Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Kedelapan (20)



Tamparan Kedelapan (20)

2Kekuatan spiritual Jun Wu Xie sepenuhnya terkuras saat itu. Ia awalnya menggabungkan kekuatan dengan Fan Zhuo dan mereka berhasil menahan musuh. Tetapi ketika kekuatan spiritualnya mulai melemah karena pertarungan itu, musuh mereka segera mendeteksi hal itu dan mengambil kesempatan sebelum Fan Zhuo dapat bereaksi tepat waktu untuk menembakkan serangan energi spiritual tepat ke arah Jun Xie!     

Jantung Fan Zhuo menciut dan ia sangat ingin menahan serangan itu tetapi sudah terlambat!     

Ia melihat ledakan energi spiritual hampir mengenai tubuh Jun Wu Xie tetapi sebelum dirinya bahkan dapat berkedip, Jun Wu Xie mendadak hilang dari tempatnya berdiri!     

Jun Wu Xie sudah mempersiapkan diri untuk menerima serangan itu dan mengantisipasi rasa sakit yang akan datang, tetapi tak diduga, rasa sakit itu tidak menyerang tubuhnya sedikit pun. Sebenarnya, yang ia rasakan adalah sebaliknya. Ia menemukan dirinya didekap rapat dalam sebuah pelukan yang nyaman dan tidak asing baginya.     

"Xie Kecil sudah tumbuh! Kau sudah bisa menggunakan kekuatan roh ungu? Tetapi jika kau baru mempelajarinya, jangan terlalu memaksakan, ya?" Sebuah suara dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa bangga tiba-tiba terdengar di atas kepalanya!     

Jun Wu Xie menengadah dan terkejut ketika menatap wajah tampan tak bercela yang terpantul begitu jelas di matanya.     

"Kakak …." Mata Jun Wu Xie sedikit membelalak, rasa terkejut tampak di matanya seraya ia bertanya-tanya kapan Jun Wu Yao datang dan mendekapnya dalam situasi itu!?     

"Kenapa? Kau tidak senang melihatku?" Bibir Jun Wu Yao dipenuhi aksen gembira seraya ia menggoda sosok mungil yang tertegun di dalam pelukannya.     

[Sudah berapa lama sejak ia pergi dan Jun Wu Xie sudah menimbulkan masalah. Jika Ye Mei tidak mencarinya, ia benar-benar tidak akan tahu jika kesayangan kecilnya mampu melakukan perbuatan yang mengejutkan seperti ini.]     

"Bukan begitu." Jun Wu Xie tidak sadar membantahnya.     

Jun Wu Yao tertawa keras dan mengangkat tangannya untuk mengelus kepala kecil Jun Wu Xie dengan penuh kasih sayang. "Syukurlah kau begitu. Kau bersabar saja menunggu di sini sementara kakakmu akan bertarung melindungimu." Jun Wu Yao mengangkat Jun Wu Xie hanya dengan satu tangan dan ia memutar pandangannya melihat pria yang sekarang sedang berkelahi dengan Ye Sha dan yang lain. Pandangannya beralih pada mereka sebelum akhirnya terpaku pada pria yang mencoba melukai Jun Wu Xie tadi.     

Saat ini, kelembutan di matanya menghilang sepenuhnya, tiba-tiba tergantikan dengan tatapan keji.     

"Kau berani mencoba melukainya? Kau pasti sudah hidup terlalu lama. Aku akan segera mengurusnya saat ini juga." Suara tampan Jun Wu Yao perlahan terdengar. Para penonton masih belum pulih dari rasa terkejut karena kemunculannya yang tiba-tiba ketika mereka melihat sebuah bayangan kecil ditembakkan dari jari Jun Wu Yao, melesat terbang langsung ke arah pria yang bertarung dengan Jun Wu Xie sebelum ini!     

Fan Zhuo sangat dekat dengan pria itu dan sebelum ia menyadari apa yang terjadi, ia tiba-tiba melihat bayangan hitam itu terbang menembus leher musuhnya!     

Waktu yang dibutuhkan hanya satu kedipan mata dan kepala pria itu tiba-tiba sudah terbelah!     

Irisan yang rata dan mulus di leher pria itu mendadak memancurkan darah yang menyemprot tinggi ke udara!     

Darah itu turun seperti hujan. Keributan yang terdengar di Akademi Angin Semilir tiba-tiba berubah menjadi hening, dan tak sedikit pun suara keluar dari mulut para murid!     

Itu terjadi hanya dalam beberapa detik!     

Dua pria yang bertarung dengan Ye Sha dan Fan Jin tiba-tiba merasa bau darah yang menyengat menyerang penciuman mereka. Mereka memutar kepala untuk melihat dan mendapati rekan mereka telah dipenggal, dan darah menyembur deras dari lukanya, turun seperti hujan merah darah yang begitu mengerikan!     

Itulah saatnya ketika kedua pria itu melihat pria muda yang tampan dan menarik tiba-tiba berdiri di sebelah Jun Xie. Pria itu menggandeng sosok bertubuh mungil itu, bibirnya membentuk senyuman yang memikat dan menggoda. Tetapi sepasang mata yang sedikit sipit itu, terlihat seperti danau es tak berdasar di musim gugur, membuat rasa takut tiba-tiba meremas jantung mereka!     

[Siapa pria ini! Dalam sekejap, ia sudah membunuh salah satu rekan mereka!]     

Pemimpin pria itu menatap Jun Wu Yao dengan perasaan kaget luar biasa, tak percaya dengan apa yang dilihat matanya sendiri!     

"Xie Kecil, kau mau membiarkan dua orang ini tetap hidup?" Mata Jun Wu Yao tidak melihat ke arah lain. Matanya hanya terpusat pada Jun Wu Xie dan tidak peduli sedikit pun dengan pria yang telah dibunuhnya dengan begitu mudah, dan hanya menanyakan pendapat Jun Wu Xie dengan nada bicara yang lembut dan halus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.