Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rumah Lelang Roh Api (4)



Rumah Lelang Roh Api (4)

0"Pria yang sangat tampan!" Gadis cantik itu berseru sambil membuang napas ketika melihat pemandangan yang begitu memikat.     

Pemuda yang duduk di sampingnya tiba-tiba mengernyitkan keningnya mengikuti pandangan gadis itu dan melihat pria tampan yang duduk di sudut ruangan.     

"Ling Yue, orang seperti itu saja bisa menarik matamu?" Suara pemuda itu seperti diwarnai kecemburuan, tetapi ekspresinya adalah sebuah topeng penghinaan.     

Qi Ling Yue menatap pemuda itu dan ia mengangkat alisnya sebelah sambil bertanya menantang, "Tidak ada yang salah dengan mataku. Tidakkah kau lihat mata semua wanita di sini memandang pria itu?"     

Pemuda itu mengeluh dan memalingkan kepalanya untuk melihat ke arah gadis lain. Gadis itu duduk dengan punggung tegak di kursinya, dengan dagu sedikit terangkat. Penampilannya yang cantik ketika dibandingkan dengan wajah indah Qi Ling Yue, membuat wajahnya terlihat lebih dingin dan menusuk, hingga orang tidak berani mendekatinya.     

"Senior Fu kita bahkan tidak menengoknya. Siapa bilang dia tampan?" Pemuda itu mengejek.     

Qu Ling Yue menatap pemuda itu dan ia berdiri untuk berbicara pada Fu Xian yang duduk tak bersuara di satu sisi. "Senior Fu, bisakah kau melihat pria itu dan mengatakan padaku apakah dia terlihat menarik atau tidak?"     

Mata Fu Xuan terangkat dan menatap ke arah jari Qu Ling Yue menunjuk. Sekilas pandangan itu menimbulkan riak di dalam matanya yang tenang, seperti sesuatu yang membuat jantungnya melompat terkejut!     

"Bukankah dia terlihat terlalu tampan?" Qu Ling Yue tak dapat menahan untuk tidak bertanya ketika ia tidak mendapatkan jawaban.     

Fu Xuan hanya bereaksi beberapa saat setelah itu dan ia mengangguk pelan.     

Qu Ling Yue langsung menoleh puas menatap pemuda yang geram di sebelahnya.     

"Aku tidak menyangka seorang pria yang sangat menarik seperti itu ada di dunia ini. Senior Fu, katakan padaku siapa menurutmu yang terlihat lebih tampan ketika dibandingkan dengan sang Penasihat Agung, Wen Yu, yang dikenal sebagai pria paling tampan di Negeri Yan?" Qu Ling Yue mengabaikan pemuda itu dan bertanya lancang pada Fu Xuan, yang memiliki standar yang sama ketika menghargai sebuah keindahan.     

Fu Xuan baru saja hendak membuka mulutnya untuk menjawab ketika pintu ruangan khusus di lantai dua tiba-tiba terbuka.     

Mereka melihat seorang pria tampan yang berpakaian biasa saja, ujung mulutnya membentuk senyuman tipis, berdiri di pintu. Bahkan matanya juga dihiasi senyuman yang sama dan walaupun tidak terlalu jelas, itu membuatnya sedikit lebih bisa dijangkau.     

"Penasihat Agung tidak suka ketika orang membicarakan penampilannya, tahu? Qu Ling Yue, jika kata-katamu terdengar oleh Penasihat Agung, dia tidak akan senang dengan hal ini." Pria tampan itu masuk ke dalam ruangan dengan sebuah senyuman, matanya yang berkilat menatap sosok Fu Xuan sejenak, sebelum ia memalingkan pandangannya.     

"Yang Mulia!" Ketika pemuda di dalam ruangan melihat pria itu, ia langsung menghampirinya untuk memberikan salam dengan lutut di atas lantai.     

Pria yang baru saja muncul di ruangan adalah Putra Mahkota Negeri Yan, Lei Chen!     

Wajah Qu Ling Yue menunjukkan keterkejutan, tetapi tidak ada rasa panik ketika ia menatap Lei Chen untuk berkata, "Aku yakin Yang Mulia tidak akan menceritakan sepatah kata pun yang aku ucapkan tadi pada Penasihat Agung bukan?"     

Lei Chen menyeringai dan mengangguk.     

"Tentu saja. Aku tidak ingin Penasihat Agung mengetahui bahwa rekan juniorku menggunakan penampilannya untuk membandingkannya dengan pria lain, atau ia pasti akan menyalahkanku karena tidak mendidik juniorku dengan baik."     

Qu Ling Yue menyeringai licik padanya.     

Semua orang di Negeri Yan tahu, bahwa Putra Mahkota Lei Chen sebelumnya sekolah di Akademi Bendera Perang dan tiga remaja di dalam ruangan itu adalah anggota kelompok yang mewakili Akademi Bendera Perang tahun ini dalam Turnamen Pertempuran Roh. Putra Mahkota telah menyelesaikan studinya dan kembali beberapa tahun yang lalu dan walaupun ia bukan bagian dari Akademi Bendera Perang lagi, ia masih sering datang ke akademi untuk menyapa guru-gurunya setiap tahun, dan itu bagaimana ia bisa akrab dengan Qu Ling Yue dan yang lain dari Akademi Bendera Perang.     

Karena Lei Chen tidak pernah bersikap tinggi hati ketika ia kembali ke akademi, ia menjadi sangat terkenal di antara rekan sesama muridnya.     

Dan sikap Lei Chen menunjukkan perilaku yang baik dan rasa hormatnya terhadap para gurunya, membuatnya memenangkan banyak dukungan dari masyarakat luas di Negeri Yan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.