Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rumah Lelang Roh Api (7)



Rumah Lelang Roh Api (7)

0Rumah Lelang Roh Api benar-benar sesuai dengan gelarnya sebagai rumah lelang paling besar di Negeri Yan. Benda-benda berharga yang langka dibawa keluar untuk dilelang satu per satu, dan berbagai penawar bersaing ketat untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan, seluruh ruangan aula menjadi riuh rendah.     

Jun Wu Xie terlihat kurang berminat terhadap benda-benda yang dilelang sampai saat ini, hingga setelah penantian panjang yang membosankan, ia akhirnya melihat sesuatu yang ia perlukan.     

Satu tangkai Teratai Darah telah dibawa naik ke panggung. Kelopak bunganya yang berwarna merah tua membuat bunga itu seolah baru dicelupkan ke dalam darah. Dan itu sebabnya bunga itu dinamakan demikian, warnanya persis seperti darah segar. Teratai Darah memiliki khasiat menenangkan jiwa dan kaya akan nutrisi dan itu adalah tumbuhan yang langka. Teratai Darah begitu berharga hingga Jun Wu Xie hanya melihat deskripsi mengenai bunga itu di buku kedokteran dan tidak pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri.     

Teratai Darah adalah salah satu jenis tumbuhan yang sangat diperlukan untuk ramuan Yan Bu Gui. Setelah menunggu selama setengah hari, akhirnya penantiannya terbayar.     

Karena sangat langka, harga setangkai Teratai Darah begitu tinggi dan harga pembuka sudah mencapai seratus ribu tael. Terlebih lagi, Ibu kota Negeri Yan benar-benar berbeda dari Kota Chan Lin. Jumlah konglomerat yang kaya raya di sini bukan sesuatu yang bisa ditandingi oleh Kota Chan Lin!     

Lelang Teratai Darah baru saja dimulai dan dalam sekejap, lelang yang sengit tengah berlangsung. Dalam beberapa menit, harga awal seratus ribu tael sudah meroket hingga delapan ratus ribu, dan lelang masih terus berlangsung panas, tidak menunjukkan tanda melambat sedikit pun!     

Teratai Darah baik itu direbus maupun langsung dimakan, atau digunakan untuk membuat ramuan, akan menghasilkan khasiat yang sangat baik. Dengan Negeri Yan menjadi negeri yang paling makmur, penduduk lokalnya yang kaya raya membuat orang lain menganga takjub. Ketika dibawakan benda yang begitu langka dan kaya akan nutrisi di depan mata mereka, para cukong kaya raya di tengah kerumunan tidak bisa diam di tempat duduk mereka, menolak untuk mengalah dengan yang lain, melemparkan uang bagaikan lumpur, mengerek harga Teratai Darah dari satu puncak ke puncak berikutnya!     

Jun Wu Xie masih belum bergerak. Ia tahu bahkan jika dirinya menawar sekarang, ia pasti akan segera dikalahkan. Ia memutuskan untuk menunggu hingga perang lelang mereda sebelum ia menawar.     

Namun, karena harga Teratai Darah terus melambung tinggi, kening Jun Wu Xie pun mulai mengerut.     

Semua uang yang ia miliki, didapatkan dari Rumah Lelang Chan Lin sebelum ini. Walaupun itu bukan jumlah uang yang kecil, uang itu tetap tak dapat mengalahkan penawaran yang sudah menggila ini. Ketika harga Teratai Darah mencapai tiga juta tael, Jun Wu Xie tidak lagi mengejar niatnya untuk melakukan penawaran.     

Tiga juta tael, itu sudah melebihi apa yang dapat dibayarnya. Semua uang yang ia miliki hanya berjumlah tiga juta tael dan harganya masih terus naik walaupun peningkatannya sudah mulai melambat. Namun bahkan jika harganya naik satu juta tael saja, itu masih jauh di atas kemampuan Jun Wu Xie.     

Di Rumah Lelang Chan Lin sebelumnya, barang yang dilelang kebanyakan ditutup dengan harga di bawah satu juta tael. Jun Wu Xie tidak pernah memahami konsep uang dari awal dan sekali-sekalinya ia memiliki kesempatan untuk berurusan dengan uang adalah ketika ia berada di Kota Chan Lin dan harga barang di Rumah Lelang Roh Api sama sekali tidak dekat dengan harga barang di Rumah Lelang Chan Lin.     

Sama sekali tidak menyangka lelang akan begitu sengit di Rumah Lelang Roh Api, Jun Wu Xie hanya bisa menatap tak berdaya sementara kepemilikan Teratai Darah masih terus diperebutkan dan tak ada yang bisa dilakukannya.     

Teratai Darah sangat penting bagi Yan Bu Gui. Jika Jun Wu Xie sendiri yang memerlukannya, ia tak akan merasa terlalu kecewa, tetapi jika ia tidak mendapatkan tangkai bunga Teratai Darah kali ini, ia tak tahu berapa lagi ia harus menunggu untuk menemukan bunga itu lagi.     

Harus diketahui bahwa sudah hampir satu tahun sejak ia dilahirkan kembali, memikirkan semua yang telah terjadi, ia tidak pernah sekali pun melihat keberadaan Teratai Darah. Dan melihat harga Teratai Darah terus melambung begitu tinggi, itu hanya membuktikan betapa langka dan berharganya bunga itu.     

Jun Wu Xie menggigit bibirnya, matanya menunjukkan rasa frustrasi yang jarang terlihat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.