Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Negeri Yan (4)



Negeri Yan (4)

0Mata mereka terpaku melihat pemuda berwajah tampan yang melangkah keluar dengan anggun dari kereta. Tubuhnya yang tinggi dan ramping, sosoknya yang begitu gagah dan bahkan senyuman yang sedikit misterius di wajah yang luar biasa tampan itu membuat jantung semua orang yang melihatnya berhenti berdetak untuk sesaat.     

Matanya yang agak sipit bagaikan anggur yang memabukkan yang membuat mereka tidak sadar ketika dan ia pun menatap gagah ke arah gerbong kereta. Setelah pria itu, seorang pemuda dengan sosok kecil mengikuti di belakangnya. Pemuda itu terlihat berusia sekitar empat belas atau lima belas tahun, dan walaupun penampilannya rapi dan menarik, tidak dapat dibandingkan dengan orang yang keluar sebelum dirinya. Pemuda yang keluar terlebih dahulu tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menolong pemuda di belakangnya keluar dari kereta. Setiap gerakannya dan langkah yang ia ambil, hanya terlihat terlalu megah.     

Seindah sebuah lukisan ….     

Beberapa pemuda lagi keluar dari dalam kereta satu per satu, terlihat sedikit lebih tua, tetapi mereka semua terlihat begitu tampan dan menarik. Walaupun masih kalah dibandingkan pemuda yang keluar pertama kali, tetapi mereka memiliki postur yang menarik dan bahkan ada seorang gadis muda di antara mereka!     

Akademi Angin Semilir telah mendapatkan hasil yang baik dalam Turnamen Pertempuran Roh tahun lalu dan karena itu, mereka telah menarik banyak perhatian dari akademi lain. Tetapi semua murid melihat bahwa semua peserta dari Akademi Angin Semilir tidak mereka kenal.     

"Orang-orang ini … datang dari Akademi Angin Semilir?" Pemuda yang menonton semua menelan ludah ketika mata mereka terpaku pada seorang gadis cilik di dalam kelompok itu!     

Akademi Angin Semilir juga mengirim peserta wanita tahun lalu, dan mereka ingat ia pun adalah seorang gadis yang cantik. Tetapi ketika dibandingkan dengan gadis kecil yang manis di hadapan mereka sekarang, kecantikan gadis di dalam ingatan mereka tiba-tiba sirna.     

"Lihat bendera di kereta mereka, mereka pasti berasal dari Akademi Angin Semilir." Para murid yang berkerumun di sekeliling area itu untuk mengolok-olok Akademi Angin Semilir sekarang kehilangan kata-kata. Tanpa mengabaikan hal lain, penampilan mereka yang menarik saja sudah mengalahkan banyak murid itu tak diragukan lagi.     

Mereka bisa mengerti jika ada orang yang berpenampilan menarik, tetapi ketika pesona itu mencapai tingkatan yang mampu mematahkan hati seseorang, itu adalah sesuatu di luar pemahaman mereka!     

Sejumlah lebih dari sepuluh orang keluar dari lima gerbong kereta Akademi Angin Semilir. Setelah mata di kerumunan melihat dua pria yang sangat dingin dan kaku muncul, kereta kuda itu pergi dan mereka tidak melihat sosok lain muncul, sekali lagi membuat banyak mata yang memandang sangat bingung.     

"Mengapa hanya ada sepuluh orang dari Akademi Angin Semilir?" Para pemuda di sana heran dan mereka tidak dapat memahami hal itu. Setiap akademi yang berpartisipasi di Turnamen Pertempuran Roh diberikan sepuluh posisi, tetapi mereka hanya melihat sepuluh orang dari Akademi Angin Semilir, dengan tiga orang dari antara mereka terlihat bukan remaja lagi dan kelihatannya tidak akan berpartisipasi di Turnamen Pertempuran Roh.     

Dan tujuh orang sisanya, mereka melihat Fan Jin berada di antaranya.     

Setelah debu dari badai besar yang mengguncang Akademi Angin Semilir reda, Fan Jin bukan lagi murid Akademi Angin Semilir. Ia telah mengambil posisi Kepala Sekolah dan mereka memiliki alasan untuk ragu bahwa ia masih berhak untuk berpartisipasi dalam Turnamen Pertempuran Roh.     

Jika apa yang mereka lihat benar, jumlah orang dari Akademi Angin Semilir yang berpartisipasi di Turnamen Pertempuran Roh hanya enam?     

Dan ada satu sosok mungil di antara mereka yang terlihat sangat muda, dan terlihat begitu kurus dan lemah. Bisakah seorang pemuda bertubuh kecil seperti itu benar-benar mewakili Akademi Angin Semilir dalam Turnamen Pertempuran Roh?     

Saat itu, sebuah konsensus tak terucap muncul di dalam benak semua orang yang menonton.     

Akademi Angin Semilir telah jatuh ke dalam keterpurukan. Mereka bahkan tidak bisa menemukan sepuluh orang untuk berpartisipasi dalam Turnamen Pertempuran Roh dan hanya berhasil mengumpulkan enam orang ini. Walaupun mereka semua memiliki penampilan yang luar biasa, Turnamen Pertempuran Roh mengadu kekuatan dan bukan penampilan.     

Hampir semua orang di sana berasumsi bahwa Akademi Angin Semilir telah menyerah dalam Turnamen Pertempuran Roh sebelum pertarungan itu bahkan dimulai.     

Melihat orang dari Akademi Angin Semilir sudah masuk ke dalam penginapan, para pemuda yang menonton semua mulai berbalik meninggalkan mereka. Dan secepat api di tengah rumput kering, kabar mengenai apa yang mereka lihat tersebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.