Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Negeri Yan (5)



Negeri Yan (5)

3Pengaturan yang dibuat Negeri Yan untuk berbagai akademi sangat baik, dan ada orang yang sudah siap untuk menyambut para tamu dari Akademi Angin Semilir.     

Akademi Angin Semilir tahun sebelumnya membawa rombongan sekitar tiga puluh orang dan Negeri Yan telah mempersiapkan akomodasi yang dapat memuat hingga lima puluh orang. Maka, ketika petugas penginapan melihat hanya sekitar sepuluh orang yang datang, senyuman di wajahnya tiba-tiba membeku, tetapi ia segera kembali menyambut mereka dengan tersenyum.     

"Selamat datang, tamu kehormatan kami. Kamar-kamar telah dipersiapkan dan aku ingin mempersilakan tamu kebesaran kami untuk menikmati istirahat sementara waktu. Makanan akan segera siap dan setelah tamu kebesaran kami beristirahat, kami akan menghidangkan makanan untuk Anda di aula di lantai dua." Petugas penginapan segera mengubah sikapnya ketika ia memberitahu mereka sambil tersenyum.     

Jun Wu Xie mengangguk pelan dan ia pergi dengan yang lain ke kamar mereka masing-masing untuk menaruh barang mereka.     

Setelah tiba di kamarnya, Jun Wu Xie hanya meninggalkan koper yang ia bawa di atas meja dan langsung membawa Kucing hitam kecil di tangannya.     

Kira-kira sudah lebih dari satu bulan sejak mereka memutuskan untuk berpartisipasi di Turnamen Pertempuran Roh. Situasi di Akademi Angin Semilir seperti yang telah diprediksi Fan Jin dan kondisi mereka sekarang sangat buruk. Murid yang memiliki sedikit bakat saja memilih untuk meninggalkan mereka, datang dengan berbagai alasan yang ditulis di dalam sebuah surat singkat. Mereka segera mengirimkan surat itu ke Akademi Angin Semilir, dan sejak itu mereka memutuskan semua hubungan dengan Akademi Angin Semilir begitu saja. Para murid itu masih berada di tahap awal tahun ajaran di mana rata-rata hanya memiliki potensi sedang dan jumlah mereka menurun drastis hingga hanya tiga ratus. Bahkan ditambah murid-murid dari divisi cabang, jumlah murid total hanya menembus angka empat ratus.     

Angka itu jika dibandingkan dengan hitungan awal yang mereka miliki, benar-benar tidak ada apa-apanya.     

Tetapi kepergian para murid bukanlah isu yang paling penting. Yang benar-benar mematikan bagi mereka adalah kepergian para guru. Akademi Angin Semilir sebelumnya memiliki lebih dari seratus guru, dan jumlah guru yang ada sekarang kurang dari sepuluh.     

Jadi sangat penting bagi Akademi Angin Semilir untuk mencapai hasil yang baik dalam Turnamen Pertempuran Roh tahun ini, supaya mereka bisa mendapatkan kembali reputasi jaya mereka!     

Jun Wu Xie membawa Kucing hitam kecil di tangannya, jari-jarinya perlahan membelai bulunya, benaknya memikirkan langkah selanjutnya yang akan mereka tempuh.     

Fan Jin awalnya ingin memenuhi sepuluh posisi yang telah dialokasikan bagi mereka di Turnamen Pertempuran Roh, tetapi mereka tidak mampu menemukan murid yang cukup layak untuk ditampilkan dan maka, mereka memutuskan untuk merelakan posisi yang tidak terpakai daripada menyuruh murid dengan kemampuan sedang mempermalukan nama Akademi di saat kritis seperti ini.     

Jadi, Jun Wu Xie menolak saran Fan Jin sebelum mereka melangkah keluar dari akademi.     

Ia beserta dengan Qiao Chu dan gengnya akan mengambil bagian dalam Turnamen Pertempuran Roh, kecuali Fan Jin.     

Dalam waktu satu bulan di mana mereka harus bersiap-siap, Jun Wu Xie bukan hanya telah menyembuhkan Fan Jin dan Tuan Mbek Mbek dengan sempurna, dengan pertolongan Jun Wu Yao, kekuatan spiritualnya telah mencapai tingkat baru, di puncak kekuatan hijau! Ia hanya beberapa hari dari menembus level biru, dan Ye Sha dan Ye Mei sudah menyiapkan roh cincin untuk mencapai terobosan ke level biru. Satu-satunya hal yang ia perlu lakukan hanya menunggu hingga kekuatan spiritualnya terakumulasi hingga cukup menembus level biru dan ia akan dapat menembus level biru.     

"Mbeekk~" bulu wol mulai tumbuh di tubuhnya dan Tuan Mbek Mbek berbaring di tanah di sebelah kaki Jun Wu Xie seraya mengembik pelan.     

Walaupun bulu di tubuh Tuan Mbek Mbek belum sepenuhnya lebat seperti sebelumnya, namun itu sudah cukup untuk menutupi kulit barunya yang masih berwarna merah muda. Dalam sekilas pandang, Tuan Mbek Mbek terlihat seperti sebelumnya, dan hanya jika dilihat lebih dekat ia tampak sedikit "lebih kurus".     

Sesaat kemudian, suara ketukan tiba-tiba terdengar di pintu Jun Wu Xie. Tanpa menunggu dirinya berdiri untuk membuka pintu, pintu itu sudah terdorong hingga terbuka.     

Jun Wu Yao bersandar di kusen pintu, senyuman licik tersungging di mulutnya. Matanya menyipit seraya dirinya masuk dan duduk di meja di sebelah Jun Wu Xie.     

"Perjalanan yang panjang, sudah waktunya pergi makan." Jun Wu Yao berkata sambil tersenyum.     

Jun Wu Xie mengangguk dan meninggalkan Kucing hitam kecil dan Tuan Mbek Mbek, ia berdiri dan berjalan keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.