Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rumah Lelang Roh Api (2)



Rumah Lelang Roh Api (2)

3Itu adalah bau khas Jun Wu Xie.     

Tidak ada alasan lain, tetapi hanya karena itu adalah khas aroma Jun Wu Xie, maka Jun Wu Yao menyukainya.     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya, dan kemudian mengangguk.     

Ramuan itu bukan sesuatu yang harus ia miliki, tetapi sesuatu yang harus ia buat.     

Mengakui Yan Bu Gui sebagai Tuannya, adalah keputusannya sendiri. Walaupun ia tidak tinggal di Akademi Phoenix untuk waktu yang lama, dan tidak sering berinteraksi dengan Yan Bu Gui, Jun Wu Xie telah menganggap pria berpakaian lusuh itu sebagai Tuannya di dalam hatinya. Sebagai seorang murid, sudah sepantasnya ia ikut memikul beban yang ada di pundak gurunya.     

Tanpa menyebutkan hal lain, hanya memberikan Botol Surga dan Tas Alam Semesta padanya sudah sangat menolongnya.     

Ketika orang bersikap baik padanya, ia mungkin tak selalu mengucapkan terima kasih pada mereka, tetapi rasa terima kasihnya selalu tersembunyi di balik tindakannya.     

Mengamati tanggapan kesayangan kecilnya, Jun Wu Yao hanya merasa itu sangat menawan. Mengingat ketika pertama kali ia bertemu Jun Wu Xie, ia hanya seperti kucing kecil di tepi jurang, ia berwaspada pada semua orang di sekelilingnya, tatapan dinginnya selalu tertuju pada dirinya. Dan kapan pun ia mendekati Jun Wu Xie, cakar gadis itu akan langsung menyerangnya.     

Dan tanpa sadar, mereka sekarang entah bagaimana dapat hidup dalam "harmoni".     

Sikap kesayangan kecilnya terhadap dirinya perlahan melunak belakangan ini dan Jun Wu Yao memiliki suasana hati yang sangat baik. Tidak penting jika ia harus menyelesaikan urusannya dalam waktu yang sangat singkat setiap hari, ia hanya sangat ingin melakukan hal itu.     

Jika tiba harinya di mana sikap kesayangan kecilnya bahkan bertambah baik, ia tidak keberatan sedikit pun jika itu membuat masalahnya semakin rumit.     

Kerumunan yang menyesakkan terus menerus menelan sosok kecil Jun Wu Xie. Enggan bersentuhan dengan orang lain, Jun Wu Xie tanpa sadar menutup celah antara dirinya dan Jun Wu Yao. Karena perbedaan besar ukuran tubuh mereka, ketika sosok tubuh kecilnya mendekat, itu terlihat seolah Jun Wu Xie menyelip ke dalam tangan Jun Wu Yao. Senyum di wajah Jun Wu Yao semakin lebar dan ia dengan natural mengangkat satu tangannya dan menarik sosok kecil itu ke dalam pelukannya, dengan hati-hati melindunginya. Jun Wu Yao awalnya ingin melepaskan sedikit kekuatan spiritualnya, untuk mendorong desakan orang darinya, tetapi ia langsung membuang ide itu jauh-jauh dari kepalanya dan hatinya pun gembira, tangannya memeluk Jun Wu Xie erat dan mereka terus berjalan melewati kerumunan, ke arah Rumah Lelang Roh Api.     

Rumah Lelang Roh Api berada di sebuah tempat yang luas dan lapang. Karena Jun Wu Xie hanya pernah pergi ke Rumah Lelang Chan Lin sebelum ini dan ketika ia membandingkan dua rumah lelang itu, perbedaan besar skalanya langsung terlihat jelas.     

Menilai hanya berdasarkan dari luas tanah, Rumah Lelang Roh Api di Ibu Kota Negeri Yan sepuluh kali lebih luas dibandingkan dengan Rumah Lelang Chan Lin. Di pintu masuknya, ada banyak orang yang berjalan ke kawasan rumah lelang dan kebanyakan dari mereka adalah para pemuda yang mengenakan seragam berbagai akademi, tertarik datang ke tempat ini karena reputasinya yang sangat terkenal.     

Pemuda yang berpartisipasi di Turnamen Pertempuran Roh kebanyakan sangat mementingkan harga diri dan kejayaan di dalam hati mereka dan mereka berjalan menggunakan seragam mereka karena mereka tahu bahwa banyak pencari bakat dari berbagai kelompok kekuasaan yang bersembunyi di ibu kota menunggu saat yang tepat untuk merayu para murid yang berbakat. Karena mereka tahu mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk mendekati para peraih peringkat sepuluh besar dari ketiga akademi elite, murid-murid lain ini tak memiliki pilihan lain selain terang-terangan memperlihatkan kemampuan mereka di setiap waktu yang memungkinkan, menampilkan yang terbaik dalam diri mereka, diam-diam berharap bahwa para pencari bakat akan menemukan mereka.     

Jun Wu Xie tidak menggunakan seragam Akademi Angin Semilir dan hanya menggunakan pakaian biasa. Walaupun penampilannya bisa dibilang menarik, ia tidak terlalu menonjol. Lagipula, ia bertubuh kecil dan sangat mudah untuk terlewat, hilang ditelan kerumunan massa di sana.     

Namun, kali ini, Jun Wu Xie tidak akan terlewat begitu saja. Dari sejak ia meninggalkan penginapan hingga ia tiba di Rumah Lelang Roh Api, begitu banyak mata yang memandang dirinya dan mengulitinya dari ujung kepala hingga ujung kaki, tetapi itu semua karena ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.