika berbicara, sebenarnya, mereka kelihatannya ingin Jun Wu Xie dan yang lain mendengar mereka.     

Perjamuan ini bahkan belum dimulai dan bau bubuk mesiu sudah begitu tajam berembus di udara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.