Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rumah Lelang Roh Api (3)



Rumah Lelang Roh Api (3)

3Pria yang berdiri di sebelah Jun Wu Xie, Jun Wu Yao!     

Jun Wu Yao mengenakan pakaian biasa, serba hitam, polos dengan desain sederhana, tanpa sedikit pun ornamen atau hiasan di jubahnya. Tetapi wajah tampan tak bercela itu sudah lebih dari cukup untuk menarik semua mata berpaling padanya. Melalui perjalanan panjang mereka, sosoknya yang tinggi dan anggun telah menyihir pejalan kaki yang berpapasan dengannya, menangkap dan memenjarakan hati begitu banyak wanita. Wanita-wanita yang lebih berani bahkan mengikuti kedua orang itu dan datang ke Rumah Lelang Roh Api. Ketika mereka melihat Jun Wu Yao masuk ke kompleks rumah lelang, mereka semua bergegas mengikuti walaupun mereka tidak tertarik dengan lelang.     

Dengan sosok yang begitu cemerlang dan menonjol, sangat sulit bagi Jun Wu Xie untuk tetap tidak terlihat. Sebagai seorang gadis, ia telah menggunakan baju remaja pria supaya nyaman, tetapi karena ia bertubuh sangat kecil, dan dengan seseorang begitu senang memeluknya di dalam tangannya sepanjang jalan, tidak ada orang yang yakin mengenai jenis kelaminnya. Jika mereka tidak melihat dengan seksama pakaian yang ia gunakan untuk menyamar sebagai "laki-laki", ia akan disumpahi oleh barisan perempuan yang mengekor di belakang mereka.     

Setelah memastikan "jenis kelamin" Jun Wu Xie, beberapa dari mereka yang sedikit khawatir dengan orientasi seksualnya dengan cepat mencari pembenaran setelah melihat pertunjukan luar biasa itu. Mereka tidak hanya meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada yang tidak pantas dengan Jun Wu Yao menggandeng tangan seorang pemuda begitu erat dan mengatakan pada diri mereka bahwa ia hanya bersikap lembut dan perhatian, melindungi kawan kecilnya yang lemah dan rapuh di tengah lautan manusia.     

Teramat sangat tampan, lembut dan penuh perhatian. Dengan senyum yang memabukkan di bibirnya, Jun Wu Yao segera membuat para gadis yang cekikikan itu sempoyongan, tak dapat mengalihkan pandangan mereka darinya.     

Hanya setelah Jun Wu Xie pergi ke rumah lelang dengan Jun Wu Yao ia baru menyadari betapa besarnya tempat itu. Di lantai dasar, ratusan kursi tampak penuh. Dan sementara ruangan khusus di lantai dua terlihat serupa dengan yang ada di Rumah Lelang Chan Lin, jumlah dan ukurannya yang sangat kecil membuatnya terkejut. Melihat dari lantai dasar, jelas bahwa semua ruangan khusus di lantai dua sudah terisi.     

Jun Wu Xie dan Jun Wu Yao berhasil menemukan tempat duduk untuk mereka tepat di sudut yang jauh di dalam aula.     

Ketika Jun Wu Yao duduk di kursinya, mata para wanita terpaku padanya di saat yang sama. Pandangan mereka pura-pura acuh tak acuh sementara mereka diam-diam mencuri pandang ke arah pria yang begitu tampan tak tertandingi, dan jika bukan karena norma sosial bahwa wanita harus menahan diri, mereka semua sudah menyerbu Jun Wu Yao dan berusaha untuk berkenalan dengannya.     

Namun, walau menjadi pusat perhatian kerumunan wanita, Jun Wu Yao sepertinya tidak menyadarinya. Satu-satunya reaksi dari sepasang matanya yang dalam hanya sedikit memicing selama menemani Jun Wu Xie berpartisipasi dalam lelang.     

Jika Jun Wu Xie ingin benda berharga yang lain, ia dapat menyuruh seseorang untuk mencarinya, tetapi ketika berhubungan dengan rempah-rempah, ia benar-benar tidak memiliki ide atau jika tidak ia tak akan membiarkan gadisnya berada di tempat gaduh yang berisik dan rusuh seperti ini. Hanya melihat ekspresi yang semakin kelam di wajah mungil itu, Jun Wu Yao tahu Jun Wu Xie tidak menyukai berada di tengah keramaian dan berdesak-desakkan dan ia tanpa sadar menggunakan tubuhnya yang tinggi untuk menghadang kericuhan di sekitar Jun Wu Xie sejauh mungkin.     

Saat itu, juru lelang di panggung membawa keluar sebuah giok yang indah dan berharga. Itu selalu menjadi barang yang sangat disukai oleh para wanita tetapi mata semua wanita di gedung itu berpusat pada titik lain yang tiba-tiba membuat benda yang seharusnya diperebutkan orang untuk dilelang kehilangan daya tariknya.     

Ketika Jun Wu Xie melihat bahwa benda yang ada di panggung bukan sesuatu yang dicarinya, ia langsung menurunkan pandangannya dan memikirkan daftar rempah yang ia perlukan untuk ramuan itu di dalam benaknya.     

Di sebuah ruangan khusus di lantai dua, seorang gadis muda duduk di sebelah jendela awalnya ikut menawar untuk potongan giok indah di panggung ketika ia tiba-tiba melihat sosok yang menakjubkan lewat di sudut matanya. Ia tertegun sesaat sebelum ia memutar kepalanya untuk melihat ke bawah di lantai satu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.