Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Negeri Yan (3)



Negeri Yan (3)

1"Akademi Angin Semilir memiliki lebih dari seribu siswa di divisi utama mereka, tetapi jumlah yang kembali kali ini hanya sebagian kecil dari itu. Bahkan kebanyakan guru mereka telah pergi dan Akademi Angin Semilir sekarang tidak memiliki banyak guru untuk mengajar. Para murid tidak bodoh untuk kembali ke sana lagi. Aku juga mendengar bahwa banyak orang yang mewakili Akademi Angin Semilir di Turnamen Pertempuran Roh tahun lalu sekarang sudah pindah ke Akademi Penumpas Naga dan Akademi Bendera Perang."     

"Apakah itu benar? Bukankah Akademi Angin Semilir masih memiliki Fakultas Penyembuh Roh? Itu hanya dimiliki oleh mereka, mengapa begitu banyak orang ingin meninggalkan akademi?" Pemuda itu bertanya, wajahnya terkejut. Datang dari akademi yang tidak terkenal, ia tak akan pernah berani berpikir bahwa sekolah bergengsi seperti Akademi Angin Semilir akan runtuh dan jatuh dari kejayaan dalam waktu yang sangat singkat.     

Pemuda lainnya menyeringai dan mencemooh. "Jika bukan karena Fakultas Penyembuh Roh yang menopang mereka, aku menebak tak akan ada satu pun murid yang kembali. Aku dengar insiden ini bukan hanya melibatkan dua pemimpin Akademi Angin Semilir tetapi juga banyak murid mereka yang terseret dalam kekacauan ini, hingga kehilangan nyawa mereka. Siapa yang masih berani terus tinggal di tempat yang menakutkan itu? Tak peduli bagaimana pun akademi itu dapat memperkuat dirimu, nyawamu tetap lebih penting! Bukan begitu?"     

"Maka, bukankah Akademi Angin Semilir menghadapi masalah besar? Semua murid elite mereka lari dan Fan Jin sudah menjadi Kepala Sekolah. Jangan katakan padaku ia masih memenuhi kualifikasi untuk berpartisipasi sebagai murid di Turnamen Pertempuran Roh?" Sebagai Kepala Sekolah sebuah akademi, ia masih berkompetisi dalam sebuah turnamen dengan murid-muridnya di dalam sebuah kompetisi. Jika kabar ini tersebar, mereka akan dianggap sebagai lelucon besar. "Siapa tahu? Akademi Angin Semilir tidak memiliki banyak keahlian untuk ditampilkan tahun ini dan mungkin saja, dalam usaha untuk menyelamatkan reputasi mereka yang menyedihkan, Fan Jin mungkin benar-benar akan berpartisipasi dalam turnamen ini. Tetapi … jika aku harus bicara, aku akan mengatakan pada mereka karena Akademi Angin Semilir sudah begitu terpuruk, mereka tidak perlu berpartisipasi dalam turnamen kali ini. Dengan hadir di sini, mereka hanya akan mempermalukan diri mereka sendiri."     

Kedua pemuda itu terus berbicara sementara mereka berkeliling di Ibu Kota Kekaisararan. Dan di setiap sudut ke mana pun mereka pergi, pembicaraan dan perdebatan yang isinya kira-kira sama dengan apa yang mereka bicarakan dapat didengar.     

Akademi Angin Semilir yang dahulu begitu bergengsi dan membuat semua pihak cemburu, sepenuhnya hancur dalam waktu yang sangat singkat kurang dari satu bulan. Kondisi keuangan mereka yang tadinya kuat kini hancur berantakan. Dengan arus gelombang keluarnya para murid dan guru mereka dari divisi utama, Akademi Angin Semilir hanya dapat mengandalkan murid yang mereka promosikan dari divisi cabang untuk tampil, skenario yang menyedihkan dan malang. Banyak akademi yang kini tidak sabar untuk melihat Akademi Angin Semilir mempermalukan diri mereka sendiri sementara di saat yang sama, akademi-akademi yang memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan dengan Akademi Angin Semilir mulai bersemangat dan tergila-gila, berharap untuk segera menggantikan posisi mereka.     

Roda kereta Akademi Angin Semilir akhirnya berhenti berputar di depan sebuah penginapan. Itu adalah salah satu distrik yang paling makmur di dalam Ibu Kota Kekaisaran, dan sebuah area yang luas disiapkan untuk berbagai akademi untuk beristirahat dari perjalanan panjang. Semua gedung di distrik itu kini dipenuhi dengan murid-murid dari berbagai akademi dan dibandingkan dengan tempat lain di kota itu, keadaan lebih sepi di distrik ini.     

Penjaga berpakaian santai berdiri di luar penginapan dan kereta kuda Akademi Angin Semilir baru saja berhenti ketika dua penjaga menghampiri mereka.     

Di serambi di seberang mereka, beberapa pemuda menatap serius kereta kuda Akademi Angin Semilir, mata mereka dipenuhi dengan tatapan merendahkan. Walaupun insiden di Akademi Angin Semilir berhasil ditutupi, para murid yang meninggalkan akademi itu tidak akan terus menutup mulutnya. Dan kini, keributan yang terjadi di seluruh Akademi Angin Semilir adalah berita yang diketahui oleh banyak orang!     

Para pemuda ingin melihat sendiri kegagalan seperti apa yang akan ditampilkan oleh Akademi Angin Semilir untuk memperbaiki reputasi mereka.     

Namun, ketika orang pertama keluar dari kereta, para pemuda yang menonton dengan serius, dan sudah bersiap untuk tertawa keras, tiba-tiba membelalak dan sepenuhnya tidak bisa berkata-kata!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.