Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Kedelapan (17)



Tamparan Kedelapan (17)

2Ye Sha tidak menjawab pertanyaan Gu Ying. Ia sudah bersiap-siap untuk melancarkan serangan lain.     

Ketika Ning Rui melihat Gu Ying muntah darah, hatinya menciut. Situasi sudah berbalik dan ia salah telah memprediksi bahwa Gu Ying bukan tandingan pria misterius itu!     

Ye Sha melancarkan serangan lain. Gu Ying hanya dapat menggunakan seluruh kekuatannya untuk menahan serangan musuh. Tetapi kali ini, ia tidak dapat menaikkan kekuatan spiritualnya lagi dan hanya bisa melakukan pertahanan!     

Akhirnya, Gu Ying jatuh ke tanah. Tubuhnya dipenuhi luka-luka. Ia mengatupkan rahangnya rapat-rapat menahan rintihan yang terancam keluar dari mulutnya karena rasa sakit yang ia rasakan, dan matanya menatap Jun Wu Xie di sisi lain tak bergeming.     

Ia merasa benar-benar geram!     

"Bagiku, kau tidak memiliki kemampuan." Jun Wu Xie menatap mata geram Gu Ying, tetapi matanya sendiri tidak menunjukkan sedikit pun emosi.     

Tak pernah di dalam mimpinya Gu Ying berpikir bahwa suatu hari ia akan mati di Dunia Bawah. Kekuatan Ye Sha yang hebat telah mengejutkan dirinya, tetapi yang benar-benar membuatnya menyesal adalah Jun Xie ….     

Ketika Ye Sha hendak membunuh Gu Ying, beberapa sosok tiba-tiba muncul di Akademi Angin Semilir. Lintasan cahaya ungu melesat ke arah Ye Sha. Ye Sha langsung mundur, matanya menatap musuh yang mendekat.     

Empat pria yang berpenampilan menarik muncul di lapangan.     

Ketika mata Jun Wu Xie melihat wajah para penyusup, matanya sedikit memicing.     

Mereka adalah keempat pria yang sama yang berada di Rumah Lelang Chan Lin bersama dengan Gu Ying waktu itu!     

Orang-orang dari Dunia Tengah!     

Jantung Jun Wu Xie merosot. Ia berulang kali memeriksa untuk memastikan bahwa hanya Gu Ying sendirian di Akademi Angin Semilir, dan kekhawatirannya selama ini memang keberadaan orang-orang ini. Ye Sha pasti dapat mengalahkan Gu Ying, tetapi jika jumlah lawan meningkat, keadaan akan menjadi berbahaya bagi mereka.     

Pemimpin para pria itu mengernyitkan keningnya dan menatap Gu Ying di tanah bertanya dengan dingin, "Bagaimana bisa kau sampai berada di keadaan seperti ini?"     

Melihat Gu Ying tergeletak di dalam genangan darah, mata pria itu sangat terkejut. Mereka berani meninggalkan Gu Ying sendirian di Akademi Angin Semilir karena mereka tahu tidak ada seorang pun di sini yang berani menyentuh sehelai rambutnya pun. Tetapi apa yang mereka lihat sekarang membuat mereka sangat terkejut.     

Gu Ying bukan hanya terluka, tetapi lukanya sangat parah!     

Salah satu dari pria itu segera menghampiri untuk menolong Gu Ying berdiri dan ia segera mengeluarkan ramuan dan memberikannya pada Gu Ying untuk diminum.     

Setelah melihat kawan-kawannya, keputusasaan di hati Gu Ying menguap. Ia mengabaikan rasa sakit yang dialami tubuhnya dan mengangkat matanya menatap Jun Xie, senyuman keji tersungging di bibirnya.     

Ia harus mengakui, pria misterius itu sangat kuat. Tetapi kawan-kawannya telah datang dan jika mereka berempat menyerang bersamaan, si misterius tidak akan dapat menahan serangan mereka!     

"Jun Xie …. Sepertinya aku belum akan mati …. Apakah kau kecewa?" Gu Ying tidak melihat orang lain, ia hanya menatap Jun Xie tajam, wajah yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun kecuali ketenangan, ingin melihat apakah sedikit keretakan akan terlihat.     

"Apakah ia yang melukaimu?" Pemimpin para pria itu mengikuti pandangan Gu Ying dan ia melihat Jun Wu Xie, ia sedikit tercengang. Pemuda itu terlihat sangat muda, lebih muda sedikit dari Gu Ying. Tetapi mata itu, benar-benar tajam, lebih tajam dari apa pun yang pernah dilihatnya.     

"Ia tahu mengenai teknik Penyembuhan Roh. Biarkan dia tetap hidup dan bawa kembali bersama kita." Gu Ying menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit yang menyiksanya dan memaksa senyuman keluar dari bibirnya. Ia tidak akan membunuh Jun Xie. Ia ingin Jun Xie tahu, ada waktu-waktu di mana hidup akan lebih menyiksa daripada mati.     

Namun, luka-luka Gu Ying menghalanginya. Ia baru saja meyelesaikan perkataannya ketika ia tiba-tiba memuntahkan darah semulut penuh. Gu Ying tidak mampu bertahan tetap sadar dan setelah memalingkan pandangannya pada Jun Xie sekali lagi, ia pingsan.     

"Bawa dia terlebih dahulu." Pemimpin kelompok itu berkata pada seorang pria lain di sisinya ketika ia melihat Gu Ying yang pingsan dengan kening berkerut.     

Pria itu langsung mengangguk dan mengusung Gu Ying di punggungnya. Tubuhnya melesat dalam sekejap dan ia tiba-tiba sudah hilang dari tempat itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.