Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Putra Mahkota Tiba (1)



Putra Mahkota Tiba (1)

3Malam itu, kawanan remaja itu tidak terus memikirkan hal ini. Dari sudut pandang mereka, tidak penting apakah Putra Mahkota datang atau tidak, karena apa yang mereka inginkan berbeda dari orang lain. Jadi kenapa kalau itu Putra Mahkota Negeri Yan? Jika bukan karena fakta ia memiliki peta itu, mereka tak akan peduli padanya sedikit pun dan mereka sama sekali tidak ingin memenangkan hatinya.     

Ketika itu waktu makan malam tiba, dan petugas Penginapan Para Dewa telah memerintahkan dapur untuk bersiap karena orang-orang dari kediaman Putra Mahkota sudah datang tadi dan mereka tentu saja tidak akan berlama-lama lagi. Tak menjadi soal apakah Putra Mahkota datang atau tidak, mereka harus mempersiapkan diri karena mereka tidak ingin merusak keramah-tamahan Putra Mahkota.     

Malam tiba dan lampion-lampion sudah digantung dan dinyalakan. Ibu kota Negeri Yan berkilauan dengan lampu yang digantung tinggi di setiap sudut kota. Lampion-lampion yang menjuntai menerangi kota, mendorong mundur kegelapan malam, menampilkan sisi lain ibu kota yang makmur dan indah.     

Sebuah kereta kuda dengan bendera Residensial Putra Mahkota bergerak di jalan yang panjang, dan akhirnya berhenti di depan pintu Penginapan Para Dewa. Banyak murid-murid akademi yang sedang berkeliaran dengan santai di sekitar situ dan ketika mereka melihat kereta kuda dari Kediaman Putra Mahkota berhenti, mereka semua melongok penasaran.     

Mereka sudah mendengar sebelumnya bahwa Putra Mahkota sudah mengirimkan pesan pada Akademi Penumpas Naga, bahwa ia akan berkunjung secara resmi ke tempat tinggal mereka, tetapi Putra Mahkota kemudian menerima undangan Akademi Angin Semilir setelahnya. Semua orang menganggap itu lelucon. Apa yang dilakukan Akademi Angin Semilir sekarang? Sudah menurun, mereka masih punya muka untuk mengundang Putra Mahkota mengunjungi mereka? Dan kebetulan, waktu yang mereka pilih bentrok dengan pertemuan Akademi Penumpas Naga dengan Putra Mahkota.     

Hampir tidak ada orang yang menyangka bahwa Putra Mahkota akan menerima undangan Akademi Angin Semilir karena Akademi Angin Semilir sudah terpuruk tanpa harapan dan mereka tidak diharapkan untuk memiliki satu murid pun di peringkat sepuluh terbaik dalam Turnamen Pertempuran Roh tahun ini. Setelah kompetisi tahun ini, Akademi Angin Semilir akan tersingkir dari posisinya sebagai salah satu dari tiga akademi elite, jadi bagaimana mungkin mereka menaruh harapan Akademi Angin Semilir bisa menang melawan Akademi Penumpas Naga yang sedang meroket.     

Maka, ketika kereta dari Kediaman Putra Mahkota berhenti di depan pintu Penginapan Para Dewa, para murid yang sedang berada di luar tiba-tiba menganga lebar hingga rahang mereka berbunyi!     

Putra Mahkota benar-benar muncul di sini!     

Sungguh tak dapat dipercaya!     

Sekarang kereta kuda Putra Mahkota telah tiba tepat di depan Penginapan Para Dewa, pasti Akademi Penumpas Naga akan segera mendengar mengenai kabar ini. Bukankah ini tamparan besar bagi orang-orang di Akademi Penumpas Naga!?     

Semua orang tidak bisa mengerti mengapa Lei Chen memilih untuk meninggalkan dan mengabaikan Akademi Penumpas Naga tetapi menanggapi undangan Akademi Angin Semilir yang sekarang lemah dan kecil dan mereka semua mengulurkan leher, benar-benar ingin melihat apakah orang yang keluar dari kereta kuda adalah Putra Mahkota, Lei Chen.     

Ketika Jun Wu Xie menerima kabar itu, ia sedang sibuk dengan bulu di tubuh Tuan Mbek Mbek. Lapisan bulu wol yang baru tumbuh di tubuh Tuan Mbek Mbek sekarang begitu lembut dan sangat ikal, sehingga mudah kusut. Maka, Jun Wu Xie memiliki tugas harian untuk dilakukan … menyisir bulu Tuan Mbek Mbek setiap hari.     

Berbaring di pangkuan Jun Wu Xie, Tuan Mbek Mbek merasa sangat nyaman hingga matanya terpejam kegirangan bahkan sesekali mengembik lembut.     

"Xie Kecil, kereta kuda dari kediaman Putra Mahkota telah tiba." Fan Zhuo berkata setelah mengetuk pintu kamar Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie berhenti sekejap, dan ia meletakkan sisir di atas meja. Sepenuhnya menikmati perhatian Jun Wu Xie, Tuan Mbek Mbek merasa kesenangannya terganggu ketika ia diletakkan di lantai, matanya begitu geram.     

"Mbek …." Ia mengangkat kepalanya dan kaki kecilnya untuk menggaruk pakaian Jun Wu Xie, memohon untuk dimanjakan lagi.     

Jun Wu Xie membungkuk dan menggosok bulunya yang lembut dan lebat sebelum berkata penuh sabar, "Aku akan menyisirnya malam ini."     

"Mbeekk …." Tuan Mbek Mbek masih merasa kesal.     

[Sudah lama penampilannya buruk, dan sekarang bulu wolnya sudah tumbuh lagi hingga mendapatkan perlakuan spesial, tapi tiba-tiba diganggu! "Mbeeekk!"]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.